Feel You

547 80 1
                                    

....Black Moon...

Penjuru kelas mulai kosong dan  waktu mulai berhitung dengan cepat bergulir berganti gilir seiring dengan peristiwa yang terjadi. Angin bahkan berhembus dengan sangat kencang menerbangkan gorden kecil di balik jendela dengan cepat.

Waktu kian larut sore tetapi tak membuat salah seorang gadis yang terduduk diantara kursi kursi yang menjadi sekat pemisah antara dirinya dengan seorang pria yang masih tampak tertidur pulas. Tak menghiraukan keadaan kelas yang tampak sudah menyepi. Bahkan pria itu masih terlihat menikmati dunianya di alam mimpi. Guyuran air rupanya tak membuat pria bernama Jaehyun itu tergubris dan membuka matanya. Hanya sekejap kemudian pemuda itu kembali tertidur lagi.

Beberapa orang yang lancang dan mengguyur habis Jaehyun beberapa saat yang lalu tak membuat pria itu terbangun dari tidur nyenyaknya di sore hari. Sedikit Jihyo menghembuskan nafasnya. Belakangan ini Lee Dokyeom sering kali membuat kegaduhan di kelas bahkan pria brandal itu pernah memasuki ruang Bimbingan Konseling karena berani memukul habis Ketua kelas dan juga pemuda yang masih bergelut dengan mimpinya itu menjadi salah satu korban kebrutalan Lee Dokyeom.

Jihyo hendak memapah kursi rodanya sendiri bergerak menuju tempat Jaehyun.
Berniat membangunkan pria itu untuk kembali kerumah dan melanjutkan ritual tidurnya.

"Jae.."

"Jihyo!"

Panggilan itu akhirnya membuat Jihyo menoleh dan menghentikan aksinya serta menatap sosok gadis sebahu dengan penuh pertanyaan.

"Biarkan saja!ayo Jungkook sudah menunggumu dibawah" ucapnya dengan nada penuh ketegasan.

"Eunha. Bangunkan Jaehyun sudah waktunya untuk pulang" ucap Jihyo dengan perasaan penuh khawatir sementara Eunha menghembuskan nafasnya secara kasar. Jujur entah mengapa ia menjadi tidak peduli sejak kejadian hujan beberapa hari lalu tentang pengakuan lancang pemuda itu terhadap dirinya.

"Sudahlah Jihyo. Tinggalkan saja dia!"

Jawab Eunha dengan nada ketidakpedulian yang labih memilih mendorong kursi roda Jihyo ketimbang harus membuat tangannya kotor untuk membangunkan pemuda bermarga Jung itu.

"Jika kau tidak mau biar aku yang melakukannya tunggu disini" lanjut Jihyo yang kembali memutar kursi rodanya dan memasuki ruang kelas. Namun betapa terkejutnya ia kala melihat Jaehyun yang ternyata sudah melangkah berjalan kearahnya. Jihyo hanya terdiam menatap pria yang terus menunduk bahkan lebih menunduk saat dirinya melewati Jihyo.

"Jaehyun!" Panggilan itu tetap diabaikan oleh sosok pria dengan langkahnya yang sangat cepat meski Jihyo berusaha mengajak bicara Jaehyun tetap saja pemuda itu masih kekeh dengan langkahnya.

Percayalah bahwa dalam hati Jihyo memiliki banyak pertanyaan untuk pria bermarga Jung itu. Bagaimana bisa pria itu sama sekali tidak membalas panggilannya. Apa yang salah?

"Berapa kali aku katakan. Pria sepertinya tidak akan pernah tahu caranya berterimakasih seperti apa" gerutu Eunha dengan tatapan mengintimidasi penuh dengan syarat akan kebencian. Siapa yang mengatakan bahwa Jaehyun tidak mendengar ucapan kejam gadis bersurai pendek itu? Telinganya masih berfungsi dengan baik yang mampu mencerna setiap huruf yang keluar dari ranum bibir gadis bermarga Jung itu. Namun sekali lagi. Ia bisa apa?tak akan ada yang bisa merubah semuanya. Terlanjur menyakitkan.

Jihyo hanya terdiam menelaah semua ucapan sahabatnya ini. Ia tak memiliki jawaban untuk membalas perkataan Eunha yang terbilang menyakitkan untuk didengar.

Eunha dengan perlahan menarik nafasnya dalam dalam. Moodnya sudah dibuat hancur dalam beberapa hari ini karena ulah pemuda bermarga Jung itu.

Siulan itu terdengar kembali dalam indera pendengarannya yang masih mampu mendengar sesuatu dengan baik. Siulan pria dengan bayangan yang selalu menghantui pemikirannya belakangan ini. Membuatnya tak bisa tertidur dengan nyenyak.

Black Moon {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang