que sera ╏ 016

567 89 6
                                    

Keesokan harinya, Wonjin datang ke kampus lebih awal untuk berlatih menyuntik. Jungmo yang tidak sengaja melihat dan membantunya latihan sampai Wonjin berhasil melakukan itu.

Tidak hanya latihan menyuntik, Jungmo juga membantunya berlatihan menggendong pasien. Berkat itu, akhirnya Wonjin berhasil melakukannya. “Apa kau ingin membantu orang yang sakit?” tanya Jungmo.

“Aku ingin membantu Minkyu karena dia akan menjadi Dokter.” jawab Wonjin.

“Itu saja?”

“Aku ceroboh dan tidak baik dalam melakukan apapun. Aku jadi beban untuk kalian tetapi jika aku dapat menolong seseorang seperti memberi dukungan moral pada pasien yang merasa ketakutan.” ia tersenyum.

“Kau luar biasa, kurasa kau bahagia dengannya.” Jungmo mengusap pundak Wonjin.

“Terima kasih.” balasnya.

Lelaki Goo itu bertemu dengan Minkyu saat akan keluar ruang praktek Perawat, Minkyu bertanya apa yang dilakukannya pagi-pagi begini. “Aku menjadi kelinci percobaan lagi untuk latihan menyuntik istrimu.” jawab Jungmo.

“Terimakasih atas bantuanmu.” ujar Minkyu.

“Aku memutuskan untuk tidak merayu Wonjin lagi, tidak peduli betapa buruknya kau sebagai suami. Selama dia bahagia, aku akan menutup mulutku.”

Minkyu tersenyum tipis, “jadi kau menerima kenyataan bahwa kau tidak dapat bersaing dengan perasaan kuatnya untukku, sayang sekali kau baru tau itu sekarang.”

“Apa ini cara kau memperlakukan orang yang sedang mengalah?” protes Jungmo kesal lalu ia menghela nafas, “jaga dia baik-baik.”


〰〰〰〰〰



Wonjin bersama Hyunbin dan Eunsang membicarakan tentang hari dimana mereka akan di sumpah atas  pengesahan sebagai Perawat.

Mereka juga membicarakan jika saat itu akan ada mahasiswa Kedokteran yang akan menghadiahkan bunga kepada Perawat yang disukainya. Seperti biasa, mendengar hal itu membuat Wonjin membayangkan kalau Minkyu juga akan melakukan itu untuknya.

Lalu Minkyu dan Gichan berjalan masuk menuju ke kafetaria, Wonjin mengajak bergabung bersama mereka. Namun Gichan merasa gugup ketika melihat Hyunbin sehingga ia bergegas pergi.

“Kenapa Gichan?” tanya Wonjin.

“Dia tidak enak badan.” jawab Minkyu selagi menahan tawa.

“Dia bohong.” ucap Hyunbin, “kau peringkat 1 lagi kan?” tanya nya kepada Minkyu.

“Kau bilang kau merusak ujianmu, tapi kau....” Eunsang kehabisan kata-kata.

“Suamiku luar biasa.” ucap Wonjin dengan bangga lalu ia mulai mendekati dan bicara pada Minkyu tentang mahasiswa Kedokteran yang memberi bunga pada para Perawat setelah upacara sumpah.

Wonjin merayu suaminya agar mau melakukan itu. “Aku tidak bisa, ada konferensi di pusat kota dengan profesorku.” ujar Minkyu.

“Dia sangat populer tahun kemarin dan banyak Perawat yang sudah memintanya untuk melakukan itu tetapi Minkyu menolak mereka semua.” ucap Hyeongjun yang bermaksud menghibur Wonjim.

“Wonjin kan istrinya,” jawab Eunsang, “dan dia tetap menolak.” sambil tertawa lepas.


〰〰〰〰〰



Satu minggu kemudian, upacara penyematan untuk Perawat pun dilaksanakan. Wonjin dan teman-temannya menerima atribut Perawat secara simbolis dari Kepala Perawat.

“Selamat untuk kita semua!” ucap Hyunbin sambil memeluk teman-teman nya, Wonjin mengusap rambut Hyeongjun yang sedang menangis terharu.

Setelah acara upacara penyematan selesai, hampir semua Perawat mendapat bunga dari mahasiswa Kedokteran.

Wonjin merasa sedikit kecewa karena tidak ada Minkyu, seketika bunga berada dihadapan nya. Jungmo dan Yunseong memberi nya agar ia tidak terus bersedih karena tidak mendapatkan bunga.

“Minhee dan Dongyun menitipkan nya untuk-mu.” ujar Yunseong.

“Kau akan menjadi satu-satunya di kelompok kita yang tidak menerima bunga.” ucap Jungmo, “aku rasa Minkyu akan datang, mungkin.”

“Terima kasih Jungmo, Yunseong.” ucap Wonjin tersenyum.


〰〰〰〰〰



Jam kini menunjukkan pukul 8 malam dan entah kenapa Wonjin masih berada di aula tempat upacara penyematan tadi pagi, ia bergumam. “Lagipula Minkyu tidak pulang malam ini, aku ingin disini sebentar.”

Suara deritan pintu yang terbuka membuatnya terkejut, Wonjin sempat memikirkan hal mistis di dalam aula itu.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya orang itu lalu berjalan menghampirinya.

Mata nya membelalak kaget, “Minkyu? Bagaimana dengan tugasmu di Ibukota?”

“Aku menggunakan kereta cepat untuk pulang.” jawab Minkyu.

“Kau pulang untukku?” tanya Wonjin.

Minkyu mengangguk pelan, “walaupun aku tidak tepat waktu dan toko bunga juga sudah tutup.”

“Aku tidak butuh bunga,” jawabnya, “aku hanya ingin kau datang.” Lelaki jangkung itu memeluk Wonjin erat lalu meminta untuk mengucapkan kembali sumpahnya sebagai Perawat pada saat upacara tadi.

Wonjin lalu mengucapkan lagi kata demi kata bagian dari sumpahnya sebagai Perawat pada upacara penyematan, “aku akan berusaha keras untuk membantu para Dokter dan mengabdikan diriku pada keselamatan mereka yang berada dalam perawatanku.”

“Lagi..” pinta Minkyu, airmata Wonjin mengalir dari pelupuk matanya dan kembali mengucapkan sumpah.

“Aku akan berusaha keras untuk membantu para Dokter dan mengabdikan diriku pada keselamatan mereka yang berada dalam perawatanku.” ia menangis terharu di pelukan sang suami.

Minkyu lalu memandang istrinya dan mencium dahi Wonjin dengan lembut, “apapun kesulitan yang akan dihadapi nantinya, hari ini tidak akan pernah terlupakan.”

〰〰〰〰〰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰〰〰〰〰












attention please!

kalo di real life, upacara sumpah pengesahan itu cuma untuk perawat perempuan doang dan untuk perawat laki-laki ga ada. karena ini fanfiction, jadi harap di mengerti ya yeorobun! terima kasih♡

[✓] que sera ; wonkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang