Puisi I Penuh Marah
Kau marah pada bayanganmu
Kau tersenyum pada pantulan cermin
Ah, teruslah pandang kejauhan
Jangan langit atau laut
Cukup bayangan yang ada di kakimu
Kau marahlah pada duka
Pada seringainya yang kejam membunuh tawa
Bayangmu akan berlari sendiri.Puisi II Membuai
Ceritakan pada malam walau malam tak mendengar.
Adukan pada pagi walau pagi selalu bungkam.
Tak mau tahu soal rindu.
Tak mau dengar akan tawamu.
Ketika demikian,
adukan saja pada gerimis,
pada bulir yang akan menyiram semesta kenangan.Kau ingin bunuh rindu?
gantunglah pada tali buku-buku.
Cekik dia, sampai tak lagi ada suara yang mengundang untuk berduka.Puisi III Penyesalan
Kalaulah suatu kata bagimu jarum, maka biarlah jarum itu menusuk untuk mengeluarkan darah gelap di tubuhmu.
Menyakitkan memang, tapi perlu kau terima untuk kesehatan.Kalaulah suatu kata bagimu racun, teguklah; mematikan memang, tapi dari itu mungkin kau bisa paham satu hal.
Kalaulah kata bagimu adalah pisau, peganglah; walau gagangnya sudah berkarat dan membuat infeksi.
Sungguh tak ada maksud membuatmu bingung, tapi begitulah kata. Tajam, walau dalam bentuk tulisan sekalipun.
YOU ARE READING
Kumpulan Puisi Romance
PoésieApa katamu tentang puisi? Keromantisan? Keindahan? Tidak, sungguh bukan seperti itu. Puisi adalah rasa sakit yang mendera setiap kali dibaca.