Hari ini, di pertengahan musim gugur, Elemental's Kingdom dan para rakyatnya telah bersuka cita menyambut kelahiran pangeran dan putri mereka.
Raja dan Ratu amat berbahagia, karena dikaruniai 7 keturunan yang kembar. Enam diantaranya bergelar pangeran tampan, dan satu, yaitu anak sulung mereka, bergelar seorang putri yang cantik.Raja Elvaro, pemimpin Elemental's Kingdom itu kini tersenyum lembut ke arah Ratu Victoria. Istrinya. Ia lalu mulai mengangkat putra bungsunya. Dan mengumumkannya pada dunia.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah putra bungsuku! Putra yang lahir dari cahaya matahari! Kuberi nama ia, Putra Boboiboy Solar Exarius!"
Tepuk tangan yang riuh kini mengisi halaman istana nan megah itu. Raja Elvaro kembali tersenyum, kemudian meletakan kembali putra bungsunya. Tangannya kini beralih ke anak keenamnya. Dan kembali mengumumkannya pada dunia.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah putra keenamku! Putra yang lahir dari mekarnya kembali bunga Ahre'nums! Kuberi nama ia, Putra Boboiboy Thorn Frestes!"
Tepuk tangan kembali terdengar riuh di halaman itu. Raja Elvaro kemudian kembali meletakkan putra keenamnya, dan tangannya beralih ke putra kelimanya.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah putra kelimaku! Putra yang lahir dari kobaran api! Kuberi nama ia, Putra Boboiboy Blaze Yardolius!"
Tepuk tangan kembali terdengar riuh di halaman itu. Sang Raja kembali tersenyum bahagia. Ia meletakkan putra kelimanya, dan tangannya kemudian beralih mengangkat putra keempatnya.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah putra keempatku! Putra yang lahir dari rintik air dan es! Kuberi nama ia, Putra Boboiboy Ice Frostas!"
Tepuk tangan kembali terdengar riuh di halaman itu. Raja Elvaro kemudian meletakkan meletakkan putra keempatnya, tangannya kini beralih mengangkat putra ketiganya.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah putra ketigaku! Putra yang lahir dari gugur dan bergoncangnya tanah! Kuberi nama ia, Putra Boboiboy Gempa Quakes!"
Tepuk tangan kembali terdengar riuh di halaman itu. Raja Elvaro meletakkan putra ketiganya. Tangannya kembali beralih mengangkat putra keduanya.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah putra keduaku! Putra yang lahir dari semilir angin musim gugur! Kuberi nama ia, Putra Boboiboy Taufan Devinsar!"
Tepuk tangan kembali terdengar riuh. Raja Elvaro meletakkan putra keduanya. Tangannya kini beralih mengangkat putri sulungnya.
"Hai rakyatku sekalian! Inilah, putri sulung keturunanku! Putri yang lahir dari sambaran-sambaran petir di langit! Kuberi nama ia, Putri Eleanora Halilintar!"
Suara tepuk tangan dan sorakkan terdengar lebih riuh seperti sebelumnya. Raja Elvaro kembali meletakkan anak sulungnya di sebuah keranjang yang telah disiapkan. Raja Elvaro menggenggam kedua tangan Ratu Victoria, yang membalasnya tak kalah hangat. Mereka saling melempar senyum, dan kembali melambai pada rakyat-rakyat mereka.
•
•
•
•Bulan telah menampakkan dirinya. Sang Raja pemimpin Kerajaan itu, menatap sebuah potongan-potongan kaca mozaik, yang menunjukkan tujuh wajah yang terlihat identik.
"Hari yang panjang.." Gumamnya lemah
"Kuharap ramalan itu masih bisa diubah. Tapi apalah daya, takdir telah berkata. Kuharap dia tidak benar-benar kembali."
"Rajaku..."
"Apa yang kau lakukan disini, istriku? Bukankah kau seharusnya beristirahat. Hari ini hari yang panjang dan melelahkan bagimu, kan?"
"Dan meninggalkan suamiku sendirian disini? Elvaro, aku tau kekhawatiranmu. Tapi kau tidak bisa terus-terusan seperti ini. Aku yakin, Halilintar pasti bisa mengatasi itu suatu hari nanti."
"Aku tau Victoria. Tapi-"
"Tanpa kita? Dia bisa. Aku yakin dia pasti bisa, Rajaku. Dia berbeda dari adik-adiknya yang lain. Kau harus percaya padanya."
"Tapi Ratuku, dia seorang putri. Dia tidak sepantasnya menerima kewajiban seberat itu."
"Elvaro. Suamiku. Percayalah, Halilintar adalah anak yang kuat. Dia memang seorang putri. Namun itu sama sekali bukan penghalang untuknya, bukan?"
"Yah, kuharap itu yang terbaik, istriku."
"Tentu saja suamiku, takdir tidak pernah salah."
Dua wajah itu kembali berpandangan. Bergerak semakin dekat dan dekat. Hingga perlahan mengikis jarak di antara dua wajah itu. Dan malam itu berakhir dengan tautan kedua bibir yang saling melengkapi.
•
•
•
•Chapter 1, end~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom of Elemental's [SPECIAL EDITION]
Fanfiction"Pada 900 tahun sebelum masehi, perbudakan adalah hal wajar yang biasa diterima oleh para budak kelas bawah. Lolongan kesakitan dan kesengsaraan, tawa kepuasan dari para pemberontak, seruan-seruan marah para prajurit yang menangkap buronan mereka, s...