***
Setelah insiden perdebatan di depan kantin, Jani dan Jipal menjadi sering bertemu. Namun, mereka bertemu secara tidak sengaja itupun tidak jauh-jauh dari perdebatan seperti biasa.
Beberapa bulan kemudian........
Sampai saat ini Jani dan Jipal masih belum bisa untuk berdamai. Walaupun sebenarnya baik Jani dan Jipal tidak mengetahui sebenernya mereka itu ada masalah apa sampai tidak bisa berdamai.
Sampai suatu hari Jipal dipanggil ke ruang guru oleh wali kelasnya.
"Jipal lu dipanggil sama Bu Mery disuruh ke ruang guru." ucap salah seorang teman Jipal.
Saat menuju ke ruang guru Jipal berfikir apa alasan ia dipanggil ke ruang guru. Padahal ia tidak membuat kesalahan yang fatal akhir-akhir ini. Namun, saat hampir sampai ke ruang guru Jipal melihat perempuan yang ia ketahui namanya itu Jani. Iya, dia adalah Jani. Perempuan yang beberapa bulan akhir ini menjadi teman ributnya.
"Loh Jani ngapain ke ruang guru ?" pikir Jipal dalam hati.
"Tuh cowok mau ngapain sih ke ruang guru juga ?" pikir Jani dalam hati.
Akhirnya mereka masuk ke ruang guru dan menuju ke meja yang sama, yaitu meja Bu Mery. Lalu Bu Mery memberitahu bahwa akan ada lomba lukisan se-Bandung yang akan diadakan di Alun-Alun Kota Bandung.
"Kalian Ibu panggil kesini karena Ibu mau bilang ke kalian kalo akan diadakan lomba lukisan se-Bandung. Ibu mau kalian berdua ikut lomba lukisan itu ya." ucap Bu Mery kepada Jani dan Jipal.
"Saya sama dia untuk lomba lukis bu ?" tanya Jipal kepada Bu Mery.
"Iya Jipal, kamu sama Jani ibu tugaskan untuk lomba melukis se-Bandung." jawab Bu Mery.
"Tapi saya gamau ikut lomba lukis itu bu." ucap Jani kepada Bu Mery.
"Kenapa kamu tidak mau ikut lomba lukis Jani ?" tanya Bu Mery kepada Jani.
"Saya rasa lukisan saya masih biasa-biasa aja bu. Masih banyak siswa lain yang lukisannya lebih bagus dari pada saya." jawab Jani kepada Bu Mery.
"Tapi ibu maunya kamu sama Jipal yang ikut lomba lukisnya Jan." ucap Bu Mery kepada Jani.
"Yaudah kalau begitu saya ikut lombanya deh bu." jawab Jani untuk mengiyakan perintah Bu Mery.
"Bagus kalau begitu Jan. Kamu harus ikut ya Pal, karena ibu ga terima penolakan." ucap Bu Mery.
"Iya Bu, saya akan ikut lomba lukis itu." jawab Jipal kepada Bu Mery.
***
Sebenernya Jani masih bingung apakah dia akan ikut lomba yang disuruh sama Bu Mery apa tidak. Karena ia bingung, akhirnya iya menanyakan hal tersebut kepada Karin. Ia ingin menanyakan pendapat Karin apakah Jani harus mengikuti lomba tersebut apa tidak.
'Kariiinnnn, gue mau nanya pendapat ke lo soalnya gue lagi bingung ini.' tanya Jani kepada Karin melalui chatting.
Tidak lama Karin pun membalas....
'Lo mau nanya pendapat apa Jan ke gue ?" tanya Karin kepada Jani.
'Jadi gua kan disuruh ikut sama Bu Mery lomba lukis. Tapi gue bingung ikut apa ga ya ?" tanya Jani kepada Karin.
'Saran gue sih mending lo ikut aja kan lumayan buat nambah-nambah pengalaman lo Jan." jawab Karin kepada Jani.
'Tapi masalahnya gue dipasangin sama si Jipal Rin buat ikut lomba nya.' ucap Jani.
'Anjir, lo beneran sama si Jipal disuruh ikut lomba lukis ?" tanya Karin karena ia masih tidak percaya atas apa yang Jani ucapkan.
'Menurut lo gue bohong gitu.' jawab Jani dengan kesal karena Karin tidak percaya kepadanya.
'Ya maap Jan, abis gue masih ga nyangka anjir kalo lo dipasangin sama si Jipal buat lomba.' jawab Karin karena masih tidak percaya dengan apa yang Jani ucapkan.
'Jadi gimana nih, gue lombanya apa ga ?" tanya Jani untuk memastikan jawabannya kepada Karin.
'Ya menurut gue sih mending lo ikut aja. Itung-itung sekalian lu bisa nanya-nanya sesuatu ke si Jipal.' jawab Karin.
'Dih mau nanya apaan gue ke dia. Lagipula kan gue gaada urusan apa-apa sama dia Rin.' timbal Jani dengan kesal.
'Yaudah iya maaf. Yaudah mending lo siapin diri lo aja buat lomba itu.' jawab Karin.
'Udah ah gue mau tidur ini udah malem soalnya. Waktunya gue buat tidur. Bye Jani.' ucap Jani kepada Karin sambil mengakhiri chattingannya.
'Yaudah deh makasih Karin. Bye.' jawab Jani sambil mengakhiri chattingannya dengan Karin.
***
***
Saat hari perlombaan berlangsung.....
Saat hendak pergi ke sekolah untuk berangkat bersama menuju tempat perlombaan, Jani masih bingung apakah dia akan mengikuti lomba tersebut apa tidak. Jani sebenarnya mau ikut lomba itu, tetapi masalahnya itu partner dia untuk lomba itu adalah Jipal. Sebenernya antara Jani dan Jipal tidak ada apa-apa tapi entah kenapa Jani merasa sebal saja kepada Jipal walaupun tidak ada masalah apapun.
Akhirnya Jani memutuskan untuk mengikuti lomba tersebut. Karena ia ingin mendapatkan pengalaman. Walaupun sebenernya ia merasa kurang sreg sama si Jipal.
Sebenarnya dalam benak Jipal ia bingung saat diberitahu bahwa ia akan diikuti lomba oleh Bu Mery. Apalagi ia akan dipasangkan dengan Anjani Kinan Prananda atau yang biasa dipanggil Jani. Ia bingung harus merasa senang atau kesal, karena ia belum tau sebenarnya perasaannya ke Jani itu seperti apa.
'Sebenernya gue ini kenapa sih. Kenapa gue kepikiran terus ama si Jani.' pikir Jipal dalam hati.
'Plis lah hati gue kenapa bisa kayak begini Tuhan.'
'Gue mau fokus dulu sama lomba lukis ini. Jadi plis lah jangan mikir yang aneh-aneh dulu.' pinta Jipal agar ia bisa lebih fokus terhadap lomba.
***
Saat perlombaan berlangsung, karena Jani dan Jipal mewakili sekolah mereka, mereka duduk bersebelahan. Pada saat perlombaan berlangsung, kuas Jani terjatuh ke lantai. Jipal berniat mengambil kuas Jani, tetapi Jipal tidak sengaja menginjak kuas kesayangan Jani. Kuas tersebut akhirnya patah. Jani yang melihat kuas kesayangannya patah, ia langsung marah kepada Jipal.
"YA AMPUN LO ITU NIAT GA SIH BUAT NOLONGIN GUE ?" tanya Jani kepada Jipal dengan penuh amarah.
"Eh maaf Jan gue ga sengaja bikin kuas lo jadi patah." jawab Jipal dengan merasa bersalah.
"TERUS KALO KUAS GUE PATAH, GIMANA GUE MAU NGELANJUTIN LUKISAN INI. APALAGI WAKTUNYA SEBENTAR LAGI." ucap Jani.
Karena Jipal dan Jani bertengkar akhirnya juri-juri pun menghampiri mereka berdua untuk mengetahui apa yang terjadi dengan mereka.
"Ada apa ini kok malah terjadi keributan ?" tanya juri penasaran.
"Ini pak, bu kuas saya tadi jatuh terus tidak sengaja cowok ini mematahkannya. Lalu saya bingung bagaimana cara melanjutkan lukisannya." jawab Jani.
"Bukannya kalian ini satu sekolah ? Lantas mengapa kalian malah bertengkar ?" tanya sang juri.
"Iya pak, bu maaf saya membawa kuas cadangan jadi kami masih bisa untuk melanjutkan perlombaan ini." ucap Jipal.
Setelah Jipal berbicara seperti itu, akhirnya juri tersebut pun meninggalkan mereka berdua. Dan Jani pun meredam emosinya untuk sementara waktu. Lalu dengan kuas cadangan tersebut Jani melanjutkan lukisannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan
Teen Fiction"Jipal, kayaknya kita sampai disini aja ya. Gue udah gabisa lagi sama lo. Gue harap setelah ini lo lebih bahagia." ucap Jani kepada Jipal untuk yang terakhir kalinya.