1. It's Me

625 71 155
                                    

Apa makna hidup bagi kalian?

Untukku, hidup hanyalah hidup; bernapas, bergerak, bekerja, makan, tidur. Bukan berarti hal tersebut bisa mendeskripsikan hidupku yang terlalu nyaman. Tidak. Hanya saja, tidak ada yang spesial dalam hidupku sejauh ini. Aku selalu bekerja keras, membagi 24 jam dari seminggu yang kupunya untuk sekolah, bekerja dan belajar. Sebagian orang memanggilku si tangguh dari Busan, dan sebagian lagi memanggilku si miskin yang menyebalkan. Menyebalkan .... Tidak heran, sih. Mengingat posisiku yang terlalu berkuasa dengan kemiskinan yang melandaku, maka predikat itu erat melekat pada namaku—Na Eunji yang miskin dan menyebalkan.

Persetan! Bahkan aku tidak meminta makan dari mereka. Aku juga punya teman yang bahkan lebih baik dari mereka. Untuk apa aku harus pusing tujuh keliling sementara ada beberapa orang yang masih menghargaiku; ayah, ibu, Hyunsik, Aeri, dan Jungkook. Orang-orang yang begitu berharga dalam hidupku, lima orang yang menjadi pilar kehidupanku. Sesimpel itu.

"Eunji!" Tanganku refleks melambai begitu dengar bahwa panggilan itu berasal dari Aeri, si gadis manja yang suka berbuat semaunya. Ah! Bukankah dua sahabatku ini memang tidak pernah ada benarnya?

"Beri aku minum!"

"Datang-datang berani memerintahku? Apa yang berani kau pertaruhkan demi menyelamatkan nyawamu ini anak muda?" Kendati paham hanya sebuah candaan, Aeri tak segan membalas dengan sangat kejam. "Aku serahkan nyawa pemuda ini kepadamu Yang Mulia Agung," tuturnya menunjuk Jungkook yang baru saja datang entah dari mana.

"Hey, anak unggulan tidak boleh berada di sini," ejekku bermaksud mengusir Jungkook. Di antara kami bertiga, Jungkook berada di kelas unggulan. Isi kepalanya memiliki lapisan emas sehingga lebih berkualitas dibanding kami yang hanya berlapis alumunium yang terkesan tidak berguna. Namun, tetap saja! Kendati aku dan Aeri memiliki jenis otak yang sama, kapasitas milik Aeri lebih besar dari pada milikku; katakan saja dia lebih pandai.

"Siapa bilang, justru karena aku anak unggulan, jadi bebas melakukan apa pun," balasnya remeh, menyampirkan seringai di antara gurat wajahnya yang dapat dipastikan beberapa gadis di belakangku saat ini hampir pingsan karena perilaku Jungkook baru saja.

"Siapa yang buat aturan seperti itu? Beri tahu aku, gemas sekali ingin mencekiknya." Aeri selalu begitu, tidak pernah bisa mengendalikan ucapannya. Bahkan gadis ini tidak kapok berkali-kali dihukum oleh beberapa guru akibat berkata semaunya.

"Aku punya pertanyaan," jedaku fokus menatap raut dua sahabatku yang berubah drastis menjadi lebih serius. Bukan soal matematika, tapi mengapa mereka tegang sekali? Bibirku tak tahan untuk terkekeh yang tentunya disambut oleh kerut dahi serta alis bertaut pertanda kuriositas mereka yang ingin segera dituntasi. "Apa kalian pernah merasa ketakutan? Seperti ...." Aku mengalihkan pandangan pada lapangan basket yang kini sedang dipenuhi oleh siswa lain dari kelas kami—aku dan Aeri—sedang berolahraga. "Apa mungkin kita akan terus bersama? Bagaimana jika salah satu di antara kita membuat kesalahan besar? Bisakah aku tanpa dua sahabatku? Mampukah aku berdiri sendiri jika suatu saat nanti kita dipisahkan oleh suatu alasan?"

Selama ini yang aku pikirkan adalah, aku mampu sendiri. Buktinya, sebelum mereka hadir aku terbiasa bekerja sendiri, belajar sendiri, bermain sendiri, melakukan segalanya sendirian. Tapi akhir-akhir ini aku sadar, bahwa aku tidak benar-benar sendiri. Saat itu, ada ayah yang selalu membantuku memasukan bunga-bunga ke dalam keranjang—waktu itu, saat Sekolah Menengah Pertama. Aku memiliki ibu yang selalu membuatkanku sarapan. Dan Hyunki teman bermain meski hanya beberapa menit saja. Aku tidak pernah sendirian.

Lalu ketika beranjak dewasa dalam waktu yang ternyata begitu singkat. Aku meninggalkan mereka, memutuskan hidup sendirian dengan alasan melepaskan beban kedua orang tuaku terhadapku. Dan takdir mempertemukanku dengan Jungkook sebagai pengganti ayah, menemukan Aeri sebagai pengganti Hyunki, dan mereka berdua sebagai ibu.

CRY; Santhemum-JK [TAMAT-REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang