Prolog

260 15 3
                                    

"Uwan, maafin aku ya . Aku ada disini buat kamu. Aku gak kemana mana lagi kok" Ujar Nabila sesegukan. Dia menunggui Ridwan yg tak kunjung membuka mata karena kecelakaan yg menimpa nya beberapa hari lalu.

"Na, Kamu yang sabar ya. Uwan kita pasti bangun kok" Kata Lesti yg juga sudah banjir dengan air mata karena adik kesayangan nya itu terbaring di rumah sakit.

"Nana bodoh kak, Nana yg nyuruh Uwan ke rumah malam itu . Padahal Nana tau kalo di luar lagi hujan lebat banget. Nana bodoh kak" kini Nabila menangis di pelukan Lesti.

"Ini takdir, tidak ada yg perlu di salahkan. Uwan melakukan itu karena dia sangat menyayangi kamu. Dia menyukai kamu sejak dulu. Sangat mencintai kamu. Bahkan saat kamu sudah menjadi milik orang lain"

"Nana tau kak, dari apa yg di buat untuk nana, semua nya dia relakan hanya untuk membuat Nana tersenyum bahagia, tapi Nana yg buta karena tidak bisa melihat kasih sayang Uwan untuk nana kak"

"Sekarang kamu sudah tau kan? Bahkan mungkin malam itu kalian sudah membuat komitmen untuk selalu bersama. Kakak hanya berharap yg terbaik, hanya itu yg bisa kakak beri untuk kalian" Lesti mengelus lembut Kepala Nabila dari luar hijab nya.

Nabila tak membalas. Dia terus saja menangis.

●●●●●●●●●●●

Ridwan sedang menjalani kemoterapi nya. Kanker telah tumbuh di dalam badan nya sejak kecil itu, kini naik ke stadium 4 . Dimana dia harus benar benar dekat dengan obat dan hanya boleh berada dalam pengawasan Dokter .

"Mbok Imah jangan khawatir begitu, Uwan gakpapa kok"

"Kamu itu selalu gak nurut sama Mbok, besok besok harus di antar Pak ansoel kalo mau pergi pergi"

"Iya Mbok cantik, lagian uwan gakpapa kok. Cuma lecet dikit doang"

●●●●●●●●●●●●

Kupetik bintang ...
Di angkasa...
Bintang nan tinggi bercahaya

Rasa tak Sampai namun aku coba

Akhir nya kini kau dalam genggaman

●●●●●●●●●●●●●●

Pagi hari nya...

Aku ... anak semata wayang dari Zaskia sungkar dan Nassar Sungkar.

Sepasang orangtua yg hanya sibuk dengan dunia bisnis nya. Tanpa memperdulikan aku, Anak kandung mereka sendiri.

Ya, mereka sering meninggalkan ku hanya bersama Mbok Imah . Orang yg sudah bekerja bersama keluarga ku bahkan sejak Kakek dan Nenek masih hidup. Ia juga yg merawat Kedua orangtua ku.

"Mbok, uwan ingin pergi keluar sebentar ya. Ada yg harus di beli" pamit ku pada Mbok Imah yang sedang menyetrika baju.

"Hati hati le ... di anter sama Pak Ansoel kan?" Balas mbok Imah namun hanya ku jawab dengan gelengan kepala.

Aku mendekat ke arah nya. Memeluk nya sebentar.

"Mbok, uwan hanya dekat saja kok pergi nya . Uwan ingin naik motor lagi. Mbok jangan khawatir ya" Mbok Imah kembali memberi penolakan .

"Uwan akan baik baik saja" Ujar ku saat Mbok Imah ingin membalas ucapan ku lagi.

"Baiklah... tapi jangan lama lama ya. Obat sudah uwan bawa?" Aku mengangguk dan tersenyum.

"Semua yang uwan butuhkan sudah uwan siapkan di weistbag ini Mbok. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Cinta RIDWANWhere stories live. Discover now