Bunga Dahlia

98 8 2
                                    

Sejak pulang dari lari pagi nya, Ridwan mengurung diri di kamar.

Bugghh

"Berani berani nya Lo nampar Nana hah?" Bentak Ridwan saat melihat Nabila ditampar oleh teman laki laki nya.

"Kalo lo berani, sini lawan gue" sambung nya.

Cihhh " balas laki laki itu.

"Emang nya Lo siapa hah?Gue pacar nya,jadi bebas dong mau ngapain aja" lanjut nya dengan wajah songong.

Ridwan tersenyum miring.

"Kalian baru berpacaran , belum juga menikah" Ujar Ridwan .

"Na, sekarang kita pulang" Ridwan menarik paksa Nabila untuk mengikuti nya.

"Lepas Wan, kita emang sahabatan. Tapi bukan berarti lo bisa seenak nya ikut campur sama masalah pribadi gue" Nabila kembali pada laki laki yg menampar nya tadi.

Ridwan hanya terdiam heran. Dia tidak habis pikir dengan sahabat nya itu.

"Kak Awan ,please jangan putusin aku. Kakak janji kan akan jagain aku selama nya" rengek Nabila pada laki laki yg di panggil nya dg sebutan kakak itu.

"Hubungan ini membosankan, jadi please . Gue bosen sama Lo ,jadi gue pingin kita putus"

"Semudah itu kak? Tadi pagi kita baik baik aja loh" elak Nabila.

"Udah ah, gue mau ketemu sama pacar baru gue , bye "

Laki laki itu melenggang pergi. Namun belum jauh melangkah, sebuah tangan menarik nya kasar dan

Buggggh

"Berani berani nya lo ngelakuin itu semua sama adek gue hah?" Teriak seseorang yg bukan lain adalah Fildan.

Bugggh buggghh

Fildan kembali melayangkan pukulan nya.

"Kak udah kak stop" Nabila terus saja memeluk Fildan berusaha menghalangi nya.

"Kak awan pergi kak sekarang" pinta Nabila dan Awan pun lari terbirit .

"Kamu gakpapa dek? Gak ada yang luka?" Fildan memeriksa Nabila .

"Nana gakpapa kak. Nana gak papa" Nabila memeluk erat Fildan.

"Kita pulang sekarang ya" Nabila hanya mengangguk pasrah dan mengikuti Fildan.

"Dimana Ridwan?" Tanya Lesti dalam hati nya.

Tok tok tok

"Uwan ini Kak Lesti dek" Ujar Lesti

Klek

Lesti membuka pintu kamar Ridwan yg ternyata tidak terkunci.

"Ternyata tidur toh, bikin was was aja kamu dek" Lesti mendekat ke arah Ridwan.

Terlihat oleh nya luka memar di pipi kanan nya.

"Pasti karena temen nya Nana tadi deh"

"Kayak nya harus pulang nih ( Lesti melihat ke arah arlogi nya) nanti titip pesen aja deh ke Mbok Imah. Mimpi indah adik tampan. Jangan terlalu banyak berharap terlalu jauh" Lesti mengelus pucuk kepala Ridwan sebelum akhir nya keluar dari kamar bernuansa biru langit itu.

Ridwan terbangun saat adzan dhuhur berkumandang.

"Uwan, bangun ganteng. Siap siap buat ke masjid ya" Tutur Mbok Imah membangunkan Ridwan lembut.

Cinta RIDWANWhere stories live. Discover now