6 - already changed

5.6K 1.3K 135
                                    

Kalian pasti mengerti bagaimana caranya menghargai penulis.











“Cukup sekali saja aku pernah merasa, betapa menyiksa kehilanganmu.
Kau tak terganti, kau selalu yang kunanti...
Takkan kulepas lagi.” — Raisa, kali kedua.



Dedicated for Olivia, dari pengagum rahasiamu.



Lee H.

















BRAK!

Kali ini bukan hanya dinding yang lelaki itu tinju, namun pintu ruang tamu di rumahnya tak tanggung-tanggung ia buat hingga berdebum keras demi melampiaskan emosinya yang sudah tak karuan semenjak pulang dari cafe.

Setelah gagal menyelamatkan Sang gadis, lelaki  itu kerap menyalahkan dirinya sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya. Sudah mencoba melacak nomor telepon Olivia berkali-kali, namun gagal.

Satu hal yang membuat langkahnya berhenti sejenak. Ia teringat dengan satu orang yang menurutnya berhak untuk disalahkan.

Na Jaemin.

Amarah Sang lelaki tak dapat ia pendam lagi. Kini, Haechan melangkah murka menuju kamar berpintu putih tulang di lantai dua. Kedua tangannya mengepal berancang-ancang memukul seseorang yang menurutnya berhak ditinju. 

Kriett...

Belum sempat membuka pintu tersebut, seorang laki-laki bersurai hitam legam muncul dengan piring dan gelas kaca di kedua tangannya. Kedua netra lelaki itu menatap sepupu di hadapannya dengan kedua alis yang terangkat. Na Jaemin, baru saja selesai makan mi goreng di kala derasnya hujan saat ini.

"Haechan? ada apa?" tanya Jaemin, terkejut melihat sepupunya yang datang tiba-tiba.

Dia menatap Haechan keheranan karena pulang dalam keadaan basah kuyup, "Kenapa gk sewa payung di cafe aja?" lelaki itu meletakkan piring dan gelasnya di atas nakas. Sebelum sempat mengambil handuk yang bergantung di gantungan kamarnya, lengannya ditarik kuat-kuat dari belakang.



"BRENGSEK!"








BUAGH!

Lagi-lagi, malam ini Jaemin harus bersikeras menutupi lebam di wajahnya untuk yang kedua kalinya.

Haechan menarik kerah Na Jaemin dengan amat kasar, menarik kerah tersebut, kemudian berteriak.

"OLIVIA DICULIK! PUAS LO BANGSAT?!"

Teriakan itu, tak hanya membuat sepupunya terdiam seribu bahasa. Na Jaemin membelalak menatap sepupunya dalam-dalam. 

Di culik katanya? bagaimana bisa?

SirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang