short story

793 99 6
                                    

Aku berjalan sambil menatap kaki-kaki telanjangku. Malam yang dingin bahkan tidak bisa membuatku menggigil kedinginan. Mungkin aku sudah mati rasa, sungguh aku ini benar-benar menyedihkan.

Semua yang terjadi tidak bisa aku putar kembali, kesalahan yang telah aku lakukan berdampak bagi akhir ceritaku sekarang. Kini bagaimana aku mengakhiri perasaan yang mencekikku?

Tidak ada yang tertinggal, tidak ada lagi diriku dalam prioritas hidupmu. Tidak lagi ada aku dalam setiap ceritamu. Semuanya hilang, bahkan bayanganmu saja seolah enggan berada di dekatku.

Sepiku ini adalah milikku.

Lampu jalan menerangi setiap langkah berpijakku, cantik. Rasanya aku ingin jadi seperti lampu jalan saja, tetap berusaha menerangi meskipun hanya sementara waktu.

Tidak perduli betapa dinginnya angin malam yang menusuk kulit, bagiku hanya tatapan dingin milikmu saja yang menyakitiku. Ah, apa kamu tidak berpikir ini terlalu kejam untukku?

Untuk seseorang yang pernah mengisi hari-harimu, seseorang yang pernah memberimu cinta, seseorang yang pernah membahas masa depan bersama. Bukankah ini tidak adil?

Kamu sangat ahli menyakitiku, sungguh. Mungkin semua goresan pena dalam bukumu hanyalah omong kosong. Kamu bilang mencintaiku, menuliskan jika kita kembali bertemu mungkin Tuhan memang mentakdirkan hal itu.

Tapi dimana dirimu sekarang?

Kamu tidak ada.

Seharusnya sejak awal aku tidak perlu mencarimu lagi, menemuimu atau bahkan menaruh harapan padamu. Aku bodoh sekali.

Ah, atau mungkin sejak awal kamu juga tidak perlu menuliskan 'sampai jumpa' kalau pada akhirnya tidak ingin melihatku lagi. Benar 'kan?

Sekarang aku mengerti, tidak ada yang benar-benar ada untukku, bahkan kedua orang tuaku pergi tanpaku. Aku kembali sendirian. 

"Selamat tinggal, Sasuke."

Mulai malam ini, tidak akan ada aku lagi. Kamu tidak akan melihat aku lagi.

"Terimakasih sudah mencintaiku, Sasuke."

Hanya itu, sebelum semuanya terasa gelap bersamaan dengan dingin yang membungkus seluruh tubuhku.

---------

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang