short story (3)

198 38 2
                                    

"Jadi ... apa papa suka hadiahnya?"

Aku mendadak gugup saat papa melihat kado dariku. Aku membelikan papa alat pijat listrik karena sepertinya papa akan membutuhkannya.

"Ya ... ini bagus," jawabnya.

Melihat respon papa di luar ekspektasiku membuatku kecewa karena terlalu berharap papa akan memelukku senang. Apa seharusnya aku memberikan tomat saja? Pasti papa setidaknya akan tersenyum.

"Papa tidak suka kan," tudingku. "Simpan saja alat pijatnya, tidak papa pakai juga tidak apa-apa."

"Sarada ...."

"Aku mau pergi makan kue dulu." Aku pergi ke dapur begitu saja meninggalkan papa dan mama yang saling menatap satu sama lain.

Sambil menggerutu aku memakan potongan kue yang sudah kupotong ukuran besar dengan rakus. Rasa kue buatan mama sedikit mengalihkan rasa kesalku jadi aku berpikir akan makan sebanyak mungkin agar merasa lebih baik.

Tidak peduli jika papa tidak akan kebagian kue miliknya, toh jika diberi tomat papa akan senang. Papa juga tidak terlalu suka makanan manis, jadi tidak apa-apa kan kalau aku habiskan?

Yosh! Mari habiskan—

"Apa kuenya seenak itu?"

"Uhuk!"

—kue milik papa.

"Kau baik-baik saja?"

Aku melirik papa yang menghampiriku dengan raut khawatir. Huh, padahal aku sampai tersedak begini kan karena kehadirannya itu! Lalu sejak kapan papa berdiri bersandar di dinding dapur memperhatikanku?

Aish, aku jadi merasa telah ketahuan mencuri di rumahku sendiri!

"Papa sedang apa?"

"Kau baik-baik saja?"

Mendengar pertanyaan papa untuk kedua kalinya membuat keningku mengerut. Memang aku kenapa?

"Aku tidak mau bicara sama papa," balasku ketus.

Kali ini papa yang mengerutkan keningnya. Ia berjalan mendekatiku. Ketika kami saling berhadapan, ia menatapku sejenak dan setelah itu membungkukkan tubuhnya untuk memelukku.

Perlakuan papa yang mendadak ini membuatku salah tingkah dan kurasakan jantungku juga berdetak sangat cepat.

"Papa ... apa yang kau lakukan?" tanyaku dengan suara gugup.

"Terima kasih."

"Huh?"

Papa menjauhkan pelukannya dan memberikanku ketukan dua jari di keningku. "Kadonya little peanut."

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum dan membalas pelukan papa. Lalu mama datang dan bergabung bersama kami.

Sungguh, hari ini merupakan hari bahagia yang tidak akan aku lupakan.

_____

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang