epilog

1K 104 13
                                    

Kau masih menutup kedua matamu, menyembunyikan netra hijau yang bisa membuatku terbuai. Hal terbodoh yang masih aku lakukan adalah tetap melihat ke arahmu meskipun jalan diantara kita sudah tidak sejalan.

Jika saja saat itu aku tidak melihatmu menangis di bawah guyuran hujan, apa mungkin aku akan kehilanganmu tanpa perpisahan? Apa Tuhan sungguh ingin memisahkan kamu dariku?

Tidak, bukankah itu sangat tidak adil? Karena sekuat apapun aku mengabaikanmu, sejauh apapun aku pergi, pandanganku selalu terpaku pada satu titik, kamu.

Kita berdua memiliki luka, hanya saja masih bersikeras untuk tetap bersama. Entah apa yang sebenarnya Tuhan rencanakan, mempermainkan dua hati yang tidak tahu harus mengadu pada siapa lagi kalau bukan dengan-Nya.

Penyesalan akhirnya semakin menjadi, menumpuk tiada henti sampai aku berpikir apakah ini seharusnya tidak kulakukan sejak awal terikatnya kami? Aku hanyalah pria bodoh, pria tidak tahu diri yang membuat seorang gadis yang aku cintai memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Kenapa kau lakukan itu, sayang?

Aku mendekatimu, dan izinkan aku untuk melakukan ini.

"Tetaplah hidup untukku." mengecup keningmu sejenak. "Jangan menangis, sayang. Tidak, jangan menangis lagi."

----------------------

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang