💔

165 16 2
                                    


( play musik)





"Kamu becanda?"

Nakyung tau respon jinyoung pasti kaya gini. Gak sekarang nakyung bener bener udah gabisa buat bareng lagi sama jinyoung kali ini serius dia pengen pisah.

"Coba deh kamu pikirin lagi, aku salah apa sama kamu?" tanya jinyoung dengan nada yg lemah.

"Aku.. aku hanya ingin putus". Jinyoung mendecih mendengar gadisnya berkata begitu.

"Maaf jinyoung, mulai hari ini kita ga ada hubungan apapun lagi" setelah berkata seperti itu nakyung pergi ninggalin jinyoung sendiri.

"Aku.. Aku gabisa tanpa kamu na" lirih jinyoung. Ia berlutut menangis dalam diam.




This night is cold in the kingdom.

I can feel you fade away.

From the kitchen to the bathroom sink and your steps keep me awake.


"Kamu benar benar jahat na" lirih jinyoung sambil menangis terduduk.

Liat lah langit sekarang benar benar ikut bersedih. Hujan turun mengguyur pemuda yg semakin lama semakin terisak.

Dont cut me down, Throw me out
Leave me here to waste.

I once was a man with dignity and grace.

Now i'm slipping through the cracks of your cold embrace.

So please please.

Jinyoung semakin terisak bahkan ia sesekali berteriak untuk melampiaskan kesedihan, kemarahan, kekecewaan yang ia rasakan malam ini.

Tak sekali dua kali jinyoung menghantam pohon dengan tangannya. Ia tak peduli dengan tangannya kini sudah bercucuran darah.

Could you find a way to let me down slowly.

A little sympathy, i hope you can show me.

If you wanna go then i'il be so lonely.

If you're leaving baby let me down slowly.


"Na, kenapa? Kenapa kamu pergi?! Kenapaa!!! Arrkgghh" jinyoung berteriak sekeras mungkin supaya ia bisa menghilangkan rasa sakitnya sedikit saja.

Tapi tetap gabisa.

Let me down, down. Let me down down.

Let me down let me down. Down let me down.

Down, Let me down.



Jinyoung dengan langkah pelan melangkah berjalan pulang. Setidaknya ia masih ingat rumahnya.

Badan menggigil, muka pucat, bibir yg bergetar serta tangan yg berlumur darah.

Ia sama sekali tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia berhenti sejenak, memandang rumah bercorak kecoklatan itu lalu ia tersenyum.

Ingin masuk namun ia urungkan niatnya ia lupa, dia sudah tidak ada hubungan apa apa lagi dengan pemilik rumah tersebut.

Maka jinyoung mundur lalu meneruskan perjalanannya untuk pulang.

I hold on to litle pieces of what we were.

I know we're long gone, but take it easy.

Because it hurts.

Gadis cantik itu hanya bisa menggigit bantalnya, ia menangis. Apa keputusannya benar? Mengapa terasa menyakitkan.

Apa jinyoung akan baik baik saja? Apa dia tidak berbuat yg menyakiti dirinya sendiri? Apa jinyoung sudah pulang? Apa jinyoung kehujanan?

Masih banyak lagi yg gadis ini pikirkan, jika masih mencintai lalu kenapa memutuskan? Ah iya jinyoung terlalu cemburuan jinyoung hanya mengekangnya.

Iya itu kan alasannya untuk putus dengan pemuda berwajah kecil itu.

'Aku ga boleh lemah, aku sendiri yg milih jalan ini jadi aku harus tetap melaluinya tapi.. " Batinnya.

"Hiks.. Hikss maaf jinyoung maafin aku--,

Cuma ini caranya agar kamu bisa berubah jadi lebih baik lagi, hiks.. Maafin aku jinyoung" - ucapnya sambil menangis.

Mereka sama sama tersakiti mungkin ini sudah garis takdir untuk mereka berdua.

And i can't stop my self from falling down.


Protective || Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang