Indulgensi

13 1 0
                                    

Indulgensi? Yup, mungkin terdengar cukup radikal dan menyimpang, namun kupikir—hanya menurut sudut pandangku—kupikir kematian sendiri ialah indulgensi. Meskipun, indulgensi yang berlaku kepada kematian ialah sebuah pengampunan sesaat bagi mereka yang telah pergi terlebih dahulu. Maaf, mungkin terlalu sulit untuk mengikuti analogi dengan penggambaran sebagai pengampunan. Daripada pengampunan, mungkin lebih cocok jika dikatakan itu sebuah “istirahat sesaat” dari kehidupan yang keras. Kedengaran lebih baik bukan? Namun, pada akhirnya kematian itu sendiri dapat dilihat dalam tiga bentuk, yaitu hak, kewajiban, dan pilihan. Hak bagi mereka yang lama melihat, mengetahui, dan merasakan kerasnya kehidupan, lalu kewajiban bagi mereka yang entah memiliki kesadaran maupun tidak, serta pilihan bagi mereka yang memutuskan untuk pergi lebih awal. Bukannya aku membenarkan bunuh diri—karena pada faktanya, aku pernah melakukannya jua. Jadi terdengar begitu ironis jika aku menyalahkan konsep bunuh diri—tetapi ada kalanya di mana seseorang menemui jalan buntu atas masalah hidupnya, merasa putus asa, dan memilih untuk pergi, karena itu jauh lebih mudah. Pada akhirnya, dunia ini tidak pernah baik kecuali terhadap segelintir orang. Asumsikan saja begini; jika eksistensiku secara penuh terus membawa dunia ke jurang kehancuran, lalu dengan kematianku, mungkin orang-orang dapat diselamatkan, maka kupikir akan jauh lebih baik bagiku untuk mengakhiri hidupku. Bukan karena aku ingin mati. Faktanya, tidak ada seorangpun yang ingin mati. Mereka hanya ingin perasaan sakit tersebut pergi. Namun apalah daya, aku ini orang yang lemah. Aku sama sekali tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan hidupku. Untuk memberanikan diri sesaat, mengambil sebuah keputusan berani, atau untuk terus hidup, menerima semuanya dalam keputus-asaan tanpa akhir? Tentu kalian paham mana yang lebih mudah untuk dilakukan. Nyatanya, aku sama sekali tak pantas untuk mengatakannya. Karena aku sendiri juga orang yang lemah.

Timeless TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang