Matahari pun terbit di sebelah timur, ya iyalah terbit di sebelah timur kalo di sebelah barat kan bahaya. Gak bisa lagi mbak menatap senyuman hangatnya anak tetangga.
Bucin aja terus sampe kiamat baru inget dosa.
"mbak, mak. Kakak pergi sekolah dulu ya sama Lami." ucap Ningning yang sudah rapih menggunakan seragam sekolah dan sepatunya.
"iya, adek sekolah pagi ya! Ga sekolah malem. Dadah~" ngomong-ngomong masalah adek yang nangis semalem udah di tenangin sama Ningning. Jadi adek kayanya udah Lupa.
Keduanya berjalan seperti anak kembar menuju sekolah.
"eeee nyak koeun, eneng geulis nya mana?" tanya NaJaem yang baru membuka pintu apartnya.
"Gue neng geulisnya, napalu?" jawab koeun dengan nada menantang,
"hoaks ah." jawab Najaem
"udah ah lu, pagi-pagi gak usah mulai ngedrama, ngotorin mata sama telinga gue aja."
"di tutup atuh..." balas Najaem
"cot." jawab koeun singkat
"mbak. Aku pergi ngampus dulu ya, mbak libur kan? Titip cucian sama ngepel lantai ya." ucap koeun yang sedang memakai kaus kaki.
Hina yang mendengar suara itu berlari menuju pintu depan.
"Asiyap santuy." balas Hina
Setelah selesai, Koeun pun melangkah pergi. Ketika Hina hendak menutup pintu...
"eeeeehh." pintu itu di Halang oleh Jaemin.
Untung Koeun sudah pergi duluan.
"mbak Hina kalo pagi-pagi cantikknya nambah, apalagi bersihin rumah, mirip istri bagi calon anak-anakku kelak dimasa depan." Hina tak bisa menyembunyikan pipinya yang panas dan memerah seperti udang,
"Semalam neng bisa tidur gak?." tanya Najaem
Hina menggelengkan kepalanya.
"sama atuh, aa juga gabisa tidur, soalnya terus-terusan terbayang wajah indahnya neng Hina, kangen aa tuh."
Oke sekali lagi hatinya melayang.
"bisa aja jaem kalo nge gembel. Makin keliatan jiwa gembelnya." ucap Hina sambil menepuk pelan dada kiri Na jaemin.
Di gengggamnya tangan Hina, membuat Hina terasa bergejolak, lantas dituntun tangan itu ke dalam dekapan dada bidang dari Na Jaemin
"Jantung aa makin berdegub kencang." ucap Na Jaemin.
"awas bentar lagi ga berdegub berarti mampus." ucap Hina.
"Ah Neng mah, berusaha gagalin keromantisan aa. Padahal aa udah serius." ucap Jaemin
"serius apa?" tanya Hina yang bingung,
"Serius bawa Neng Hina ke atas Pelaminan."
Kyaaaaaaaaaaaa
Jantung hina semakin berdegub tak karuan, memang gila kalo Jaemin yang mulai menggoda nya.
Tak dapat berkata-kata.
-----------🌱
Brrrmmm brrrmmm
"liat nih ya bentar lagi anak haram mau begal kita." ucap Ningning yang mendengar suara motor, Lami awalnya ingin memalingkan pandangan ke belakang, namun di larang oleh Ningning.
Brrrmmmm brrrmmmmm
"Tutup kupingnya dek, jalan aja." ucap Ningning sekali lagi.
Belum sempat keduanya melanjutkan langkah,
"CEWEEEKKKK."
"mampus." gumam Ningning
Di genggamnya tangan Lami, berusaha terus berjalan.
"GA JAWAB GUE BUNTINGIN LO NING." ucap pria yang sedari tadi mencari perhatian.
"Apasih titisan dajjal? Taulah gw lu pake motor baru, gak perlu geber-geber gw kaya gitu. Ga keren." Balas Ningning,
Lami yang dari tadi berada di antara keduanya masih menutup kuping.
"eh dek Lami" ucap pria itu
"gak usah denger dek, suara azab." larang Ningning
"lo gk usah provokasi Lami lah njing." Ucap pria itu
"UDAHLAH LUC, GW MAU SEKOLAH, JANGAN LU GANGGU ANAK ORANG." teriak Ningning
Lucas yang mendengarnya tersenyum
"Nah gitu dong, ngegas... Jadi sayang." Ningning yang mendengar itu berusaha meninggalkan Lucas,
"Gue tunggu dikantin ya Ning, muach." Ucap Lucas,
Namanya Lucas, sengaja Tinggal kelas sekali demi menanti Ningning di bangku SMA, gendeng emang. Ada tolol-tololnya. Cintanya begitu buta, niat hati ingin membonceng Ningning menggunakan motor baru malah mendapat makian dari sang empu yang dituju. Tapi tetap saja, terlanjur Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorm sr19g
RandomSambil nungguin berita debut mending nonton drama saja sambil ngemilin kripik kentang-Hina "Tapi maap ya mbak . . . Kami ga ikutan debut." - Koeun Lami