Pulangnya Adek Ke Kampung Halaman

97 12 0
                                    

"gausah cengeng mbak. Adek aja ga nangis,"

Hina malah menangis dengan keras, membuat Lami kebingungan.

Suara orang memasuki rumah juga terdengar, "ADEK KAMU GAPAPA?!"

Itu Ningning. "Kakak denger kamu pulang langsung izin. Mana yang luka sini." ucap Ningning dengan sigap.

Langsung di berinya perban kecil untuk kepala Lami yang berdarah.

"sama siapa kamu berantem hah? Gapernah ya kakak liat seumur hidup kamu barbar kaya gini. Berantem ya berantem tapi cuma adu mulut. Ga baku hantam gini!."

Ningning terus mengoceh sembari membersihan beberapa luka yang ada di badan Lami.

Memang lukanya tidak parah, tapi seperti luka kecil di lutut, lengan. Dan...

"KAKI KAMU MEMAR BIRU BEGINI. SAKIT KAN DEK PASTI?!" Ningning heboh melihat Betis kiri Lami yang sungguh, itu memar yang parah. Betisnya bahkan berwarna biru akibat memar.

Lami hanya menyengir. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya

"Telpon tante terus Hin!"

Hina hanya megangguk terus beranjak menuju kamarnya untuk mengambil ponsel.

"kakak khawatir kalo kamu begini,"

Lami hanya tersenyum, "bandel bat ya! Kalo dimarahin itu nunduk sedih. Ini malah senyum." Ningning kesal dengan adiknya ini.

"kata tante nanti sore bakal kemari, katanya Lami suruh nginep dirumah sana."  ucap Hina yang berjalan mendekati Ningning dan Lami.

--------🌙

   Kedua orangtua Lami telah menunggu Lami untuk pulang bersamanya kerumah.

"Tante maaf kalo kami ga bisa jagain Lami. Semuanya kalalaian kami." ucap Koeun meminta maaf kepada Irene yang merupakan ibunya Lami.

Irene tersenyum, "ga masalah, adek mungkin butuh hiburan." balas Irene

Lami hanya menundukkan kepala.

Nama Mamahnya itu Irene. Wanita cantik yang di kagumi sejuta umat semasa SMA dulu, eh ga juga. Sampai sekarang masih di goda dedemit. Untung suaminya tajir.

"Lami? Sini nak..." ucap sang Ayah yang melambaikan tangannya, sudah siap menunggu Lami untuk masuk kedalam mobil.

Lami hanya menunduk seraya berjalan menuju Ayahnya.

Itu Ayahnya, suami dari Irene. Ya iyalah kalo bukan suami mana mungkin jadi ayahnya Lami. Yakan yakan...

Mereka sudah siap untuk berangkat pulang. Hina, Ningning dan Koeun hanya diam tanpa berani berkata sepatah apapun.

Irene tersenyum, lalu berpamitan kepada ketiganya.

Disinilah kegundahan Kakak yang membuat mbak kebingungan,

"KaLo kItA di uSiR gIMaNa iNI?!" ucap kakak yang terus-terusan mondar mandir di depan Koeun dan Hina.

"Ya nego jadiin sewaan lah, kalo ga boleh, kita pindah." balas Koeun santai.

"TAPI NANTI AKU GA BISA DEKETAN LAGI SAMA NANA." Tuntut Hina,

Di toyornya kepala gadis blast Jepang ini, "bucin mulu najis." ucap Koeun, Ningning yang melihat hanya mengejek Hina.

Ketika hendak berbalik badan, ketiganya terhenti.

Akibat di stop dengan Jisung, ketiganya menatap Jisung dengan aneh, "eh anaknya pak aji dateng tuh." ucap mbak,

"ngapain u dateng hah? Kemana aja?" tanya Ningning dengan muka gak santai

"Lami mana?" tanya Jisung balik

"tadi pas lu kemari liat mobil warna putih lewat ga di depan tekongan sono?" tanya Koeun yang di balas anggukan dengan Jisung,

"Nah di dalemnya ada Lami noh," sambung Koeun.

"loh kok mau kemana dia kak?" tanya Jisung kaget,

"dia di jodohin sama emaknya di kampung, jadi di bawa pulang, mau di pingit." balas Hina

"HAH?!" Jisung keliatannya kaget,

Perlu dicatat Jisung sama sekali tidak mengetahui Lami asli dari mana, anak siapa, Jisung bener-bener gak tau latar belakang keluarga Lami. Lucu memang mereka sahabatan dari kecil tapi dia tidak mengetahui apapun tentang Lami.

"Gak mungkin! Lami kan lagi sakit gara-gara insiden sekolahnya tadi." ucap Jisung membantah kalimat Hina,

"Nah lu tau, Jis maap nih ye, gedek gue sama yang mukul adek gue, kalo ketemu sama yang mukul, mau gue baku hantam, mau gue jejekin mukanya ke dinding." ucap Ningning.

"Ning... Yang mukul, itu... Adek gw..."

"HAH LO PUNYA ADEK JIS?!"

Ningning, Koeun, Hina terlihat kaget.

"ADEK DARI MANA LO?! PAK AJI NIKAH LAGI?! BUSED!!!"

"adek kandung lah." balas Jisung,

Wajahnya sedikit kebingungan, sesekali ia mengusap rambutnya kasar. Lalu pergi meninggalkan ketiga gadis didepannya.

Emang susah kalo Jisung nanya nya sama mereka, kalo udah nyatu jadi trio macan mah gobloknya triple.

Dia nanya apa, dijawab apa. Sabarlah...

Harus banyak-banyak sabar Jisung.

Dorm sr19gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang