Lukki Story

179 13 12
                                    

The Truth of

Di Perempatan Jalan (part 2)

Kisah ini menceritakan tentang suatu tempat misterius yang ditakuti banyak orang beberapa tahun ini. Dan buku aneh yang menjadi satu-satunya petunjuk, yang tidak dapat ditemukan sejak kasus kematian sepasang kekasih Devan dan Diana dua tahun lalu. sekarang tempat itu semakin sepi penduduk, dikarenakan banyaknya rumor buruk di tempat ...

" Lukki,... lu baca apa sih ...? serius amat..."

" bukan urusanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" bukan urusanmu ...!!"

Namaku Lukki. Murid SMA biasa yang tidak memiliki daya tarik sedikitpun, namun aku dikaruniai penalaran yang luar biasa. Begitulah orang-orang mengenalku. Berbadan pendek, kulit putih, rambut acak-acankan dan kacamata minus adalah penampilanku sehari-hari. Aku tidak tertarik sama yang namanya percintaan. Berbeda dengan kebanyakan anak remaja pada umumnya yang menikmati masa mudanya dengan percintaan. Aku lebih tertarik dengan kasus-kasus yang diluar nalar pemikiran manusia. Itu lebih membuatku bergairah ketimbang dengan wanita. Setidaknya itu yang kupikirkan sekarang ini. Aku tinggal di sebuah apartemen milik ayahku. Disana aku hidup bersama kakak perempuanku. Dia sangat menjengngkelkan. Dia adalah sosok yang paling kubenci. Selain cerewet, suka seenaknya dia juga selalu menjahiliku. Mungkin ini salah satu faktor penyebab mengapa aku kurang tertarik pada yang namanya wanita, mereka itu bermulut besar dan suka melakukan apapun seenaknya tanpa memikirkan secara logis apa yang mereka lakukan.

" Informasi aneh lagi ... lu tu gak tobat-tobat ya ... apa lu bakal pecahin masalah lagi? Kan baru minggu kemaren lu vakum dari yang kayak beginian... mending lu pijitin kaki gue... pegel banget nih ..."

" ogaaaaah ... !!!"

Bosan mendengar perkataan kakakku yang menyebalkan ini, aku beranjak dari tempat dudukku dan membawa laptopku keluar rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bosan mendengar perkataan kakakku yang menyebalkan ini, aku beranjak dari tempat dudukku dan membawa laptopku keluar rumah. Aku berencana untuk menuju ke kafe untuk sekedar minum kopi, bersantai sambil browsing internet membaca informasi-informasi kesukaanku. Namun untuk sekarang ini aku tidak berniat sama sekali untuk memikirkan sebuah kasus. Karena memang untuk sekarang ini aku lagi libur untuk menggunakan penalaran superku.

" fuuuih... dasar kakak aneh."

"ehemm ... mau pesan apa dek lukki?"

 mau pesan apa dek lukki?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lukki's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang