♥♥♥
Drable singkat tentang Jiang Cheng X Mama A-Xian.
Tanpa Edit. Miss Ty bertebaran. Plot monoton.
OOC!!!
♥♥♥
Wei Wuxian hanya ingin memberikan selamat kepada kakaknya, Jiang Yanli atas kelahiran putra kecilnya. Meskipun dulu ia dan Jin Zixuan pernah memiliki hubungan istimewa terselubung –meskipun mereka telihat saling membenci di luar namun di dalam hati keduanya saling mencintai dan hampir bersama. Hampir− tetapi itu dulu sebelum Jin Zixuan dan Jiang Yanli menikah.
Wei Wuxian pun menerima saja ketika dirinya dijodohkan dengan Lan Wangji. Meskipun ia dan Lan Wangji memiliki karakter yang bertolak belakang, ia bisa menerimanya karena mereka berdua besar bersama dan kerap bertemu dalam pertukaran pelajar antar sekte maupun perburuan malam. Bahkan ketika Wei Wuxian memilih tinggal di Yilling bersama sisa klan Wen yang tersisa, Lan Wangji kerap mengunjunginya.
Hanya saja karena keinginan untuk menjenguk keponakannya yang baru lahir, Wei Wuxian datang ke Yunmeng. Ia tidak bisa pergi ke Lanling sendirian tanpa undangan sehingga ia mau tidak mau harus mengajak Jiang Cheng bersamanya. Tetapi bukannya mendapat sambutan yang ramah, Wei Wuxian justru dikurung di dalam sebuah ruangan kosong oleh Jiang Cheng.
Di dalam kamar tersebut tidak ada barang apapun kecuali sebuah dipan untuk tidur serta selimut. Tidak ada kursi ataupun meja alih-alih lemari. Lantainya lembab dan sedikit berair karena memang bangunan tempatnya berada dibangun lebih rendah daripada permukaan danau teratai. Terdapat kertas mantra yang menempel baik di dalam maupun di luar ruangan membuat Wei Wuxian tidak bisa menggunakan kemampuannya mengolah energi kebencian menjadi kekuatan tak terkalahkan.
Tidak tahu apa yang diinginkan oleh saudara angkatnya tersebut. Wei Wuxian hanya bisa menunggu dan protes pada saat Jiang Cheng datang membawakan makanan dan obat untuknya. Wei Wuxian benar-benar tidak tahu apa yang merasuki Jiang Cheng hingga bersikap aneh seperti itu.
Wei Wuxian membuka satu-satunya jendela dalam ruangan tersebut. Jendelanya langsung menghadap danau teratai Yunmeng yang indah dan damai. Meskipun ia bisa membuka jendela tersebut tetapi ia tidak bisa keluar dari sana. Ada energi serupa kilat zidian yang mengelilingi ruanga tersebut. Jika Wei Wuxian nekat menembusnya ia akan menjadi daging panggang gosong dalam sekejab.
Mendengar pintu terbuka, itu pasti Jiang Cheng yang mengantarkan makan malam untuknya sehingga Wei Wuxian sama sekali tidak berniat melirik atau bicara dengan Jiang Cheng. Ia marah karena dikurung tanpa alasan!
Wei Wuxian menegang dan sedikit terkejut ketika Jiang Cheng memeluknya dari belakang, jemari Jiang Cheng meraba dan menyusup masuk ke dalam pakaiaannya, membelai benda kenyal lagi lunak yang berada pada bagian dadanya sebelum turun ke bawah dan mengelus perutnya dengan lembut namun berat.
"Jiang... Cheng?" Wei Wuxian hendak menoleh namun ia tidak bisa. Pelukan Jiang Cheng sangat kuat dan erat. Membuat Wei Wuxian sedikit sesak.
Jiang Cheng tiba-tiba menggigit tengkuk Wei Wuxian hingga berdarah sebelum menekan titik akupuntur Wei Wuxian hingga ia tidak bisa bergerak. Kemudian Jiang Cheng membopongnya, menggendongnya menuju dipan yang berfungsi sebagai tempat tidur.
"Jiang Cheng! Apa yang kau lakukan?!" Wei Wuxian meraung marah. Tubuhnya tidak bisa digerakan sama sekali. Hal itu membuatnya digempur ketakutan. Ia tidak takut mati tetapi takut melihat wajah Jiang Cheng yang aneh dan tidak biasa.
Jiang Cheng diam saja. Meletakkan Wei Wuxian di atas tempat tidur kemudian melepaskan selapis demi selapis sampai tubuh saudaranya benar-benar telanjang bulat. Memandang tubuh indah tersebut beberapa saat kemudian melebarkan kedua kaki Wei Wuxian hingga lubang indah berkerut itu tertangkap retina matanya.
"Jiang Cheng!" sekali lagi Wei Wuxian meraung. Ingin menendang dan lari namun tubuhnya benar-benar tidak bisa digerakkan. Kecuali bagian kepala semuanya terasa kaku dan mati rasa.
Masih enggan membuka suara, Jiang Cheng membuka tutup mangkuk yang ia bawa. Memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam cairan kental licin berbau seharum teratai tersebut kemudian mulai mengarahkan kedua jarinya ke dalam lubang penglepasan Wei Wuxian.
Wei Wuxian memekik kaget. Perasaan ngeri, malu, marah dan terhina menyerangnya. Ia mengutuk dan memaki Jiang Cheng yang sudah melecehkannya. Ia terus berteriak dan memuntahkan sumpah serapah tanpa menyadari bahwa Jiang Cheng telah melututi pakaiannya sendiri kemudian memasukan batang panasnya ke dalam lubang surga tersebut.
Wei Wuxian merasakan bagaimana sakit dan perihnya dibelah hidup-hidup. Ia menangis dalam diam ketika Jiang Cheng melanggarnya, mengigit bibir dan lehernya, menghisap biji kacang merah miliknya seolah bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Ia merasakan penglepasannya panas dan perih. Wei Wuxian merintih dalam keputusasaannya.
Bagaimana bisa Jiang Cheng menyetubuhinya sementara Lan Wangji calon suaminya saja belum menyentuhnya.
Tidak tahu berapa lama Jiang Cheng menidurinya, ketika ia bangun tubuhnya terasa remuk dan hancur pun harga dirinya. Ia sudah bisa menggerakkan anggota tubuhnya meskipun begitu ia enggan bergerak. Memilih diam sambil menangis. Tubuhnya masih tekanjang namun selimut merah lembut lagi hangat menutupi tubuhnya. Kemudian ia merasakan sebuah pelukan erat dari samping tubuhnya, ia tidak mau melihat. Ia ingin menghilang dari dunia ini.
"Aku sudah mengumumkan kematianmu. Jangan lagi memikirkan Lan Wangji atau siapapun!" ucapnya.
Wei Wuxian diam. Ia tidak mau hidup lagi. Jadi ia tidak peduli jika di luar sana orang-orang akan mengangagpnya sudah mati.
"Tinggallah di sini bersamaku! Lahirkan anak-anak untukku! Mari bangun Yunmeng bersama-sama...."
♥♥♥
End
♥♥♥
Monday, December 02, 2019
8:20:32 AM
KAMU SEDANG MEMBACA
시든 연꽃 ChengXian (Crack Pair)
FanficHanya saja karena keinginan untuk menjenguk keponakannya yang baru lahir, Wei Wuxian datang ke Yunmeng. Ia tidak bisa pergi ke Lanling sendirian tanpa undangan sehingga ia mau tidak mau harus mengajak Jiang Cheng bersamanya. Tetapi bukannya mendapat...