Malam terlalu sunyi,
Tanpa kata terduduk dalam beranda rumah,
Pagi kian mendekat gemuruh riuh kumandang adzan,
Paduan suara burung samar terdengar menyambut fajar.
Langkah – langkah kaki mulai berdetak,
Terdengar sumbang mata sayu layu,
Beberapa lagi mengetuk pintu pulang lembur,
Pak bos masih bercumbu dengan selirnya.
Arghh inilah saat yang di benci pengganggur,
Gemuruh riuh klakson kendaraan memaksa kuping bangun,
Pion – pion tak bisa menunggu nanti keluar papan,
Aku harus merajut kasur untuk percumbuan bosku.
Istri bos sudah tua jepitnya tak lagi kencang,
Tenang saja bos market lubang masih buka,
Pion – pionmu jangan sampai ngintil,
Anak istri mereka nanti makan apa ?.
Semarang, 1 Desember 2019
Mohammad Nursodiq

YOU ARE READING
Sajak Kelabu
PoetrySebuah perasaan kerap kali tumbuh dan mati di dalam hati namun, seperti kata pepatah "mati satu tumbuh seribu" seperti itulah analogi sebuah rasa yang mati menurutku ,Sajak Kelabu merupakan tulisan mengenai rasa yang mungkin tak pernah mampu ter taf...