Terdiam kala kabut mulai terpecah,
Di peluk udara pagi yang sejuk,
Saat mentari mulai mengintip malu,
Gurat jingga turut terlukis pada sela mega.
Jingga yang kerap pula terlukis pada pipimu,
Pada masa dimana aku menyebutmu kekasih,
Kemelut rindu kini kerap mampir pada hati,
Karenanya hati kerap layu seperti bunga terlantar.
Karsa pernah kokoh berdiri,
Kemudian rebah tatkala sangga hilang satu,
Sangga yang mati oleh waktu,
Aku rasa ia tlah termakan kabut dan hilang arah.
Semarang, 7 November 2019
Mohammad Nursodiq

YOU ARE READING
Sajak Kelabu
PuisiSebuah perasaan kerap kali tumbuh dan mati di dalam hati namun, seperti kata pepatah "mati satu tumbuh seribu" seperti itulah analogi sebuah rasa yang mati menurutku ,Sajak Kelabu merupakan tulisan mengenai rasa yang mungkin tak pernah mampu ter taf...