49 - Diri

176 9 0
                                    

Pergi saja, sebenarnya.
Aku tidak melarang
Juga tidak menahan siapapun untuk tetap tinggal.

Diri selalu menerima jiwa-jiwa yang juga menerima apapun itu adanya.

Biar saja berjarak
Tanpa harus bersorak.

Datang baik-baik
Pergi dengan pamit.

Bukan pamit yang menyelipkan sakit

Kawan,
Diri ini tidak setegar gunung yang dihempas anginpun tetap kokoh.

Kawan,
Diri ini tidak seperti karang yang diterjang ombakpun tetap tegak.

Diri ini layaknya pohon di tepi pantai yang selalu diserbu angin.

Kadangkala ia tetap tegak dengan segala arah angin.
Kadangkala ia akan jatuh dan patah karena diterjang angin.

Tahu apa yang terjadi?

Ada yang kembali tumbuh,
Ada juga yang kemudian mati dan tidak akan tumbuh kembali.

Ku harap angin lekas mereda.
Badai cepat berlalu.
Ombak cepat menyurut.

Diri sendiri memang prioritas,
Namun egois bukan alasan untuk tegak berdiri sendiri.

Kawan,
Makhluk sosial seperti kita tak bisa hidup sendiri.
Juga tak bisa bergantung pada orang lain.

Keduanya harus imbang.

Tak perlu kuucap ini selesai
Karna dasarnya memang tidak pernah ada yang dimulai.
.
.
.
🍌🍌

Jarak & RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang