one

119 8 0
                                    

-Upik Abu-
Jemarinya mengusap pilu
Perasaannya abadi tuan
Hatinya tegar karena ikhlas menjadi alasan
Namun rusak dirobek penghianatan

Tubuhnya berlari,
Namun jiwanya terpasung
Oleh segenap luka yang infeksi
Tuan, ini menyakitkan

Tulus terhadap seseorang yang tak mengerti
Mengabdi pada rasa kecewa yang diabaikan
Namun senyum berderai air mata terpampang
Nyatanya, tuan tak pernah mengerti

Tak pernah mengerti sebesar itu rasa saya

-putri insani-

kota matiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang