-Upik Abu-
Jemarinya mengusap pilu
Perasaannya abadi tuan
Hatinya tegar karena ikhlas menjadi alasan
Namun rusak dirobek penghianatanTubuhnya berlari,
Namun jiwanya terpasung
Oleh segenap luka yang infeksi
Tuan, ini menyakitkanTulus terhadap seseorang yang tak mengerti
Mengabdi pada rasa kecewa yang diabaikan
Namun senyum berderai air mata terpampang
Nyatanya, tuan tak pernah mengertiTak pernah mengerti sebesar itu rasa saya
-putri insani-