Sejak hari itu Abim mulai berubah. Abim mulai berhenti balapan liar, pria itu juga mulai berpakaian pantas tak lagi seperti preman."Kakek senang kamu kembali Bim!"
"Abim sadar Kek! Hidup harus terus berjalan."
"Bagus, bagus! Kamu jadi lebih dewasa sekarang."
"Semua berkat Nayya Kek!"
"Kakek yakin Nayya bisa! Keputusan Kakek gak salah kan?"
Semua tersenyum dan tertawa, Nayya yang tersenyum tipis, dalam hatinya belum yakin melanjutkan hubungan pernikahan.
"Kalau boleh Abim ingin bergabung dan membantu Mas Anton di perusahaan Kek!"
"Tentu saja Bim! Kamu mau jabatan apa?" Pak Silo benar - benar senang melihat perubahan Abim.
"Abim ngikut perintah Mas Anton saja! Bagian mana yang perlu Abim bantu."
"Banyak sekali Bim, banyak yang harus kamu bantu." Sahut Anton. Semua bahagia, Pak Silo memeluk Abim juga Anton. Air mata haru menetes membasahi pipi keriputnya.
***
Hari terus berganti, Abim semakin membanggakan. Kesehatan Pak Silo terus membaik. Hanya Nayya dan Abim yang hubungannya sedikit renggang. Tak banyak bicara dan bertemu. Nayya justru sering bertemu dan ngobrol dengan Arya. Rencana reuni semakin dekat."Nay boleh Kakek bertanya?" Pak Silo memulai obrolan saat mereka tengah asyik bersantai bersama.
"Katakan saja Kek!"
"Lelaki yang sering datang ke toko itu siapa?"
"Ehh?!?!" Nayya tampak terkejut.
"Beberapa karyawan bergosip dan melapor pada Shella, kamu sering bertemu pria yang sama."
"Teman lama Kek! Teman SMA."
"Mantan pacar?"
"Bukan Kek! Hanya teman, kami sering bertemu karena sama - sama menjadi panitia reuni."
Nayya terlihat takut, Abim yang duduk di sisi lain Nayya berdiri menangkap reaksi ketakutan Nayya.
"Ingat ya Nay! Kamu sudah menikah."
"Iya Kek, Nayya ke toilet dulu ya? Kebelet." Nayya menghindar dari pertanyaan Pak Silo.
Sejak hari itu Nayya mulai jarang bertemu Arya. Setiap kali Arya datang ke toko, Nayya selalu mencari alasan menghindar.
***
"Nay, hari ini kamu sibuk?" Abim bertanya pada Nayya saat mereka sama - sama sedang bersiap pergi kerja.
"Nggak sih! Hari ini gak ada barang datang, aku cuma ngawasi toko aja!"
"Sebenarnya aku ada meeting, aku sedang mencoba bisnis properti. Aku pikir daripada aku menambah pekerjaan Mas anton, aku ingin kamu saja yang menemaniku. Gimana?"
"Gak masalah sih, ayo aja!"
"Bagus!! Aku tunggu di mobil ya Nay?"
"Siap Boss!"
Nayya dan Abim sampai di sebuah rumah makan jawa. Dari bangunan, baju pelayan hingga makaman khas jawa.
"Meeting di luar kantor?" Nayya mencoba bertanya.
"Iya sekalian sarapan, kamu belum makan kan?""Iya tahu aja orang lagi lapar."
Abim sudah menyewa sebuah gazebo yang cukup luas. Meja yang besar dan 6 kursi ditata mengelilingi meja. Abim dan Nayya duduk di sana. Tak lama terlihat Arya berjalan mendekati gazebo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN CINTA (End)
RomanceNayya sedang bingung dengan kondisi keuangan keluarga. Tanpa sengaja menemukan sebuah tas berisi uang dan surat berharga. Atas kejujurannya barang itu dikembalikan pada sang pemilik. Bukannya mendapat ucapan terima kasih, Nayya malah mendapat hukuma...