Part 9

173 11 0
                                    


  Acara reuni dengan tema pesta dansa itu hampir mirip seperti acara pernikahan. Banyak bunga - bunga dan lilin. Memberikan suasana hangat penuh cinta kasih.

"Hari ini kamu terlihat istimewa Nay!" Arya memuji Nayya.

"Ishh! Aku mau ambil es krim dulu ya?" Nayya malu dan coba menghindari obrolan.

"Jangan makan es krim, nanti belepotan bisa merusak make up mu lho!"

"Ya udah, aku ambil salad aja dulu."

"Jangan Nay, mayonya bikin belepotan juga. Aku ambilkan puding saja ya?"

Arya adalah sosok yang perfectsionis. Arya mengajari Nayya untuk selalu bersikap anggun dan cantik setiap saat.

Acara reuni itu terbuka bagi siapa saja yang ingin datang. Lulusan dari tahun berapapun boleh datang. Rupanya banyak sekali yang berminat datang. Saling bertukar kabar atau memamerkan kesuksesan mereka. Untuk mereka yang hidupnya kurang beruntung hanya diam dan memandang iri temannya. Seperti itulah terkadang reuni. Namun yang pasti tak ada raut wajah sedih di sana. Semua saling melepas rindu.

Tak banyak yang tahu tentang pernikahan Nayya, mengingat acaranya begitu mendadak dan tidak banyak yang diundang. Jadi tak ada yang tahu jika Nayya sudah menikah.

Nayya sedang bercanda dengan beberapa temannya. Dari jauh Arya tak berhenti memandang Nayya. Merasa Arya terus memandangnya. Nayya menghampiri Arya.

"Kenapa?"

"Gak kok, kamu bener - bener cantik Nay!"

"Hari ini kamu gombal terus!"

"Serius Nay, kamu wanita yang sempurna."

Tiba - tiba Arya berjongkok lalu mengeluarkan cincin yang ditujukan pada Nayya.

"Kamu mau kan Nay terima cintaku?"

Semua peserta reuni memandang mereka. Beberapa berteriak untuk menerima. Yang lainnya bersiul riuh rendah. Nayya mengangguk mengiyakan. Nayya tak punya pilihan lain. Suara dalam ruangan heboh melihat Arya memasangkan cincin pada jari manis Nayya. Setelah diam - diam Nayya melepas cincin pernikahannya dengan Abim.

Hari semakin malam, banyak peserta reuni yang pulang. Nayya dan Arya yang paling terakhir pulang. Arya menggandeng Nayya penuh kasih sayang.

"Aku pulang dulu ya Mas?"

"Iya hati - hati di jalan." Arya mengusap rambut Nayya lembut. 'Seandainya Abim selembut itu' pikir Nayya.

Abim dengan setia menunggu Nayya di lobi. Pria itu nampak lelah. Nayya menghampiri Abim yang sibuk dengan korannya. Entah sudah berapa kali dibolak balik hingga lecek.

"Ngantuk ya?" Nayya menepuk pundak Abim.

"Ehh! Nay! Sudah selesai acaranya?"

"Sudah kok! Ayo pulang!"

"Okey!" Abim berdiri meregangkan tubuhnya lalu mengajak Nayya pulang.

"Gimana acaranya?"

"Menyenangkan!"

"Cincin baru?" Abim bertanya setelah melihat cincin di jari Nayya.

"Arya yang kasih. Tadi dia utarakan cinta padaku."

"Diterima dong?"

"Menurutmu?"

"Pasti diterimalah!"

"Tuh udah tahu."

Ada nyeri di dada Abim saat melihat cincin nikah Nayya diganti dengan cincin itu. Nyeri yang semakin dalam ketika mendengar jawaban Nayya.

PELABUHAN CINTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang