Nayya terbangun karena merasa panas dan lapar. Gadis berpostur kecil dan kurus itu berjalan ke dapur yang persis berada di samping kamarnya.Nayya membuka lemari es di sudut dapur. Ada banyak buah dan sayuran di sana. Semua bahan makanan lengkap. Namun Nayya tak berani menyentuhnya. Matanya berhenti pada mie instan di atas kulkas.
"Aku masak ini ajalah! Nanti kalau pemiliknya nyari, aku akan bilang kalau aku minta. Lagian jahat banget itu si pak tua. Masak aku gak dikasih uang sepeserpun untuk pegangan." Nayya ngomel sendiri.
Selesai makan Nayya kembali masuk kamar, lalu melanjutkan mimpi indahnya hingga pagi.
***
Tok ... tok ... tok ....
"Nay! Kau tidak apa - apa?"
Teriakan seseorang terdengar dari balik pintu kamar Nayya.Nayya terbangun karena kaget, dia melirik jam dinding sudah pukul 7 pagi. Nayya berlari kecil ke arah pintu dan membukanya.
"Iya?!?"
"Kupikir kamu pingsan Nay! Dari semalam tak keluar kamar." Ucap wanita cantik dengan rok span hitam dan blouse pink.
"Maaf ada apa Mbak?"
"Cepat bersiap dan sarapan. Aku sudah masak untuk kamu. Jam delapan segera turun ke bawah. Kamu tidak boleh terlambat meski tinggal di sini." Kata wanita itu terus bicara.
"Anda Mbak Shella istrinya Pak Anton ya?"
"Eh iya lupa belum mengenalkan diri. Iya aku Shella, salam kenal ya?" Wanita berkacamata itu mengenalkan diri.
"Nayya, Mbak tadi sudah tahu kan?" Sahut Nayya berjabat tangan dengan Shella.
"Aku berangkat dulu ya Nay! Kamu harus segera turun!" Kata Shella berjalan pergi.
"Iya Mbak."
Nayya senang teman satu atapnya tidak sejudes atau ketus seperti bayangannya.
***
Hari pertama Nayya sangat melelahkan. Nayya harus belajar banyak hal. Anton dengan sabar menjelaskan segala hal. Nayya yang memang cerdas, cepat memahami penjelasan Anton. Nayya juga mulai mengerjakan pekerjaannya, seperti memeriksa barang retur dan beberapa ponsel yang bermasalah yang masih bergaransi. Nayya juga belajar memegang mesin kasir, membuat nota dan melihat stok barang.
"Jangan - jangan simpanan Pak Silo!""Hush! Buat apa disimpan? Pak Silo kan duda, pasti langsung dinikahi."
"Ya tapi dia masih terlalu muda. Usianya lebih muda dariku."
Hati Nayya merasakan sakit mendengar karyawati yang bergosip di depan toilet. Tanpa sadar gadis yang mereka bicarakan mendengarnya dari balik pintu toilet. Nayya sendiri tak berani menyangkal. Selain karena anak baru, Nayya juga tak tahu apa hubungannya dengan Pak Silo.
Kenapa pemimpin perusahaan besar itu memperlakukannya seperti ini. Apa memang mungkin Nayya akan dijadikan calon istri? Ah kata istri sangat menyakiti hatinya. Nayya segera keluar dari toilet agar para karyawati yang bergosip tahu dia mendengar semua.
Hari - hari berikutnya Nayya masih harus banyak belajar. Memasukkan barang yang baru datang dan mengeluarkan barang yang di retur dari data dalam komputer. Menghafal kode barang dan memberi harga. Menghafalkan letak barang dan nama seluruh karyawan dan karyawati. Tak jarang Nayya ikut melayani pembeli. Nayya belajar banyak hal.
***
3 bulan berlalu, Nayya sudah mulai bisa mengawasi tempat itu sendiri. Anton sering membiarkan Nayya bekerja sendiri. Saat malam barulah Anton memeriksa semua pekerjaan Nayya. Jika Nayya ada mata kuliah, karyawan atau karyawati lain yang menggantikan posisinya sebagai kasir.
"Kerja bagus Nay, kamu semakin menguasai pekerjaan ini. Aku merasa kamu siap memegang usaha ini sendiri?" Kata Anton setelah memeriksa pekerjaan Nayya malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN CINTA (End)
RomanceNayya sedang bingung dengan kondisi keuangan keluarga. Tanpa sengaja menemukan sebuah tas berisi uang dan surat berharga. Atas kejujurannya barang itu dikembalikan pada sang pemilik. Bukannya mendapat ucapan terima kasih, Nayya malah mendapat hukuma...