Pemburu Beruntung

3.5K 203 19
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story by Vashira

Pairing :
SasufemNaru

Warning :
Banyak kekurangan, typo(s), belum sesuai EYD dan KBBI

Don't Like Don't Read

Selamat membaca

* Pemburu Beruntung *

Harum semerbak bunga mengelilingi sebuah rumah tua, menghiasi dinding bata, menambah warna akan kelopak indahnya. Embun pagi penyejuk hati menggantungi rumput tak berduri. Kicauan burung terdengar merdu saling sahut membentuk irama lagu.

Seorang pria berambut legam mempersiapkan bawaan ke hewan tunggangan yang menjadi kesayangan. Seekor kuda jantan yang penuh kekuatan. Surai kuda itu sama warna dengan pemiliknya serta warna tubuh selayaknya madu, coklat keemasan.

Berbagai alat untuk berburu berjejer rapi di tubuh Taka, meski namanya mengandung kesan aneh, hal itu tidak mengurangi keistimewaannya. Pemilik Taka sebenarnya seorang bangsawan kerajaan yang lebih memilih tinggal di dalam hutan untuk menghindari persaingan yang tidak diinginkan. Seperti perjodohan dan perebutan kekuasaan.

"Mari lihat berapa banyak hewan yang kita tangkap nanti." ucap si majikan dengan nada jenaka sembari menepuk pelan kepala kudanya.

Taka meringkik menjawab tuannya. Ia sedikit membungkuk saat tuannya hendak naik kemudian kembali ke posisi semula saat tuannya sudah naik.

Sasuke tersenyum simpul sambil mengusap lembut surai kudanya. Keduanya sudah lama berlatih bersama hingga kini bisa saling memahami keinginan masing-masing. Pria itu terlihat masih muda dengan rahang tegas, hidung bangir, mata yang tajam saat memandang, bibir tipis yang cukup menggoda, dan kulit yang hampir menyamai salju.

Sasuke dan Taka pergi dari pekarangan rumah menuju ke hutan untuk mendapatkan buruan.

:

Gemerisik dedaunan juga ranting kering menjadi pengiring setiap langkah yang diambil Sasuke saat masuk lebih dalam ke hutan. Taka ditinggal cukup jauh di belakang, tidak ia izinkan untuk ikut melebihi tujuan awal.

Sebuah keberuntungan bagi Sasuke karena tadi sempat melihat kehadiran seekor rubah langka yang sulit ditaklukan masuk ke pedalaman hutan. Konon rubah itu adalah titisan Dewi sehingga sulit untuk ditangkap.

Rubah Salju.

Bulunya selembut salju dan bersinar keperakan ketika tertimpa sinar matahari. Matanya biru terang penuh akan kemisteriusan. Gerakanan yang lincah juga menambah level kesulitan bagi para pemburu seperti Sasuke. Juga, menurut kepercayaan masyarakat sekitar yang beredar, Rubah Salju memiliki setengah kekuatan magis dari Dewi. Semua hal menarik tentang rubah itu menambah obsesi Sasuke semakin kuat untuk mendapatkannya.

Setelah beberapa saat masuk ke hutan, akhirnya Sasuke melihat kembali binatang incaran.

Rubah itu sedang memakan apel merah di bawah pohon rindang. Entah dari mana dia mendapatkan apel, Sasuke tidak peduli. Pria itu tahu, secerdik apapun seekor binatang, mereka akan tetap tergiur jika disuguhi makanan kesukaan. Mengandalkan situasi saat rubah itu lengah, Sasuke menarik busur panah, mempersiapkan diri.

Namun, tepat sebelum panahnya melesat, panah orang lain terlebih dulu mengenainya. Menggores lengan dan membuat bidikannya meleset jauh. Rubah Salju itu berlari pergi sampai hilang tertutupi semak-semak. Sasuke meringis menahan sakit dan gagal mendapatkan buruan.

Sial! Batinnya membendung rasa kesal.

Netra obsidian bergulir mencari orang yang sudah melukainya. Menelisik setiap sudut yang bisa dijangkau. "Keluar! Aku tahu kau di sana, cepat keluar!" teriak Sasuke yang diliputi rasa marah.

Seseorang turun dari pohon yang tadi sempat menjadi tempat makan si rubah. Menjawab teriakan Sasuke yang tampak begitu marah karena terluka dan buruannya kabur. Tersangka yang melukai Sasuke hanya menghela napas pelan saat pria itu tidak berhenti memberinya tatapan tajam. Ia memakai tudung kepala yang kebesaran sehingga Sasuke sulit untuk melihat raut wajahnya.

Tubuh Sasuke membeku setelah orang asing itu membuka tudung kepalanya. Matanya bahkan tidak berkedip saat wajah orang itu terpampang dengan jelas.

Seorang wanita. Rambutnya pirang panjang ditata sederhana, warna kulitnya tan eksotis. Netra biru seindah permata safir dan hidung mungil yang pasti menggemaskan jika dicubit.

"Kau tidak boleh berburu di wilayah ini, Tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak boleh berburu di wilayah ini, Tuan." ujarnya dengan nada tegas, tanpa mengurangi kesan menawan. Ia menurunkan busurnya, merasa jika pria di hadapannya tidak terlalu berbahaya. "Maaf karena sudah melukaimu. Lebih baik kau segera pergi sebelum teman-temanku datang ke sini."

Kening perempuan itu mengernyit heran mendapati si pemburu hanya diam. Apalagi mata hitam tidak berhenti menatap lekat ke arahnya.

"Hei, Tuan. Kau baik-baik saja, kan?" Kau kesurupan ya? Pertanyaan yang beda di mulut, beda di hati itu tidak ditanggapi oleh Sasuke.

Sasuke masih terdiam di tempat saat perempuan itu menghampirinya dengan raut cemas. Ia masih sedikit shock melihat seorang perempuan bisa bertahan di pedalaman hutan yang cukup primitif.

"Hei, Tuan. Suaramu hilang ya setelah teriak? Kau ini kenapa?"

Diam. Sunyi. Tanpa suara jangkrik.

Perempuan itu menghela napas, bosan. "Namaku Naruto. Jika kau punya luka serius nantinya, tanyakan saja ke warga sekitar tentangku. Aku akan bertanggung jawab." mungkin saja pria di hadapannya itu sedikit cacat setelah terkena panahnya. Sementara Naruto tidak suka memendam rasa bersalah, jadi kelak pria itu bisa minta tanggungjawab darinya.

"Naruto...."

Akhirnya Sasuke bersuara lagi. Membuat rasa lega menghampiri Naruto.

Setidaknya dengan ini Naruto bisa pergi tanpa rasa bersalah. Dia baru pertama kali bertugas jadi masih sedikit tidak enak jika harus melukai orang lain, meski itu sudah biasa di kelompoknya. Ia bersiap-siap akan pergi dan meninggalkan pemburu aneh itu sendiri.

Namun, belum selangkah pergi menjauh, tangan Sasuke segera mencegah Naruto dengan menarik tubuh gadis itu ke dalam dekapannya.

"Menikahlah denganku, Naruto." ucap Sasuke begitu cepat.

Sebuah ciuman mendarat tepat di bibir Naruto setelahnya. Mata gadis itu membola, kaget. Busurnya sampai jatuh ke tanah. Ia tidak tahu jika akan mendapat serangan secara mendadak.

Sasuke seolah tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar dan semakin memperdalam ciumannya. Ia bahkan mengabaikan luka di lengannya.

Naruto segera memberontak tapi usahanya sia-sia, tidak berpengaruh pada pria di hadapannya. Semakin lama itu berlangsung semakin berkurang tenaganya untuk berontak, tubuhnya lemas. Ia butuh oksigen!

Pria ini tidak waras! Siapa pun tolong aku! Jerit Naruto dalam hati. Pandangannya memburam, tenaganya benar-benar hilang. Pingsan.

Sasuke menyudahi sesi serangan dadakan setelah gerakan gadis di dekapannya berhenti. Sesuai perkiraan, Naruto pingsan. Dengan begitu akan mudah membawanya pulang bersama. Ia segera pergi menuju ke tempat Taka saat sayup-sayup terdengar suara yang memanggil nama gadisnya.

Seringai tipis menghiasi wajah yang biasanya minim ekspresi. Sasuke sedang membayangkan betapa tampan dan cantik anak-anaknya kelak jika ia menikahi Naruto. Ia sudah tidak sabar menantikannya.

T A M A T









Usul pair lain?
(Tapi bkl dominan SFN) maaf.

Fanfic FemNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang