Naruto © Masashi Kishimoto
Story by Vashira
GaarafemNaru
Don't Like Don't Read
KESALAHAN
***Pagi ini Naruto bangun dengan kondisi kepala yang masih pusing, matanya menatap ke arah Gaara yang masih tertidur. Pria itu tidak terganggu sama sekali dengan tangisan bayi di sebelah tempat tidur mereka.
Wanita berambut pirang itu segera menghampiri sumber tangisan, "Sasori sudah bangun? Haus ya?" suara lembut mengalun pelan mengalihkan perhatian sang anak. Bayi berumur 10 bulan itu berhenti menangis untuk sementara, mata bulatnya menatap lekat ke wajah sang ibu yang kelihatan lesu.
"Anak tampan kesayangan Ibu~" diambilnya tubuh mungil Sasori dari tempat tidur khusus. Usai memberikan ASI, Naruto berusaha sebisa mungkin agar bayi kecilnya tidak lagi menangis, menghiburnya, mengajak bicara, dan juga bercanda.
Sesekali wanita itu menguap pelan, tidak bisa dipungkiri jika rasa kantuk masih menyertai. Jam dinding di kamar menunjukkan pukul 3 pagi, matahari bahkan masih belum menampakkan diri. Sementara Naruto baru bisa tidur sekitar dua jam yang lalu. Putra pertamanya sedikit rewel tadi malam, membuatnya harus lebih lama terjaga. Ia beranjak pergi dari kamar tidur saat mendapati Gaara yang tampak kurang nyaman dengan suara berisik.
Naruto berencana untuk mempersiapkan keperluan suaminya. Lagipula, dia akan sulit tidur lagi jika sudah terbangun seperti ini.
Pukul 6 pagi.
Gaara masih mandi saat Naruto mempersiapkan pakaian kerjanya. Wanita itu memilih kemeja merah tua dengan dasi abu-abu, jas hitam dan celana panjang yang senada dengan jas. Ia tersenyum kecil membayangkan suaminya mengenakan baju pilihannya.
Sasori menunggu di atas kasur dengan duduk tenang sambil memainkan jari-jari kecilnya, dia tidak akan rewel selagi masih bisa melihat sang ibu didekatnya.
"Mmaaa~"
Pipi tembam Sasori makin besar karena diabaikan ibunya yang sedari tadi senyum-senyum sendiri. Tangannya menepuk-nepuk kasur, menghasilkan bunyi yang tak seberapa.
"Ammaaaa~ ma~ bulbaci buu~"
Kedua kalinya tidak mendapat respon membuat si bayi kesal hingga akhirnya memutuskan untuk menangis.
"Ah, kesayangan Ibu, maafkan Ibu ya, Ibu sibuk sendiri." Naruto mengangkat tubuh Sasori tinggi kemudian menggesekkan wajahnya ke perut bayi itu, menimbulkan tawa geli dari si kecil.
"Kalian bahagia sekali tanpaku."
Perhatian Naruto teralih pada suaminya yang baru selesai mandi. Dia menurunkan Sasori ke atas kasur lagi dan berniat untuk membantu pendamping hidupnya itu memakai pakaian.
"Kau bisa saja, Gaara. Kami bahagia juga karenamu yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kami. Kau suami juga ayah yang baik, Gaara." Tangan wanita itu digenggam suaminya, dikecupnya punggung tangan Naruto. "Itu perasaanmu, tapi aku merasa seperti hama pengganggu saat kau sedang asik bersama Sasori. Dia masih kecil tapi sudah tahu caranya menatap tajam Ayahnya, seolah dia menyatakan bahwa kau adalah miliknya."
Naruto tertawa mendengarnya. Sasori itu darah dagingnya Gaara, kelakuannya tentu diturunkan dari si pria panda. "Jangan heran, Gaara. Dia itu mirip denganmu yang dulu," ucapnya lembut setengah menyindir.
"Baiklah, aku yang salah sudah memberinya sifat burukku." Gaara memeluk tubuh istrinya dengan erat, "tapi itu baik jika ada pria kurang ajar yang menggodamu saat aku tidak ada. Sasori akan melindungimu sebagai wakilku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic FemNaru
Short Story[REPUBLISH] Oneshot AllFemNaru Semua tentang Naruto (female). Cerita kehidupan Naruto yang dikarang sesuai keinginan saat terinspirasi dari berbagai sumber. Kisah Naruto dengan pasangannya yang diposisikan dalam situasi tertentu sesuai dengan kebut...