Naruto © Masashi Kishimoto
Story by Vashira
SasufemNaru
-: CONFUSE :-
***Terlahir sebagai keturunan bangsawan harusnya membuat kehidupannya terasa indah dan mudah. Namun, sayang sekali Naruto yang ditunjuk menjadi pemimpin kaum siluman rubah periode berikutnya mendapat banyak pertentangan dari rakyatnya sendiri.
Alasannya membingungkan.
Bahkan Naruto sendiri juga kebingungan mengenai jati dirinya.
Pernikahan kedua orang tuanya dulu begitu rumit, permasalahan silih berganti menghampiri. Dari hari pertama setelah menikah, hari kelahirannya, dan sampai hari kematian mereka. Masalah seolah telah melekat kuat di keluarganya.
Naruto mendesah lelah sembari memegang tengkuknya. Gaun tidurnya berkibar tertiup angin malam, dia sedang berdiri sendirian di balkon kamarnya. Tubuhnya sebenarnya terasa sakit dan butuh istirahat, tapi matanya tidak bisa terpejam dengan tenang sejak tadi. Pikirannya dipenuhi akan perkiraan tentang masalah apa lagi yang bisa menimpanya besok di hari pelantikan, hari ulang tahunnya sendiri sekaligus hari peringatan kematian orang tuanya.
"Bisakah aku tidak pergi ke aula besar besok?" tanyanya kepada dirinya sendiri. Itu sudah terjadi beberapa kali sejak ia berdiri di sana.
"Kau harus datang apa pun yang terjadi, Dobe."
Naruto tersentak mendengar sahutan dari pemuda berambut pantat ayam yang berdiri di pohon dekat kamarnya. "Teme! Berhenti muncul tiba-tiba seperti itu! Kau sudah mirip hantu, tau!"
"Lihatlah bulan itu." Ujar pemuda tersebut, tidak peduli dengan omelan Naruto.
Entah bagaimana bisa Naruto menuruti perkataan pemuda itu dengan mudahnya. Ia menatap bulan sekilas dan kembali melihat pohon yang kosong tanpa kehadiran siapa pun di sana.
"Mencariku?"
Naruto nyaris saja berteriak kalau pemuda yang sudah ada di sampingnya itu tidak segera membekap mulutnya. "Tenanglah."
Air mata meluncur begitu saja di pipi bergaris itu. Semua perasaan yang selama ini ia pendam seperti tumpah melalui cairan asin yang dikeluarkan. Naruto langsung memeluk tubuh yang lebih tinggi darinya itu dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang si pemuda berambut gelap. "Aku lelah, Teme. Aku takut tidak akan sanggup menanggung semuanya. Aku takut."
Pemuda itu balas memeluk Naruto dengan lembut. "Kau kuat. Aku tahu kau bisa melewati semua ini. Tenanglah, jangan pikirkan orang-orang itu."
Naruto tidak bisa mengeluarkan kata-kata, dia hanya menangis berharap beban pikirannya pergi bersama tetesan air mata yang jatuh. Pemuda itu juga hanya diam sambil terus mengusap punggung kecil perempuan di pelukannya, membiarkan orang yang dia sukai menangis sepuasnya.
"Terima kasih." Naruto mendorong tubuh pemuda itu setelah tangisannya mereda. "Maaf membuatmu harus melihatku yang cengeng ini," imbuhnya lirih.
"Bukan masalah untukku." Pemuda itu tersenyum simpul, membuat pipi Naruto sedikit merona.
"Teme!" pekik Naruto yang digendong mendadak menuju ke dalam kamar.
"Tidurlah."
"Tapi aku tidak bisa tidur."
"Kau bisa."
Pemuda itu menurunkan Naruto dengan perlahan ke atas ranjang kemudian ia duduk di samping si gadis pirang. "Aku akan menemanimu," ucapnya setelah mengecup kening Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic FemNaru
Short Story[REPUBLISH] Oneshot AllFemNaru Semua tentang Naruto (female). Cerita kehidupan Naruto yang dikarang sesuai keinginan saat terinspirasi dari berbagai sumber. Kisah Naruto dengan pasangannya yang diposisikan dalam situasi tertentu sesuai dengan kebut...