YES SIR!! > 1 <

9 5 0
                                    

Happy reading gaes 🤣
Maaf jika banyak typo 🤧
Semoga kalian suka yah 🙃😁

___________

Sunyi nya suasana kampus membuat Aluna dan ke dua sahabatnya semakin tersenyum penuh arti.

" Nanti kalau gua bilang tarik, tarik yah " Ucapnya ke pada dua sahabatnya. Dan kedua sahabatnya nya hanya mengangguk mengiyakan.

Menunggu sekitar 5 menit akhirnya yang ditunggu pun sedang berjalan ke arah mereka dengan sebelah tangannya membawa tas kerja dan tangan yang satunya memegang handphone.

Pria paruh baya dengan kumis tebal dan tatapan yang mampu membuat semua mahasiswa tunduk takut kepadanya berjalan dengan santai tanpa tahu apa yang akan Aluna perbuat.

" 1,2,3 Tarik " Intrupsi Aluna membuat kedua sahabatnya menarik tali yang mereka gunakan untuk membuat sang dosen kini terjatuh, tanpa mereka duga jika perbuatan mereka ini akan berakibat begitu fatal, terutama bagi Aluna.

Sang dosen yang diketahui namanya sebagai pak Ridwan itu terjatuh dalam keadaan tengkurap, dan tidak lama dari itu nafas dosen itu terengah-engah seperti sesak nafas membuat Aluna, Steffi, dan Alecia gemetar ketakutan.

Mereka tidak tahu jika reaksi sang dosen akan seperti itu, mereka pikir setelah jatuh sang dosen akan bangkit dan memarahi mereka, namun apa? Sang dosen kelihatan tidak baik.

Keringat mengucur di pelipis ketiganya
"Apa yang harus kita lakuin Lun?" Ujar Steffi yang sudah gemetar ketakutan, bahkan baju gadis itu sudah basah karna keringat dingin.

"Mana gua tau stef, mana kampus masih sepi lagi" Gelagat Aluna yang sangat ketakutan membuat Alecia terisak karna takut.

"Telpon laki lakinya dong Stef, eh ci jangan nangis dong"

"Bentar-bentar Lun," Ucap Steffi dan langsung menelpon Lutfi, karna hanya Lutfi yang saat ini ada dipikirannya

Setelah beberapa menit Lutfi, Aldo, dan Rey datang. Mereka terkejut melihat pak Ridwan yang masih tergeletak di tanah kampus dengan keadaan yang masih sama seperti tadi.

"Kalian apain pak Ridwan?" Ucap Rey dengan kening yang mengkerut heran

"Gak usah banyak tanya dulu Rey, ayo bawa pak Ridwan ke rumah sakit" Aluna yang sudah sangat ketakutan menarik tangan Rey agar cepat membawa pak Ridwan.

"Lut,Al ayo angkat pak Ridwan ke mobil gua"

Setelah pak Ridwan di angkat ketiganya mereka bergegas ke rumah sakit, ketiga perempuan itu masih saja menunjukkan ekspresi ketakutan membuat ketiga pria yang bersama mereka masih menunggu penjelasan kenapa bisa pak Ridwan tengkurap di tanah kampus.

"Ci gak usah nangis terus dong, nanti mereka makin penasaran sama kita" ucap Aluna menenangkan sahabatnya, dan jujur ia juga ingin menangis karena takut.    

Sesampainya di rumah sakit pak Ridwan mendapatkan pertolongan intensif, mereka pun semua menunggu di depan ruangan pak ridwan.

"Lun, lu masih utang penjelasan ke kita kita" ucapan Lutfi memecah keheningan di antara mereka

"Nanti yah lut gua jelasin, gua janji kok bakal jelasin, tapi gak sekarang"

"Pak Ridwan punya anak gak? Kita harus telpon anaknya kalau pak Ridwan sekarang ada di rumah sakit" Ujar Aldo

Mereka semua menggeleng tidak tahu
"Gua gak pernah lihat anaknya pak Ridwan datang ke kampus tuh, gak kayak dosen lain yang anak anaknya datang ke kampus untuk minta duit ataupun ngejemput ortu mereka" Ucap Rey

"Nah gua juga gak pernah" Timpal Steffi yang sedari tadi diam

Suara derapan kaki yang terdengar sangat buru buru mendekat ke arah mereka, perwatakan tinggi dan wajah yang memiliki rahang tegas serta jangan lupakan kornea mata pria itu yang berwarna abu abu membuat wajahnya makin sangat sangat terlihat sempurna.

YES SIR!! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang