-5. Ancaman

130 47 2
                                    

"Perlakuanmu kepadaku, mampu membuatku merasa nyaman, terimakasih" -Qinara.

"Ada yang sakit?" tanya pria itu dengan raut wajah yang terlihat cukup khawatir.

"Ng-ngga ka" Nara mengigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa gugup.

Jantung Nara berdetak dua kali lebih kencang ketika berhadapan dengan pria itu.

"Kenapa gugup? Biasa aja kali"

"Iya ka" jawab Nara mencoba agar tidak gugup.

"Oh ya nama lo siapa? Nama gue Aldo Septian Reanaldo. Gue ketos di sini" Aldo mengulurkan tangan kanannya yang di balas uluran tangan kanan dari Nara.

"Saya Qinara Alexa Wi-" Nara yang hampir keceplosan menyebutkan nama Marganya.

'Astagaa, kenapa gue bisa lupa si. Untung ga keceplosan' batin Nara.

"Wi?" Aldo mengernyitkan dahinya, ia bingung dengan kelakuan gadis di hadapannya ini.

"Eh ngga ka" Nara tersenyum kikuk.

Aldo menaikan satu alisnya, dia merasa ada yang aneh dengan gadis ini.

"Gue balik ke kelas duluan" tanpa menunggu jawaban dari Nara, Aldo langsung saja pergi menuju kelasnya. Kelas XI IPA.3

"Arrghhhh kenapa gue ga bisa atur detak jantung gue si" Nara menjambak rambutnya frustasi.

Nara pun segera melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya. Kelas X IPS.1

***

Sesampainya di kelas Nara hanya melamun, menatap kosong papan tulis yang ada di depannya.

"Woy!" Teriak Resya, yang tiba-tiba menghampirinya. Entah dari mana makhluk aneh di sampingnya ini muncul begitu saja.

"Astagaa! Lo ya bikin gue jantungan tau ga?!" Ketus Nara menatap Resya sinis.

"Lebay lo, lagian lo si ngelamun mulu kerjaannya" Resya mengambil bangku di hadapannya lalu duduk di depan Nara.

"Ta-tadi gue ga sengaja tabrakan sama ketos di sini, namanya Aldo kan?"

"Lo tabrakan sama dia?! Tabrakan apa? Mobil? Motor?" Canda Resya menunjukan tawa simpulnya.

"Bukan! Maksud gue bukan itu, gue tadi tabrakan pas jalan ke sinii!"

"Hah seriusan? Lo gapapa kan? Lo ga di apa-apain sama dia?"

"Ngga, justru dia nolongin gue"

"Beneran lo ga boong?" Resya menatap Nara serius, ia tertarik untuk mendengarkan cerita Nara.

"Iya, kak Aldo udah ganteng, baik lagi" puji Nara lalu senyum-senyum sendiri.

"Gila lo ya, hati-hati aja Nar, di sekolah ini banyak pake banget yang demen sama tuh orang" Ucap Resya dengan nada hati-hati.

"Lo mah bukannya nyemangatin gue gitu" Lirih Nara.

"Oh yaudah SEMANGAT NARAA!!!" Ucap Resya dengan nada terpaksa.

Nara yang mendengarnya pun hanya mendegus kesal.

***

Kringggg..

Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid berhamburan keluar dari kelas untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

Berbeda dengan Nara, Nara sedang tidak lagi Mood untuk melakukan sesuatu.

"Gue ke kantin dulu, lo mau nitip apa?" Tanya Resya

"Air mineral aja satu" Jawab Nara.

"Oke" singkat Resya lalu meninggalkan Nara sendirian di kelas.

Tiba-tiba..

Brakkk!!

Nara yang mendengarnya tersontak kaget. Lalu Nara melihat beberapa orang gadis yang sepertinya itu adalah kakak kelas Nara.

"Eh lo gadis culun! Berani banget lo ya ngedeketin Aldo gue!" Dea menarik kerah baju seragam Nara.

"Le-lepasin kak!" Nara memberanikan diri melawan kakak-kakak kelasnya.

"Lo masih baru di sini! Jangan sok lo!" Saut Mitha kakak kelasnya.

"Lo mau apa si hah?! Dasar gadis culun ga tau diri!" Bentak Riska teman Dea dan Mitha.

"Ngaca woi! Lo itu jelek, culun, bodoh! Mana pantes sama Aldo yang ganteng pake banget" ucap Dea dengan senyum piciknya.

Mendengar perkataan kakak kelasnya, Nara ingin sekali rasanya menangis, mengadu.
Nara menahan air mata yang sudah sedari tadi ingin keluar dari mata mungilnya.

"Udah selesai ngomongnya? Udah selesai ngebully adik kelas?" Ucap seorang laki-laki di ambang pintu.

"Ka Aldo?" Ucap Nara dengan mata berbinar, akhirnya pahlawannya itu datang.

"KELUAR LO BERTIGA SEKARANG?! ATAU LO BERTIGA GUE HUKUM!" bentak Aldo lalu menunjuk ke arah Dea, Mitha, Riska.

Mereka bertiga beranjak keluar, Mereka sangat takut kalau sudah berurusan dengan Aldo, ketua osis di SMA bimasakti. Sangat berbahaya.

TBC
Dont forget to voment!
-See you👋

QINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang