bagian 3

472 84 16
                                    


Teeeett! Teeeett!

Bel pulang sekolah berbunyi. Detik itu juga Lovi langsung memasukkan buku yang ada diatas meja kedalam tas-nya

"Lovi!" teriak Ibran dari ujung koridor kelas XI.

"paan sih?" tanya Lovi sambil memasang earphone ditelinga kanan dan kirinya.

"Lo tungguin gue dulu ya diparkiran, gue mau ngumpulin tugas ke Pak Ahmad."

"yaudah lah gue tungguin lo diparkiran, awas aja ya kalo sampe lama gue tinggalin lo." ancam Lovi kepada ibran.

"Yoa lah sans, gue cuman bentaran doang kok." jawab Ibran sambil berlalu meninggalkan Lovi yang masih setia dengan earphone-nya.

Skip sampai rumah

"Assalamu'alaikuuuumm." kata Lovi memberi salam kepada sang penghuni rumah, tetapi tak ada jawaban dari orang dalam.

"apa mungkin, bang Vino lagi ngampus ya, biasanya hari sabtu dia dirumah."

"aish bodo ah gue mau ke kamar dulu." Kata Lovi agak sedikit kencang.

"eh, udah pulang lo.tumben nggak main dulu." tanya bang Vino setelah keluar dari dalam kamarnya.

"lah, biasanya kan gue pulangnya emang jam segini. Ini aja agak telat gara gara si curut satu minta ditungguin buat ngumpulin tugas."

"masa sih? Nggak percaya tuh."

"yaudah kalo nggak percaya, gue mah nggak peduli." Lovi udah capek nggak mau debat sama abang kesayangannya ini jadi deh dia pergi ke kamar.

"heh Lovii, kurang ajar lo ya." jawab Vino sambil melamparkan bantal kearah Lovi yang sedang menaiki tangga.

Debugg

"aduh, sakit bangsat!" ringis Lovi tatakala bantal yang dilayangkan Vino tepat mengenai pantatnya, sehingga Lovi oleng dan jatuh hingga terduduk di lantai.

"wahahahaha, sukurin lu makannya kalo jadi adek tuh yang nurut sama abang trus kalo dibilangin jangan suka ngelawan mulu. Liat tuh lo jatuh gara gara kena adzab dari allah."

"ihhh, kesel deh sama lo." jawab Lovi sambil menghentak hentakkan kaki menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar, ia langsung merebahkan badan mungilnya diatas kasur king size yang sudah sedari tadi ditinggalkannya.

"uhh, ngantuk banget nih." kata Lovi sambil mencoba meraih guling yang terletak tak jauh dari sampingnya. Tak butuh waktu lama, Lovi sudah tertidur lelap dan berkelana dialam mimpinya.

Malam harinya

"dekk, lo liat hp gue nggak?" tanya ibran sambil mencoba mencari keberadaan hpnya. Pasalnya hp yang hilang itu merupakan hp yang baru ia beli dengan uang jajannya selama 5 bulan, kan kasian kalo sampe ilang beneran.

"mana gue tau kak, orang dari tadi gue tidur dikamar." kata Lovi sambil menonton tv diruang keluarga.

"aish, gimana dong itu kan hp yang baru gue beli. Mana beli hpnya pake duit gue sendiri lagi." jawab Ibran sambil menghampiri keberadaan Lovi.

"emang udah lo cari diseluruh sudut rumah ini?"

"udah gue cari daritadi tapi belum ketemu juga."

"bentar deh bang, kayaknya gue tau hp lu dimana."

"emang dimana?"

"gue mau ngasih tahu lo penting banget mengenai hp lo, tapi lo harus janji gabakalan marah sama gue." kata Lovi sambil mendekatkan jari kelingking kearah Ibran.

"iya iya gue janji gabakalan marah." kata Ibran sambil menautkan jari kelingkingnya.

"itu bang, tadi hp lu ngga sengaja kena tumpahan air pas gue lagi minum, terus gue berinisiatif untuk ngeringin hp lo pake kipas angin. Ya karna gue ngga berani ngomong langsung ke elo. Ya lagian elo juga yang salah, hp malah diletakin didapur, kan jadi kena air." kata Lovi sambil mencoba membela dirinya.

"apa lo bilang! Jadi lo yang udah ngilangin hp gue. Trus pake acara nyalah nyalahin gue lagi, udah tahu yang numpahin air itu elo sendiri. Padahal tuh hp gue beli pake uang gue sendiri."

"ya maap, kan gue ngga sengaja bang."
"ntar gue ganti deh bang. Gue kan anaknya bertanggung jawab dan baik." kata Lovi membanggakan dirinya.

"idih, emang punya duit lo buat gantiin hp gue yang baru?" kata Ibran sambil memasang muka remeh.

"ngga punya sih bang sebenernya, hehehee."

"yeee dasar kampank!"

"yaudah sih ya. Gitu aja ngambek, kan bisa dibenerin dulu. Siapa tahu bisa digunain."

"siapa yang mau benerin bangke."

"ya elo lah masa gue. Gue kan cewek mana bisa benerin kaya gituan."

"yaudah elo aja yang bawa hp gue ke counter biar bisa dibenerin langsung."

"yaudah entar, tapi anterin ya."

"dihh, nggak mau lah. Jalan kaki aja sampe pake acara dianterin segala."

"aelah bang gitu banget sama gue."

"bodo amat sih ya." kata Ibran sambil berlalu meninggalkan Lovi yang masih memasang muka sinis kepada Ibran.

"awas lo ya, tunggu aja pembalasan dari gue."

------------------------------------------------------
Hy guys jangan lupa comment dan vote ya guys
Biar gue lebih rajin update cerita ini😉

Makasih buat yang udah comment dan vote cerita ini🙏

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang