bagian 10

267 54 12
                                    


Drttt drtt

Hp yang terletak diatas nakas tempat tidur lovi berbunyi.
"tumben ada yang nelpon jam segini."

Lovi,

Halo?

Noname

.....

Lovi,

Ish, apaan sih kok nggak ada suaranya!?
Halo?

Noname

Vi?

Deg!
Lovi mematung mendengar suara itu, seketika sekujur tubuhnya dialiri oleh keringat dingin, lidahnya kelu untuk hanya mengucap sepatah kata saja.
"ternyata dia kembali."

****

Sekolah

"Vi? Ngapain muka kusut kek gitu? Ada masalah?" tanya Clarisa saat ia baru saja mendudukan pantatnya dikursi samping tempat duduk Clarisa.

"hmm,,," hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Lovi. Ia masih berfikir kenapa masa lalunya tiba tiba datang tanpa permisi dahulu. Padahal ia sudah membuang berjuta rasa indah pada masa lalunya. Hingga kini Yang tersisa hanya rasa yang terasa pahit bila diingat kembali.

"Nggak usah manja deh, coba cerita ada masalah apa?" kata clarisa membujuk Lovi agar mau berbagi cerita dengannya.

"nanti aja kalo udah dikantin." ucap Lovi yang tengah menidurkan kepalanya diatas meja.

"aelah nggak seru lo!" kata Clarisa beranjak dari kursi menuju papan tulis untuk menghapus sisa pelajaran kemarin.

Dikantin

"mau pesen apa Vi? Biar gue pesenin sekalian." tanya Clarisa

"gue air putih dingin sama mie ayam aja."

"oke, tunggu bentar ya."

"hmm,," jawab Lovi malas

"nih makan nggak usah manja minta disuapin segala!" cerocos Clarisa meletakkan mangkok berisi mie ayam didepan Lovi.

"dihh siapa juga yang minta di suapin sama elo! tangan lo bau makannya gue ngga mau!" Lovi langsung memakan lahap mie ayam didepannya. Padahal sejak semalam setelah ia menerima telfon dari seseorang yang pernah mengisi hatinya, ia tak berselera untuk makan atau bahkan minum air sedikitpun.

"biasa aja kali, nggak usah ngegas."
"katanya mau cerita?"

"hmm,," lLLovi menceritakan tentang seseorang yang menelfonnya semalam. Ia menceritakan dengan detail siapa orang itu dan mengapa hubungannya dengan Lovi bisa terpisah beberapa waktu.

"bangke tuh orang, bisa-bisanya sekarang kembali lagi setelah sekian lama nyakitin perasaan lo."

Seseorang yang menelfon Lovi tadi malam ternyata mantan kekasihnya dua tahun lalu. Kisah percintaan mereka kandas karena dengan tiba-tiba sang mantan meninggalkannya tanpa sebab yang jelas.

Perasaan yang dulu pernah memenuhi hatinya telah ia buang jauh-jauh dari hidupnya. Karena sekarang ia telah menaruh hatinya untuk seseorang yang selalu membuat hari-harinya semakin berwarna, seseorang yang selalu membuat hatinya berdebar tak menentu, dan seseorang yang selalu ada untuk setiap duka lara yang ia rasakan.

Seseorang itu adalah Dion Aditya Bramantyo sahabat sekaligus seseorang yang telah memenuhi fikiran Lovi hingga mata pelajaran di sekolah tak dapat diserap lagi oleh otaknya. Canda aing, hehehe:)

"haruskah gue balik kanan lagi? Tapi gue udah nggak punya perasaan apa-apa lagi sama dia."

"nggak usah lo ladenin tuh cowok! Mentang-mentang sekarang dia susah, baliknya sama elo." Clarisa mulai emosi mendengar cerita masa lalu sahabatnya yang sangat menyakitkan.

"tapi hati kecil gue ingin ketemu sama dia. Dan gue mau bicara kenapa waktu itu dia pergi ninggalin gue tanpa mengucap sepatah kata."

"udahlah, lo lupain dia mulai dari sekarang. Move on Vi cari yang lain yang lebih baik dari dia."

"gue cuma mau tanya aja alasan dia ninggalin gue waktu itu karena apa. Gue udah ngga ada perasaan cinta lagi sama dia Clar, hati gue udah buat seseorang yang bener-bener berarti dalam hidup gue."

"weh, serius lo udah punya pacar!" pekik Clarisa hingga membuat seluruh mata beralih menatap ke tempat duduk gue.
"dasar toa masjid"

"gue nggak pacaran ya nyett,"

"lah terus?"

"doi aja yang nggak peka-peka." jawab Lovi dengan malas.

"siapa sih orangnya, biar gue bikin peka sekarang juga."

"yakin lo berani?"

"berani lah! Tapi asalkan manusia bukan yang laen."

"lo kata gue suka sama yang tak kasat mata gitu? Mana ada sih suka sama yang ngga kelihatan."

"ya siapa tau lo punya penglihatan ganda layaknya paranormal. Jadi bisa liat yang gituan."

Tett tett

"eh udah bel tuh, gue bayar duluan ya." kata Lovi sambil beranjak dari duduknya.

"udah gue bayar sekalian tadi." kata Clarisa beranjak keluar dari kantin.

"tumben amat mau bayarin gue."

"dih, siapa juga yang mau bayarin elo. Ya gantilah uang gue." cicit Clarisa menengadahkan tangannya guna meminta uang dari Lovi.

"kirain udah berubah, ternyata masih blangsak. Nih gocheng buat lo nggak usah dikembaliin." Lovi bergegas meninggalkan Clarisa yang masih terdiam dengan kelakuan Lovi barusan.

"anjir Mana ada kembalian, orang duit lo kurang juga!" pekik Clarisa ketika menyadari akan kebodohan dirinya yang telat mikir banget kali ini.

------------------------------------------------------
Hai hai maapkeun daku yang telat update ya guys:-)

Maklum lagi sibuk nugas karena bentar lagi mau pts
Minggu -minggu ini bakalan slow update ya guys karena mau fokus belajar dulu👌

Thanks banget buat kalian yang udah ngevote, baca, & comment ceritaku ini🙏
Kalo kalian punya kritik dan saran, boleh kok disampein ke aku😉

Sampe ketemu di next chapter ya❤

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang