SELAMAT MEMBACA CERITA ADAM DAN ZAFINA:)
Cek typo!
Kesempatan datang bagai awan berlalu. Pegunakanlah ketika ia nampak di hadapanmu.
-Ali bin Abi Thalib-
****
Zafina tak henti menghela napas. Dia berusaha menetralkan detak jantungnya yang sedari tadi berdebar kencang. Bagaimana tidak gugup, ini pertama kalinya dia dan Adam mandi bersama. Bahkan, Zafina tidak pernah membayangkan bisa mandi romantis ini sebelumnya.
Sekali lagi, dia menghembuskan napasnya. Duduk dengan tenang. Lihatlah Zafina, bahkan wajahmu tidak berhenti merah sedaritadi. Zafina memekik sambil memerhatikan dirinya lewat pantulan cermin meja rias.
"Kamu capek?" tanya Adam tiba-tiba dari arah belakangnya. Zafina menatap pria itu dari cerminnya.
"Enggak, Mas. Ada apa?" jawabnya sambil menggelengkan kepala pelan. Sumpah, berhenti berpikiran mesum, Za, sadarlah! Lagi-lagi Zafina memekik dalam hati. Dia mengartikan ucapan 'kamu capek' tadi dalam tanda kutip. Oh, God!
"Mau makan malam di luar? Saya sekaligus mau ada yang di cari."
Perlahan, senyum Zafina mengembang. "Boleh, Mas. Aku ganti baju dulu kalo gitu." Tentu saja dia akan menerima ajakan sang suami tersebut. Kapan lagi mereka makan bareng di luar?
Adam tersenyum tipis, kemudian beranjak meninggalkan kamar. Dia akan menunggu Zafina berganti pakaian di ruang tengah saja, karena tidak ingin acara mengisi perutnya gagal hanya gara-gara melihat sang istri berganti pakaian. Huh, tubuh wanita itu ... Adam bingung kenapa bentuknya sempurna sekali.
Segera pria itu menyadarkan diri dari pikiran tak benarnya dengan memijat pelipisnya pelan. Otaknya semakin ke sini, semakin tak bisa dikondisikan saja.
"Mas Adam ...?" panggil Zafina yang sudah cantik dan rapih dengan pakaiannya. Apalagi senyum itu, astaga ... Adam hanya mampu membalasnya dengan senyuman kecil.
"Ayo berangkat," ucapnya kemudian melangkah lebih dulu menuju mobil.
Pria itu tidak peka atau memang tak berniat menggandeng tangan Zafina? Benar-benar mengesalkan sekali!
****
Selama di perjalanan menuju tempat makan, Zafina maupun Adam tidak ada yang memulai obrolan untuk memecah keheningan di antara mereka. Keduanya sama-sama bergelut dengan pikiran masing-masing.
Adam sesekali melirik wanitanya, namun memilih bungkam saja. Dia tidak tahu harus memulai obrolan dari mana.
"Hem ... Mas Adam mau nyari apa?" tanya Zafina kemudian. Akhirnya ... ada juga yang mengalah dan berani memulai obrolan di antara dua insan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZafinAdam (SUDAH TERBIT)
Romance[ UNTUK PEMESANAN ZAFINADAM BISA HUBUNGI PENULIS] Menceritakan kisah dalam sebuah hubungan yang berliku. "Berharap agar sang Pencipta mempersatukan kita. Dan semesta merestui rasaku, lalu kau membalasnya dengan rasa yang sama." "Menikah dan menjadi...