Kau ada ketika diri ini mendambakan secangkir hangat rengkuhan
dan kau pun tak segan memberikannya dengan cahaya perakmu
kau tak pernah mengeluh ketika menggantikannya yang tengah terbenam
kau selalu ada ketika diri ini tenggelam dalam air mata kelam
kau tak sungkan menemaniku setiap malam,
bahkan jika itu menyakitimu pun kau diamKau tak peduli bagaimana perasaanmu, begitupun aku,
kita telah hanyut dalam perasaan yang tak seharusnya
bagaimana rasa yang semula hanya tercetak samar,
bisa tumbuh begitu cepatnya hingga melumpuhkanku?
bagaimana cara kita menyudahinya?Logika selalu berteriak pergi tapi hati ini tak beranjak sejengkal pun
maafkan egoisme diri ini yang selalu datang hanya untuk menyayatkan luka
maafkan diri ini yang masih berharap seberkas sinar sang mentari muncul kembali
dan harapan itu masih konsisten bertengger diujung kekosongan hati05122019
KAMU SEDANG MEMBACA
ekspresi
PoetryDimulai dari pemilihan aksara yang membentuk kata abstrak dan dirangkai sedemikian rupa hingga terbentuklah kalimat-kalimat yang memuat ilusi. Kelihatannya terlalu hiperbola. Yah, sekiranya tulisan ini ; 80% imaji 18% harapan 2% nyata Sangat menerim...