Perasaan

10 2 0
                                    

                                 

    Hari hariku begitu kaku rasanya, aku selalu ingin berteman dengan satu orang saja dulu yang benar benar tulus.
Tapi hidup membuat semuanya sulit
Karena menyakitkannya setiap langkahku.

  Nyren terbaring di kamarnya memikirkan masa depannya, keluarganya yang hancur, dan hidupnya yang sendirian.

" Rasanya sulit jika semua masalah gue pendam sendiri "

Nyren akhirnya terlelap dalam tidurnya dengan segala beban hatinya

    Minggu yang cerah, dingin menembus pori pori kulit nyren di halaman rumahnya
sambil mendengarkan musik nyren membersihkan halaman rumahnya di pagi buta dan entah angin dari mana yang membawa sosok ini di rumahnya.

Nyren terdiam sejenak melihat penampakan di depan pagar rumahnya ini

" Hae "

Sambil melambaikan tangan dan tersenyum

Senyum khas seorang yuvin, manis dan sangat tampan,  seorang nyren pun bisa terpesona.

" Ngapain di sini?  "

Nyren melepas earphone di telinganya,

" Bukain dulu pagarnya napa "

Senyum itu dia kembali tersenyum,nyren seperti ingin melempar yuvin dengan sapu yang tengah di pegangnya itu.

"Bilang dulu mau ngapain di rumah gue? "

Yuvin bertingkah malu malu, yang jauh dari sosok yuvin yang di kenal santuy

" Gue di suruh pak em ke rumah lu buat belajar demi masa depan gue dan,,,,,,"

Satu detik, dua detik, tiga detik nyren menunggu yuvin melanjutkan perkataanya namun yuvin hanya terdiam,

" Yaudah, tapi ngga gratis "

" Nih gue bawain bakso super, gue ngga tau lu suka apa, tapi gue suka bakso yaudah gue beliin lu bakso "

Sambil mengangkat bungkusan bakso

" Yaampun sejak 2 tahun lalu gue udah ngga pernah makan bakso " ( batin nyren kegirangan )

Bukan karena tak punya uang untuk beli bakso tapi karena tak punya waktu untuk membeli bakso lantaran hidupnya yang super sibuk.

" Ehm kebetulan gue belum sarapan, siniin baksonya "

Nyren mengambil bakso tersebut tanpa membuka pagar terlebih dahulu,

" Lah gue gimana, bukain dong pagarnya "

Nyren membuka pagar rumahnya setelah sekian lama interview.

Di ruang tamu nyren, yuvin duduk menunggu nyren mengambil buku paketnya

Nyren datang dengan setumpuk buku di tangannya

Melihat buku itu saja di hadapan yuvin sekarang,  membuat kepalanya pusing.
Sebenarnya niatannya bukan ingin pergi belajar, melainkan ingin lebih dekat dengan nyren yah itulah cowok plus 62,

    " to the poin aja, materi mana yang ngga lu pahami? "

Nyren mempersingkat pembicaraan

" Semuanya sih "

Nyren kaget mendengar pengakuan yuvin

" Yaampun , ujian tuh tinggal beberapa bulan lagi dan lu masih bego, males banget gua ngajarin orang bego,ngapain coba pak em minta gue ngajarin lu bikin repot aja "

Celoteh nyren sambil membuka buku bahasa inggris di hadapannya,  tanpa ia sadar yuvin memperhatikannya dengan seksama dan sungguh yuvin mulai memahami sosok yang lain nyren seperti saat ini.

" Ngapain liatin gue? "

Nyren sadar akan yuvin yang memperhatikannya sedari tadi

" Gue liat buku bahasa inggrisnya kok tuh yang lu pegang "

Nyren sontak menyimpan buku tersebut kembali

" gini aja deh, kita speaking english aja "

" Yes im okay "

Mode serius on di antara mereka yang saling berhadapan dan bertatapan.
Jujur saja yuvin sangat bahagia sekaligus deg degan pertama kalinya menatap mata nyren begitu lama seperti ini

Deg! 

" sumpah gue beneran jatuh cinta nih "(batin yuvin meronta )

" yaudah yah gue yang mulai duluan "

" ok "

Nyren oun memulai pembelajarannya secara lisan

" good morning! "

" yes morning! How are you nyren? "

" Im fine, thankyou and you? "

" Im fine to, and i love you!"

Tatapan serius yuvin sungguh nyren bungkam

Deg!

" Itu suara jantung siapa yah ?"( batin yuvin)"

Kali ini bukan suara jantung yuvin yang terdengar entahlah hanya nyren dan yuvin yang tau

Masih terdiam dalam keheningan

" Eh lumayan juga lah bahasa inggris lu vin, hari ini sampe sini aja pelajarannya gue pengen istirahat "

Nyren memecahkan keheningan, nyren mudah mengontrol dirinya, tapi kali ini dia benar benar goyah,perasaanya benar benar goyah,

Dengan segera yuvin membereskan perlengkapan belajarnya ke dalam tas, dia sendiri bahkan gugup dan salah tingkah setelah sadarkan diri dari apa yang dia ucapkan tadi,

" Gue pulang yah,  makasih "

Kecepatan kilat yuvin mengilang dari rumah nyren.

Entah bagaimana perasaan mereka berdua setelah kejadian tersebut.

" Perasaan di ciptakan untuk saling memahami ketulusan satu sama lain "



























YuvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang