Nessa masih berada di tribun lapangan voli setelah Raffa meninggalkannya tadi. Nampaknya Nessa masih betah menikmati aroma hujan yang khas itu.
"Woy Nes." Teriak Keyra dari pintu utama tribun.
Nessa auto langsung nengok dong.
"Gue cariin jugak, taunya lu disini." lanjut Keyra yang sekarang sudah duduk sambil mencomot asal cheese brownis Nessa. Hm, enak.
"Ada apa Key?" Tanya Nessa.
"ho, hog ninhal hue hi helas he." jawab Keyra ga jelas. Karena memang mulutnya masih penuh tersumpal brownis.
"Telen dulu Key baru omong."
Sudah, Keyra sudah menelan brownis itu dengan sekali telan.
"Hem, gini Nes. Dari tadi gue cariin lu, kaga taunya lu disini." Kata Keyra.
"Iya, dari istirahat tadi aku disini."
"Oh."
"Tadi aku disamperin kak Raffa juga." Ucap Nessa lirih, hampir tidak terdengar oleh pendengaran Keyra.
"Apa Nes?" Tanya Keyra memastikan.
"Ga ada."
"Tadi gue denger kek lu sebut nama Kak Rafa gitu." Jelas Keyra, ya Keyra harap pendengarnnya tidak bermasalah 100%.
"Hm, iya tadi, sekarang udah pergi. Tapi tadi malem kek nya dia ngeAdd line aku deh. Usernamenya Raffa Mosa sapa gitu aku lupa."
"Iya emang itu id linenya kak Rafa, gue yang ngasi id line lu ke dia. Maapin ya Nes, hehe." Aku Nessa dengan cengirannya.
"Apa-apaan si kamu, main ngasi Id aku sembarangan. Nanti kalo kak Rafa nyebarin id line aku kesembarangan orang gimana?" Geram Nessa.
"Itu bukan tipe Kak Rafa banget kali Ness. Udah lu tenang aja."
"Ya maap Ness, ya udah kelas yuk, mau masuk nih." Lanjut Keyra.
Nessa kembali merapikan kotak bekalnya dan langsung kembali ke kelas bersama Keyra. Karena abis ini kelas mereka akan Ujian IPA di bab 5.
💛💛💛
Nampak hari sudah mulai sore. Dan langitpun sudah menampakkan sinarnya melalui sinar matahari yang sebelumnya tertutup mendung sejak pagi.
Bel tanda pulangpun juga sudah berbunyi. Rafa dan 2 ajudannya sekarang berada di basecamp mereka, belakang kelas. Sambil menunggu parkiran sedikit sepi.
Sam dan Davit adalah 2 sahabat yang setia. Buktinya mereka rela pulang telat demi menunggu Rafa. Karena mereka berdua tau Rafa kurang suka sama kebisingan.
"Raf, lu kagak ke rooftop?" Tanya Davit.
Tanpa ada jawaban dari Rafa, Rafa berjalan meninggalkan Sam dan Davit menuju jalan arah ke rooftop.
Davit dan Sam juga langsung menyusul sahabatnya itu, mereka hafal betul tabiat si Rafa.
Sesampainya di Rooftop Rafa duduk di bangku sambil memandang kosong cahaya matahari yang mulai mengoren.
Perasaan Rafa selalu damai dan tenang saat melihat indahnya lukisan Tuhan saat sunset datang dan sebentar lagi akan menghilang.
Dan tugas matahari hari ini selesai, akan digantikan oleh bulan. Dan besok matahari akan bertugas kembali dengan cahayanya yang begitu cerah. Itu pikir Rafa.
Hampir sejam Raffa menikmati indahnya Sunset. Tak terasa hari sudah larut.
"Balik yuk." Ajak Raffa.