Omake 4 (^_^)

609 57 10
                                    

Silence speak very loudly

but it is amazing

how many people don’t take the time to listen

.

.

.

"Kise!?"

Hamba mohon maaf, Akashi-sama.

Hamba akan membawa Kise,

Hamba mohon undur diri" ucap Daiki,

"Ah, bawa pergi, dia" ucap Akashi semakin kesal.

.

.

.
"Tetsuya~

Bangunlah,

Tetsu-ya?" ucap Akashi sangat terkejut begitu ia melihat wajah Kuroko yang sudah meneteskan air mata,

"Akashi-sama,

Hamba tak tahu apa yang harus aku lakukan?

Haruskan aku meminta untuk kembali ke dunia manusia?

Atau aku harus bertahan di tempat,

Dimana aku tak di inginkan?" ucap Kuroko menahan air mata nya

"Tetsuya?

Apa yang kau katakan?

Aku membutuhkanmu~?" ucap Akashi panik, namun Kuroko tetap tak berhenti menangis dalam diam

"Wakatta, ayo kita pergi.

Hanya kita berdua,

Mari kita tinggal hanya kita berdua.

Tapi dengan satu syarat,

Aku harus mengubahmu menjadi vampir juga" ucap Akashi,

"Eh?" ucap Kuroko mulai berhenti menangis,

.

.

.

Sudah 15 menit Akashi tidak kunjung ke ruang makan, akhirnya Midorima pun memanggil tuannya itu,

Namun begitu ia membuka pintu ia tak menemukan siapapun,

Hanya setitik darah di atas kasur,

Dan itu adalah kali terakhir mereka Akashi dan Kuroko menghilang.

Kise yang mendengar itu sangat terkejut dan menyalahkan dirinya sendiri,

Aomine sibuk mengurus Kise agar ia tidak melakukan hal bodoh lainnya,

Midorima percaya Akashi suatu hari akan kembali, jadi dia tetap berada di istana begitupula dengan Murasakibara Atsushi dan Momoi Satsuki.

.

.

.

SKIP TIME

Malam tiba Kuroko yang tengah memasak di rumah dikejutkan dengan suara ketukan pintu.

Tok tok tok

Tok tok tok

Akashi dan Kuroko kini tinggal di dunia manusia,

Ia tinggal di rumah yang cukup besar untuk dua orang,

Sedang Akashi bekerja, dan pulang di sambut oleh Kuroko,

Mereka memulai hidup bersama dari awal lagi,

Meski ia tidak melanjutkan sekolahnya, ia mulai bahagia sedikit demi sedikit,

Setelah merasakan kebaikan Akashi yang di berikan hanya untuk Kuroko.

.

.

.

Hari itu salju turun, dan Akashi sudah berada di depan pintu, menunggu di bukakan oleh Kuroko sang istrinya.

"Akashi-sama okaeri, eh?" Begitu pintu di buka, ia segera menyambut sang suami yang habis pulang kerja,


"Tetsuya, tadai- egh -ma" ucap Akashi pulang dengan keadaan mabuk berat.

"Akashi-sama, bau sekali alkohol" ucap Kuroko langsung membantu Akashi yang sudah sulit berjalan lurus.

"Warui, tadi ada acara minum sehabis kerja.

Aku akan cuci muka, ayo kita makan setelahnya" ucap Akashi mengusap wajahnya.

"Tapi, Akashi-sam pasti sudah kenyang bukan?" ucap Kuroko, mengingat Akashi habis ikut acara minum bersama teman kantornya.

"Aku minum, tapi tidak makan.

Aku mau makan bersama denganmu, Tetsuya" ucap Akashi,

BLUSHH

Seketika wajah Kuroko memerah padam, dan mereka pun sampai di kamar mandi,

"Aku akan berganti baju dulu,

Tetsuya ke meja makan duluan saja" ucap Akashi mencuci wajahnya.

"Emp, wakatta" ucap Kuroko bergegas pergi begitu melihat Akashi membuka bajunya, dan menampakkan setiap Inci bagian tubuh atasnya itu.

.

.

.

10 menit berlalu,

20 menit berlalu,

30 menit berlalu,

Akashi tidak kunjung datang, akhirnya Kuroko lah yang mencari Akashi,

Ternyata ia sudah tertidur di atas kasur dengan pakaian yang setengah terpakai,

"A-Akashi-sama?"

Lalu Kuroko bukannya membangunkan Akashi, ia justru memakaikan pakaian Akashi lalu menyelimutinya dengan selimut,

Di beres kan nya makanan di atas meja, jadi hanya tersisa 1 porsi saja, dan Kuroko pun menyantap  makanannya sendiri.

Mereka tak tahu, bahkan tidak tahu atau bahkan tidak ingat kalau Sanya hidup di dunia justru lebih merepotkan,

.

.

.

Pagi itu, Akashi terbangun dan baru ingat kalau semalam ia tidak jadi makan bersama Kuroko.

"Tetsuya?" ucap Akashi melihat sang kekasih  masih tertidur di atas tubuhnya dengan tangan yang melingkar di perutnya,

"Zzzzzz zzzzz"

'Ka-kawaiiiiii" ucap Akashi di dalam hati, karena tak ingin membangunkan Kuroko.

"Engh? Akashi-sama sudah bangun?" ucap Kuroko mulai membuka matanya perlahan.

"Apa menurutmu, aku berhenti saja bekerja?

Kita tak akan Kekurangan meski aku tak bekerja ingat?

Waktu bersamamu jauh lebih berharga dari pada bekerja, Tetsuya" ucap Akashi mencium kening Kuroko.

"Emp~" ucap Kuroko seperti ada yang di pikirkan nya.

"Ada apa? Hmp.

Kau seperti memikirkan sesuatu" ucap Akashi sembari memeluk Kuroko.

"Akashi-sama, aku tiba tiba terfikirkan akan orang orang Akashi-sama di istana" ucap Kuroko,

"Kenapa kau memikirkan orang orang yang bahkan tak memikirkan mu, Tetsuya?" ucap Akashi kesal akan sikap yang terlalu perduli Kuroko.

"Tapi mereka orang orang Akashi-sama,

Harusnya Akashi-sama ingat akan kesetiaan yang mereka berikan" ucap Kuroko justru malah membela mereka,

"Wakatta wakatta,

Nanti aku akan kembali dan melihat keadaan mereka" ucap Akashi memeluk Kuroko erat.

TBC

Antara Cinta dan KerajaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang