16. Fin (/-(エ)-\)

969 67 6
                                    

"Ah apa kau akan membunuhku?" ucap Kuroko takut tapi masih kuat menatap Akashi tajam,

meski seluruh tubuhnya gemetar takut.

"Hmpp,

bagaimana ya?

Haruskan aku membunuh mu sekarang?

Atau?" ucap Akashi dengan senyum seolah ia tengah merencanakan sesuatu yang sangat buruk.

". . ." Tetsuna tahu, Akashi bisa melakukan apapun padanya,

karena pada dasarnya Akashi Seijuuro bukanlah MANUSIA!

"Apa kau takut padaku?" ucap Akashi mulai mencoba melakukan pendekatan dengan Tetsuna,


yang merupakan sebagian dari belahan jiwa Tetsuya sendiri,

(kan kembar identik).

". . ."Tetsuna tidak menjawab namun ia tetap pada posisinya dan membatu.


Selangkah demi selangkah Akashi menarik tangan Tetsuna kembali ke atas kasur,


Dan Akashi merabahkan tubuh Tetsuna di atas tangan kirinya,


Sedang Akashi sendiri menghadap Tetsuna sembari membelai lembut rambut pemuda itu,


"Apa kau masih takut?"

Akashi menatap Tetsuna langsung ke mata mereka,

Mata mereka bertemu,

Gejolak aneh mulai terasa,

Panas dan dingin,

Dari perut ke dada,

Dan terus menerus sampai,

Tetsuna menatap balik Akashi,

Akashi menyentuh lembut wajah Tetsuna,

"Apa menurutmu,

aku akan membunuh mu?" ucap Akashi lembut dan~

Cup

Kecupan ringan mendarat di bibir Tetsuna,

"Tidurlah,

tidurlah yang nyenyak,

lepaskan semuanya,

aku mencintaimu.

Tetsuna"

Akashi mengecup kening Tetsuna,

di ikuti mata Tetsuna yang sudah tertidur.

Setelah itu, Akashi menyuruh penjaga untuk memanggil kan Aomine Daiki.

.

.

.
Tanpa menunggu lama, Aomine masuk bahkan tanpa mengetuk,

namun tentu Akashi tidak akan marah.

"Daiki,

bisa kau lakukan sesuatu untukku?" ucap Akashi masih membelai rambut Tetsuna.


"Apapun, Nii-san" ucap Aomine sangat menghormati Akashi,

sama seperti ia menghormati Nijimura.

Akashipun tersenyum senang, memiliki kaki tangan yang sangat bisa di andalkan.


Lalu Akashi meminta sesuatu pada Aomine,

Antara Cinta dan KerajaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang