Chapter 2

461 63 20
                                    

Walaupun penampilannya cukup jauh berbeda, tapi aku tahu kalau laki-laki ini adalah orang yang sama dengan yang kutabrak seminggu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun penampilannya cukup jauh berbeda, tapi aku tahu kalau laki-laki ini adalah orang yang sama dengan yang kutabrak seminggu yang lalu. Minggu lalu dia mengenakan jaket kulit hitam dan celana kulit yang sangat membentuk tubuhnya. Tapi malam ini dia mengenakan stelan mewah berwarna putih. Aku tidak tahu harus takut atau malah terpesona padanya. Kalau sebelumnya aku sempat protes karena malaikat memberikan wajah tanpa dosa pada Thunder, maka kini aku akan memprotes kenapa malaikat mengizinkan makhluk lain berwajah layaknya malaikat?

Lihat!

Aku mengulang kembali pendapatku tentangnya, bukan?

"Hallo Lay. Dimana pasanganmu? Sepertinya kau sendirian malam ini?" Balas Thunder sopan lalu bersalaman dengan laki-laki yang dipanggilnya Lay itu.

Keringat dingin mulai menjalari punggungku saat kedua mata Lay menatap mataku. Dan kalau ada yang bertanya padaku, aku berani bersumpah kalau matanya berubah warna! Awalnya memang hitam, tapi selama beberapa detik tadi, matanya berwarna perak kehijauan. Kini bukan hanya bibirnya yang menarik perhatianku, tapi keseluruhan dirinya adalah magnet bagiku.

"Kali ini aku tidak bisa menemukan pendamping yang cocok. Apalagi setelah melihat pasanganmu malam ini, aku rasa tidak ada wanita yang bisa mengangkat egoku lebih tinggi darimu. Kau sukses mendapatkan perhatian dunia malam ini dengan membawa wanita cantik ini." Ujar Lay lembut lalu meraih tanganku dan mencium punggung tanganku cukup lama dari yang seharusnya. "Hallo, Miss?"

"Lily Russell." Jawab Thunder saat menyadari kalau aku sama sekali tidak bisa bersuara.

Jarinya...

Untuk ukuran laki-laki, maka makhluk di hadapanku ini memiliki jari langsing dan panjang. Jari laki-laki paling indah yang pernah kulihat. Berlebihan rasanya, tapi bekerja di toko sendiri sebagai pelayan toko dan juga kasir membuatku bisa mengamati banyak orang tanpa harus merasa bersalah. Dan laki-laki ini jelas di atas rata-rata para laki-laki yang pernah kulihat dari segala sisi.

Oke.

Aku memilih untuk menghadapinya, siapapun pria ini. Dan kalau dia memang pembunuh, aku tidak takut. Selain kenyataan kalau aku cukup bisa ilmu bela diri, tempat ini juga sangat ramai. Dia tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan kalau dia menginginkan aku lari ketakutan malam ini.

"Hallo, Ms. Russell. Kita bertemu lagi." Ulang Lay ramah lalu tersenyum padaku.

Aku berusaha membalas senyumnya. "Hallo, Mr. Lay, atau aku boleh memanggilmu Lay saja?"

"Lay saja, please. Belum pernah ada orang yang memanggilku Mr. Lay, karena Lay adalah nama panggilanku." Dan lagi-lagi pria itu memberikan senyum 1000 watt-nya padaku.

"Aku rasa malam itu ada sesuatu yang terjadi bukan? Kau terluka." Ujarku mulai memancingnya.

Thunder melihatku dan Lay bergantian. "Kalian sudah pernah bertemu?"tanya Thunder tidak percaya.

Night Of The Darkness (EXO Saga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang