CHAPTER 1. NEW NEIGHBOR

1.1K 121 92
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Angin bertiup semilir di siang hari. Langit biru tampak dihiasi gumpalan-gumpalan awan berarak. Seperti biasa, hanya ada keheningan di Encamp, salah satu desa di Andorra, tempat tinggalku selama hampir lima tahun kini.

Umumnya sebagian besar orang sibuk di ladang atau pertanian milik masing-masing. Sebagian lagi pergi bekerja di Kota Andorra La Vella. Aku sendiri beruntung mendapat pekerjaan di toko roti yang masih berada di wilayah Encamp.

Udara pegunungan yang segar, pemandangan hijau lembah, danau, bangunan berbatu dengan bunga-bunga di jendela, membuatku betah berjalan-jalan, bahkan kadang lari sore mengelilingi desa saat aku libur. Saat yang menyenangkan jika saja Xavier tidak membatalkan kencan kami sore ini.

Aku mendesah. Ini sudah ke sekian kalinya Xavier tidak bisa menghabiskan waktu bersamaku. Alasannya beraneka ragam, dari sibuk sebagai putra satu-satunya pemilik hotel, harus mengantar mamanya ke pusat perbelanjaan, mengerjakan tugas kuliah sang adik, dan alasan lain.

Menyebalkan!

Harusnya aku tak menerima begitu saja alasan-alasan itu. Namun, aku tak tahan jika Xavier marah karena prasangkaku.

Suara mobil terdengar berhenti di depan rumah. Aku segera melongok keluar pintu penuh rasa ingin tahu.

Seorang remaja manis bertelanjang dada, berambut keriting gelap kecokelatan hampir senada dengan kulitnya, tampak keluar dari pintu mobil berwarna biru tua. Empat lelaki tampan ikut turun menyusulnya, menuju rumah cukup besar dekat hutan kecil tak jauh dari rumahku.

Yang kutahu, rumah itu telah ditinggalkan penghuninya sekitar sebulan yang lalu. Sebuah bangunan yang tampak mencolok karena letaknya memencil sendiri.

Tetangga baru?

Keningku berkerut menatap tubuh remaja yang berumur sekitar belasan tahun.

Kenapa ia tak pakai baju? Apa sengaja mau pamer tubuh? Sayang, aku tak tertarik menjalin hubungan dengan pria berumur lebih muda. Meskipun, ia ... manis eksotis.

Mataku beralih menatap keempat lelaki lain.

Hmmm ... tampan juga. Apakah mereka bersaudara? Kenapa tidak ada yang mirip?

Jantungku hampir melompat saat salah seorang dari empat lelaki itu menoleh ke arahku. Lelaki berpakaian paling rapi dan berwajah ramah dengan senyum tipis khas penggoda terukir di bibirnya.

Tanpa berpikir panjang aku buru-buru menutup pintu. Aku tak ingin dianggap sebagai gadis tak tahu malu yang berani mengintip tetangga baru.

Tak lama kudengar suara derai tawa mereka. Aku mencoba mengintip melalui tirai jendela. Mereka tampak bersenda gurau sembari mengambil barang bawaan masing-masing.

"Cleona, kau sedang melihat apa?" bisik Joana di dekat telingaku.

Aku menoleh cepat ke arah adik papaku itu sembari menutup tirai. Aroma harum kue menyentuh indra penciuman.

Wanita agak gemuk berumur tiga puluhan di hadapanku balas memandangi penuh senyum menggoda.

"Bibi, kau mengagetkanku!" sahutku sambil mengelus-elus dada. "Itu ... ada tetangga baru."

Joana membuka tirai pelan. Matanya mengawasi rumah di seberang dengan saksama.

"Oh, ada lima lelaki tampan dan gagah!" serunya girang. "Cleona, segera ambil kue yang baru saja kupanggang. Kau bertamu ke sana dan berikan pada mereka!"

ALRICO - Lucis Series 1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang