CHAPTER 6. THE MYTH

673 70 25
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Aku menyentuh bibirku sembari mengingat kejadian di mobil bersama Alrico. Ada rasa bersalah dalam hati mengingat aku telah mengkhianati Xavier.

Tak seharusnya kubiarkan Alrico mencuri kesempatan seperti itu padaku. Saat aku sedang lemah dalam kebimbangan tentang kekasihku.

Apa yang kau lakukan, Cleona? Kenapa kau serendah itu?

Aku mengusap wajah dengan kedua tangan. Mulutku mengeluarkan desahan pelan. Rasa penyesalan membuatku malu pada diri sendiri.

Itu bukan dirimu, Cleona. Kau tak pernah begitu sebelumnya!

Ya ... karena sebelumnya aku selalu akan menerima perlakuan apa pun dari Xavier dan tak ada lelaki semanis Alrico yang memujaku dengan lumatannya yang menakjubkan. Ia membuatku merasa dicinta dan dibutuhkan ....

Aku meremas rambutku kesal mendengar pertengkaran di diriku sendiri. Pandanganku mengarah ke dinding. Jarum jam menunjukkan hampir pukul 12 malam. Kucoba memejamkan mata untuk ke sekian kali.

Suara lolongan mendadak terdengar. Aku sontak membuka mata.

Serigala? Dari arah rumah Alrico?

Kucoba memastikan lagi. Telingaku sungguh tak salah dengar. Aku bangkit dari pembaringan dan mengintip ke arah bawah melalui jendela.

Mataku membelalak. Ada serigala besar berwarna cokelat di samping rumah Alrico. Di depannya tampak seorang bertelanjang dada sedang bicara dengannya. Tangan kanannya terlihat menenteng sehelai kemeja hitam.

Apakah itu saudara sepupunya Alrico? Apakah ia sudah gila berbicara dengan serigala sebesar itu?

Rasa penasaranku muncul dengan apa yang kulihat. Otakku berpikir antara ingin mendatangi rumah Alrico atau melanjutkan usahaku untuk tidur.

Aku memutuskan segera berlari ke arah pintu luar dan menghampiri lelaki bertelanjang dada. Serigala di depannya seketika melangkah mundur saat menyadari kehadiranku.

Apakah perasaanku saja jika hewan besar itu merasa takut melihatku di sini?

"Apa yang kau lakukan di sini?! Kau gila, ya?! Bagaimana bisa kau bicara dengan serigala besar itu?!" sentakku pada sepupu Alrico.

Lelaki yang tengah menenteng kemeja hitam di tangannya tertegun melihatku. Meski wajahnya di luar batas ketampanan, matanya terlihat gelap dan dingin, tertutup oleh sebagian rambut yang seperti tumbuh tak beraturan. Tubuhnya tegap, kekar, dan tinggi.

"Mau apa kau?" tanyanya sambil memicingkan mata, memandangiku.

Seketika aku merasa ia tengah menelanjangiku dengan tatapannya yang mengamatiku dari atas hingga bawah.

"Pakaian dalammu kelihatan," ucapnya acuh tak acuh.

Telingaku sempat mendengar suara menggeram. Namun, aku lebih fokus pada memeriksa apa yang ia maksudkan.

Mulutku ternganga. Rasanya tak percaya pada kebodohan diriku sendiri.

Kenapa aku lupa mengganti gaun malamku?!

Seketika itu kusilangkan kedua tangan menutup bagian dada. "Jangan lihat!"

Dia mencibir. "Terlambat."

Serigala tampak maju mendekati lelaki itu sambil menggeram dan memperlihatkan deretan gigi serta taring yang tajam. Matanya yang hijau tampak berkilauan.

ALRICO - Lucis Series 1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang