1

2.1K 85 8
                                    

Gadis itu kembali memasuki minimarket yang ada di depan universitas nya pada jam yang sama seperti hari biasanya. Menengok ke arah kasir lalu tersenyum lebar kala yang di harapkan berdiri di balik kasir, tersenyum menyapa para pengunjung yang datang bersama nya.

"Hai, Jimin"sapa lelaki itu dengan senyum lebar yang menampilkan gusi nya. Manis sekali.

Tampan - PJM.

"Hai, kak"balas Jimin.
"Sudah selesai kelas?"
"Sudah. Shift kakak sudah selesai?"tanya Jimin sembari
"Sudah"
"Jangan bohong, kak Yoongi baru berangkat 2 jam yang lalu kan?"
"Dari mana kau tau?"
"Tadi aku sudah kemari dan kakak belum ada disini"

Lelaki bernama Yoongi itu melepas rompi kerja nya lalu menghampiri gadis manis di depan nya.

"Mencoba mengetes ku, sayang?"

Jimin terkekeh lalu segera masuk ke dalam pelukan Yoongi.

"Jangan mentang-mentang ini minimarket bibi mu, kakak jadi seenaknya"gerutu Jimin.
"Aku disini hanya membantu selagi menunggu mu pulang"elak Yoongi.
"Tapi tetap di bayar kan?"
"Itu bonus"jawab Yoongi lalu tertawa.
"Menyebalkan dasar"
"Selamat hari jadi yang pertama, sayang"

Jimin melepas pelukannya lalu menatap lelaki di depan nya dengan tatapan tak percaya nya. Tak menyangka jika kekasih nya itu ingat hari jadi mereka.

"Aku ingat"ucap Yoongi seolah mengerti arti tatapan kekasih nya itu.
"Aku sayang sekali pada kakak"seru Jimin seraya memeluk tubuh Yoongi lagi.
"Aku juga sayang Jimin sekali"balas Yoongi sembari mengusap kepala Jimin lembut.

Lama mereka terdiam, menikmati pelukan hangat masing-masing.

"Lalu mana hadiah ku?"tagih Jimin layak nya anak kecil yang meminta permen lengkap dengan kedua tangan yang ia sodorkan ke depan Yoongi.
"Kau ini menggemaskan sekali. Ayo jemput kado mu"Yoongi mengusap kepala Jimin sayang lalu menggenggam jemari mungil itu.
"Jemput? Apa jauh?"tanya Jimin.
"Tidak. Naik sekuter seperti biasa ya?"
"Lagi? Asikkkk!!!!"

Yoongi terkekeh, di saat gadis pada umum nya memilih untuk menaiki mobil, gadis nya itu justru sangat senang jika ia bawa mengelilingi kota menaiki sekuter milik nya.

Maklum saja, bekerja di sebuah agency besar namun ia masih belum di akui. Jadi Yoongi harus berpuas diri dengan sekuter yang ia miliki sekarang sembari terus berusaha menciptakan sebuah mahakarya yang akan di terima perusahaan nya dan di cintai banyak orang nanti.

"Oh? Jimin!"

Jimin yang sudah duduk manis di atas sekuter pun menoleh lalu melambai heboh pada seseorang yang baru saja memanggil nama nya.

"Taehyung!"
"Mau kemana?"tanya Taehyung, ia melambai pada Yoongi setelah dekat.
"Menjemput kado ku, hari ini hari jadi kami yang pertama. Lalu kak Yoongi mau memberikan aku sesuatu"celoteh Jimin dengan wajah menggemaskan nya.

Taehyung tertawa gemas lalu mencubit pipi tembam yang terlihat semakin tembam karna memakai helm itu.

"Hati-hati di jalan ya, pegangan yang kuat"pesan Taehyung.
"Tentu saja"
"Hyung, hati-hati di jalan. Semoga hari kalian menyenangkan"ucap Taehyung sembari menatap Yoongi dengan senyum lebar nya.
"Ya, terima kasih. Kami pergi dulu"
"Ya"
"Bye bye, Tae~"
"Bye, Ji"

Lambaian itu masih terus berada di atas angin hingga sekuter Yoongi benar-benar tak terlihat. Wajah Taehyung yang semula di hiasi senyum lebar kini hanya menyisakan dengusan kecil.

"Keputusan bagus aku melepaskan mu, kan?"gumam Taehyung lalu berjalan memasuki minimarket.
.
.
.
"Ayah, ibu, coba lihat. Kak Yoongi memberi Jimin kalung ini. Bagus tidak?"

Nyonya dan Tuan Park menatap kalung yang sudah melingkar cantik di leher putri mereka, lalu tersenyum sembari mengangguk tanda setuju pada ucapan si manis itu.

"Jangan terlalu sering membelikan barang untuk Jimin, Yoon. Kau juga harus menabung"pesan nyonya Park.
"Iya, bi-"
"Ibu. Sudah berapa kali ibu bilang?"keluh nyonya Park kesal.
"Iya, bi oh bu. Maaf"

Tuan Park tertawa sembari menepuk pundak Yoongi, mengusap nya perlahan seperti ingin berkata namun enggan di ucapkan.

"Kau ini lelaki hebat, pejuang hidup. Seperti ku dulu"ucap tuan Park lalu tersenyum.
"Kak, coba dengar cerita perjuangan hidup ayah. Keren"ujar Jimin sembari melepas tas dan jaket yang ia pakai di depan ayah dan kekasih nya itu.
"Mau kemana, sayang?"tanya Yoongi dan tuan Park bersamaan.

Jimin tertawa geli, tuan Park menoleh pada Yoongi lalu menggeleng sedangkan Yoongi yang bertanya secara spontan itu pun seketika menunduk malu.

"Sayang Jimin ya~"goda Jimin pada ayah dan kekasih nya.
"Jangan di goda, pipi nya sudah semerah tomat"balas tuan Park.
"Jimin mau ganti baju lalu membantu ibu memasak. Kakak makan malam disini saja ya?"

Yoongi hendak menolak namun tuan Park lebih dulu merangkul nya lalu menuntun nya menuju halaman belakang rumah. Kemungkinan nya dua, pertama, Yoongi akan di dongengi perjuangan hidup ayah Jimin atau kedua, Yoongi akan menjadi lawan ayah Jimin bermain catur.

"Bu, kesayangan ku di bawa ayah ke halaman belakang"adu Jimin dengan wajah geli nya.
"Kalau tidak belajar sejarah ya bermain catur seperti biasanya"balas nyonya Park lalu keduanya tertawa.
"Untung sekali kak Yoongi ahli bermain catur"ucap Jimin.
"Itu juga salah satu faktor ayah mu suka padanya"
"Jimin membawa calon suami yang tepat kan, bu?"pamer Jimin.
"Ya, sangat tepat. Senang?"goda nyonya Min gemas.
"Senang sekali!"











TBC

Ketemu sama ai lagi~
Jangan bosen yaaaa
Ini cuma ada sekitar 5 chap jadi ngga lama
Kasih semangat dongg

Mon Choix - YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang