Jimin masih menatap keluar jendela mobil, enggan bersuara atau sekedar menjawab tawaran Taehyung untuk membawa Yoongi juga.
"Ji"
Tak ada jawaban.
"Jiminie"
Masih tak di jawab.
"Park Jimin, aku sedang bicara padamu"suara tegas Taehyung mampu membawa tubuh kecil itu menghadap padanya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tae, kau galak. Aku tidak suka suara mu"ujar Jimin dengan suara bergetar nya.Karna demi apapun, orang tua Jimin tak pernah membentak putri tunggal mereka. Bahkan Yoongi yang sedang marah pun akan memilih memukul paha nya sendiri daripada berteriak pada Jimin.
Sadar dengan kesalahan nya, Taehyung segera menepikan mobil nya lalu mengusap bahu Jimin perlahan.
"Maaf, maaf, aku tidak bermaksud"
"Tadi kak Yoongi yang membuang ku, sekarang kau membentak ku, kalian tidak sayang aku lagi ya? Mau buang aku?"rengek Jimin di sela tangis nya.
"Bukan, bukan begitu. Aduh, maafkan aku ya?"
"Kak Yoongi membuang ku, Tae. Dia menyuruh ku pulang lebih dulu, menyuruh mu menjemput ku tanpa bilang padaku"Taehyung jelas terkejut, dia tidak tau jika Yoongi tak mengatakan apapun tentang perihal menjemput ini pada Jimin.
"Yoongi hyung tidak mau kau kehujanan lalu sakit"
"Sama saja, sekarang aku sudah sakit"balas Jimin sembari mengusap air mata yang terus keluar.
"Niat nya baik, Ji. Dia sayang padamu"
"Jika sayang padaku kenapa tidak mau aku dampingi? Memang nya aku semerepotkan itu? Aku bukan gadis yang hanya ingin bersama nya saat bahagia dan sukses saja. Aku mau mendampingi nya dari bawah, Tae. Aku mau bersama nya"
"Aku paham, tapi Yoongi hyung juga ingin yang terbaik untuk mu. Mungkin sekarang dia sedang menyalahkan dirinya sendiri, dia pasti juga terpaksa melakukan ini"
"Tapi-"
"Tidak ada lelaki yang mau melihat orang tercinta nya menderita, Ji. Yoongi hyung juga begitu"Jimin diam, masih sesenggukan sebenarnya. Ia usap kembali wajah nya dengan sedikit kasar lalu meraih mantel tebal Taehyung yang ada di bangku belakang.
"Aku turun, aku harus menemui rumah ku"ujar Jimin.
"Hah?"
"Iya, kak Yoongi itu rumah ku. Sudah ya, mantel nya ku pinjam. Jangan lupa temui Jinnie eonnie. Dia semakin dekat dengan teman tinggi nya itu. Semoga berhasil. Terima kasih, Tae. Dadah~"Taehyung masih terpaku, kejadian baru saja terasa sangat cepat hingga membuat nya tak mampu merespon apa-apa.
"Ah, tunggu! Seokjin ku!"
Mobil Taehyung segera melaju, tak lama lalu berhenti di depan rumah Seokjin, terlihat si gadis sedang duduk di teras rumah nya dengan buku di tangan.
"Hujan begini kenapa di teras"gerutu Taehyung gemas.
Seokjin menatap mobil hitam itu, tau betul siapa pemilik nya yang malah tak kunjung menampakan dirinya.
"Mungkin tidak ada payung di mob- YA!! JANGAN HUJAN-HUJAN, KIM TAEHYUNG!!"seru Seokjin kala melihat Taehyung berjalan ke arah nya tanpa payung atau jaket.
"Aku datang"ucap Taehyung dengan senyum manis nya.
"Tunggu sebentar, kau basah, bisa demam"
"Jin-ah, ak-"
"Aku ambilkan handuk, mau menunggu disini atau di dalam?"tanya Seokjin tak menggubris Taehyung.
"Disini saja"
"Yasudah, tunggu"Tak butuh waktu lama, gadis Kim itu sudah membawa handuk, dan segelas teh yang masih mengepulkan asap.
"Keringkan rambut mu, minum teh ini, masih hangat. Semoga kau tidak demam"
"Terima kasih"Hening beberapa saat karna Taehyung benar-benar menurut untuk mengeringkan rambut nya.
"Kenapa kemari?"tanya Seokjin.
"Menemui mu tentu saja"
"Apa hari ini pilihan mu aku?"suara Seokjin terdengar datar namun sarat akan luka.
"Jin, dengarkan aku sekarang. Kita perlu bicara, kita perlu selesaikan semua kesalah pahaman ini. Oke?"Seokjin diam saja, hanya menatap Taehyung dengan tatapan tak minat hingga kedua tangan nya di raih, di genggam lalu di usap erat oleh Taehyung.
"Kau bukan pilihan"kata Taehyung dengan nada serius.
"Jadi aku bahkan tidak masuk ke dalam daftar pilihan?"
"Kim Seokjin, dengarkan aku dulu"Seokjin diam, Taehyung merasa jari-jari lentik itu sedikit bergetar setelah suara berat nya ia keluarkan. Oh, apakah ia semenakutkan itu? Tadi Jimin, sekarang Seokjin.
"Maaf"gumam Taehyung lalu mengecup jemari Seokjin.
"Eum"
"Bagaimana bisa kau menjadi sebuah pilihan jika hanya kau satu-satunya kandidat? Jelaskan padaku"Seokjin menatap Taehyung dengan kedua mata melebar.
"Tidak ada selain Kim Seokjin. Tidak ada Jimin, tidak ada Irene, tidak ada Jennie, tid-"
"Stop! Aku tidak meminta mu mengabsen semua perempuan mu, kecuali Jimin ku"seru Seokjin.
"Aku hanya menjelaskan. Hanya ada kau, sejak awal memang kau. Kalau masalah perasaan ku pada Jimin, ayolah itu sudah termakan tahun. Dia sudah seperti saudara ku sekarang. Aku peduli padanya seperti seorang kakak saja. Maaf jika sikapku membuat mu kebingungan, aku hanya tak pintar mengungkapkan. Aku mencintaimu. Aku memilih mu. Sejak awal"Seokjin merasa dada nya berdesir, berdetak kencang dan bahagia memenuhi nya.
"Kenapa menangis? Ayolah, jangan buat aku takut"pinta Taehyung frustasi.
Tak ada sahutan, Seokjin lebih memilih menarik kedua tangan nya dari genggaman Taehyung lalu memberi pelukan hangat pada lelaki di depan nya yang kebasahan itu.
"Mulai sekarang jangan menyimpulkan semuanya sendiri. Bicarakan padaku. Ya? Aku tidak mau kau pergi"bisik Taehyung.
"Ya"
"Be mine, Kim Seokjin?"tanya Taehyung dengan senyum lebar nya.
"Apa masih perlu jawaban?"
"Tentu saja"
"Call!"Tawa Taehyung akhirnya muncul bersamaan dengan kelegaan yang ia rasakan. Akhirnya. Setelah lama melawan ego diri nya sendiri, Taehyung berhasil menang. Dan mendapatkan Seokjin nya.
"Jangan dekat-dekat Jaehwan lagi"pinta Taehyung.
"Kenapa?"
"Aku cemburu"
"Dia temanku"
"Yang pernah jadi mantan kekasih mu"cletuk Taehyung.
"Sok tau, kau termakan gosip. Mana ada aku berkencan dengan Jaehwan, dia bukan tipe ku"
"Kau tidak bohong?"
"Untuk apa aku bohong?"
"Kalau begitu bawa aku setiap kalian bertemu"putus Taehyung.
"Terserah kau saja, terserah kau"Cupp
"Love you, Jin"
Seokjin mematung dalam pelukan kekasih nya itu, dahi nya hangat. Dahi nya di kecup Taehyung. Ulang. DAHI NYA DI KECUP TAEHYUNG. KECUP. KECUP!!!
"Sayang?"panggil Taehyung.
Sayang? Sayang dia bilang!!!!! - KSJ.
"Sayang?"ulang Taehyung.
"Eum?"
"I love you ku bilang. Mana balasan nya?"
"I love you more"balas Seokjin sembari menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Taehyung, malu.END
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Choix - Yoonmin
FantasyDan sekali lagi Yoongi yakin jika pilihan nya tak salah Mon choix : pilihan ku 💜 GS AREA DLDR 😘