[Chapter 3]

20 6 0
                                    

Sesampainya dirumah, mereka langsung mengetuk pintu rumah mereka dengan perlahan.

"Tok..tok..tok..."

Setelah mereka mengetuk pintu rumah ternyata tidak ada jawaban dari dalam rumah mereka, pikiran mereka mulai kemana-mana khawatir terjadi sesuatu pada ibu mereka yang sedang sakit.

"Hmm... ada apa ini? Biasanya ibu menjawabku kalau aku ketok pintunya, tapi kenapa sekarang tidak? Aneh..." ucap Ichiro dalam hatinya.

Ichiro mulai membuka pintu rumahnya dengan kunci rumah yang dibawanya . Ichiro mendorong pintu itu dengan perlahan agar sang ibu tidak terganggu, karena pikir mereka sang ibu mungkin sedang istirahat di kamarnya.

Saat mereka berdua masuk kedalam rumah, keadaan rumah itu sangat hening.

"Sepertinya aku benar kalau ibu sedang tidur, karena suasana di sini terlalu sepi dan hening" ucap Ichiro dalam hati.

Akhirnya Jiro pun memulai pembicaraan agar suasananya tidak terlalu sepi.

"Kak, ayo kita coba lihat ibu di kamar" ajak Jiro.

"Baiklah, ayo kita lihat!" Balas Ichiro sembari meletakkan barang buruan dan tumbuhan obat-obatan di dekat meja ruang tamu.

Lalu mereka mulai berjalan perlahan mendekati kamar ibu mereka. Tiba-tiba saja terdengar suara benturan yang cukup keras.

"Brakkk..."

Sontak mereka terkejut karena suara itu terdengar dari kamar ibu mereka, dengan cepat Ichiro langsung membuka pintu kamar ibunya.

"Ibuu..."

Mereka berdua kaget melihat ibu nya yang jatuh tergeletak di lantai kamar, dengan cepat Ichiro dan Jiro langsung membantu ibunya untuk kembali keatas kasur. Saat ibunya sudah berbaring lagi di atas kasur, Ichiro mulai menanyakan keadaan ibunya.

"Apakah ibu baik-baik saja, kenapa ibu bisa terjatuh dari atas kasur?" Tanya Ichiro

"Tadi ada seseorang yang mengetuk pintu kamar ibu sebelum kalian datang ke kamar ini dan ibu belum mengunci pintu kamar. Tapi saat ibu ingin beranjak dari kasur, tubuh ibu sangat lemas dan itu mengakibatkan ibu terjatuh ke lantai dengan cukup keras" jawab sang ibu.

"Tapi ini aneh, bagaimana orang itu masuk sedangkan pintu masuk rumah terkunci dan bagaimana dia bisa mengetuk pintu kamar ibu tanpa terdengar oleh kita yang sedang di ruang tamu?" Pikiran Ichiro semakin kemana-mana karena merasa ada yang janggal di kejadian itu.

"Tunggu sebentar bu! Aku akan membuatkan obat untuk ibu, agar tubuh ibu merasa lebih baik" ucap Jiro pada ibunya.

"Aku juga akan membuatkan teh hangat untuk ibu, jadi tolong ibu tunggu sebentar" ucap Ichiro tak mau kalah dengan sang adik.

"Baiklah, ibu akan menunggu" balas sang ibu dengan tersenyum.

Setelah mereka sudah tau alasan mengapa ibunya terjatuh, Jiro langsung bergegas membuatkan obat untuk ibunya dari tanaman yang mereka ambil di hutan tadi. Sedangkan Ichiro mulai menyiapkan teh hangat untuk ibunya.

Setelah mereka selesai membuatkan obat dan teh hangat, mereka berdua membawanya ke kamar ibu mereka. Setelah mereka mengantar obat dan teh hangat ke kamar ibu mereka, Ichiro mulai menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

"Baiklah, hari ini kakak yang akan membuat hidangan makan malam dari hasil buruan kita tadi" ucap Ichiro dengan semangat.

"Apa makanan yang akan kakak buat untuk hidangan malam ini? Tanya Jiro.

"Mungkin seperti biasanya saja, karena kakak tidak bisa membuat selain itu hehe..." jawab Ichiro dengan nada malu.

"Baiklah, terserah kakak saja deh..." balas Jiro dengan nada malas.

Sehabis makan malam mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena hari itu merupakan hari yang cukup melelahkan bagi mereka berdua.

Keesokan harinya mereka melakukan perburuan rutin mereka, tapi kali ini ada yang berbeda.

"Jiro!" Panggil Ichiro.

"Ada apa kak?" Tanya Jiro.

"Kakak punya saran nih... bagaimana kalau kita berburu secara bergantian? Hari ini kamu berburu,sedangkan kakak menjaga dan merawat ibu di rumah. Karena menurut kakak kita sudah memiliki kekuatan yang cukup untuk menjaga diri dari hewan buas" ucap Ichiro.

"Hmm... cukup efektif sih... baiklah, kalau begitu aku berangkat berburu dulu" balas Jiro.

"Hati-hati di jalan ya!" Seru Ichiro sembari melambaikan tangan kepada adiknya.

Akhirnya Jiro mulai berangkat untuk berburu, sedangkan Ichiro merawat ibunya yang sedang sakit dirumah.

Diperjalanan saat Jiro sedang mencari mangsa untuk diburu, Jiro sadar ada seseorang yang dari tadi mengikutinya di belakang. Akhirnya Jiro berhenti berjalan dan menengok kebelakang, ternyata orang itu mengenakan jubah hitam bertudung.

"Siapa orang itu? Kenapa dia mengikutiku? Dia terlihat mencurigakan, sepertinya aku harus waspada dengan orang itu" ucap Jiro dalam hatinya dengan raut wajah mulai panik sembari menatap orang tersebut.

Orang itu terlihat mencurigakan karena setengah wajah nya tertutup tudung, yang terlihat hanya hidung dan mulutnya. Jiro memperhatikan orang itu terus-menerus, tiba-tiba dia menghilang saat sedang dilihat Jiro.

Jiro mulai merasa tidak aman karena sebelum orang itu hilang, orang itu menyeringai kepadanya.

"Sepertinya ini mulai bahaya, aku harus cepat-cepat pergi dari tempat ini" ucap ichiro dalam hatinya dengan raut wajah ketakutan.

Jiro langsung mengalihkan pandangan dari tempat tadi dan langsung bergegas pergi dari tempat itu.

Saat dia sedang berlari tiba tiba orang tadi muncul lagi, tetapi kali ini bukan dibelakang nya. Kali ini orang itu muncul tepat di depannya.

"Orang ini lagi? Apakah dia bisa berpindah tempat?" Ucap Jiro dengan pelan agar orang tersebut tidak mendengarnya.

Akhirnya Jiro memberanikan diri untuk bertanya kepada orang tersebut.

"Siapa kau? Mengapa dari tadi kau mengikutiku terus? Ada urusan apa denganku?" Tanya Jiro dengan nada kesal.

Orang itu tidak menjawab, malah sekarang orang itu membuka tudung yang menutupi setengah wajahnya itu. Setelah tudung nya dibuka, ternyata dia adalah seorang wanita.

Sehabis tudungnya dibuka, wanita itu menjawab pertanyaan yang tadi ditanyakan oleh Jiro.

"Kau tidak perlu tau siapa aku, yang pasti aku adalah seseorang dari organisasi Kuroi Kiri dan tugasku disini adalah menyampaikan sesuatu padamu. Yaitu tentang bagaimana cara meningkatkan kekuatanmu dengan cepat, apakah kau tertarik?" Ucap wanita itu.

"Cih, sepertinya jika aku menolak dia tetap akan memaksaku, walaupun sebenarnya aku juga menginginkannya. Baiklah, untuk kali ini saja aku mendengarkan permintaanya" ucap Jiro dalam hati.

"Baiklah, bagaimana caranya?" Tanya Jiro.

"Caranya cukup mudah, kau hanya perlu......" bisik wanita itu pada Jiro.

Ternyata wanita itu hanya ingin memberi tahu cara menggunakan dan meningkatkan kekuatan yang diperoleh Jiro. Jiro pun hanya mengikuti perkataan wanita tersebut, karena Jiro merasa belum cukup kuat untuk melawan wanita tersebut dan sebenarnya Jiro juga menginginkan kekuatannya meningkat. Tetapi cara ini terbilang cukup tidak masuk akal karena beresiko sangat tinggi.

Sebenarnya bagaimanakah cara untuk memperkuat kekuatan Jiro yang diberitahukan oleh wanita itu?

Simak kelanjutan ceritanya di chapter selanjutnya!

BALANCE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang