Suara bising yang dihasilkan oleh motor yang sedang dipanaskan berdengung memenuhi seluruh penjuru ruangan yang tidak bersekat itu dan suara alat-alat perbengkelan yang saling bersentuhan itu pun menjadi backsound Satria yang kini sedang asik bermain game di ponsel pintarnya.
"Asuuu! Kena headshot, bangsat! Goblok banget asli!" Sumpah serapah yang dia keluarkan untuk dirinya sendiri membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.
"Ngegame mulu, tuh udah beres ganti oli motor lu." seseorang bernama Alex tiba-tiba menepuk pundak Satria pelan. Membuat Satria mendongak melihat si lawan bicara.
"Oh, udah, lex? Thanks, ya." Satria pun beranjak dari duduknya, menepuk pundak Alex pelan, dan berjalan meninggalkannya menuju kasir untuk membayar tagihan.
"Hai, Jennie!" terdengar suara seorang kasir yang memanggil seorang gadis yang tadinya berjalan dibelakang Satria lalu berjalan mendahului Satria menuju kasir terlebih dahulu begitu saja.
Tentu saja mata Satria tertuju pada sosok gadis yang dipanggil itu.
Aromanya harum tepat saat gadis itu berjalan melaluinya.
"Hey, ini ya kuncinya, gue tinggal dulu ke cafe depan. Haus." gadis itu mengibaskan tangannya ke wajahnya menandakan bahwa udara Jakarta hari ini cukup membuatnya gerah.
"Oke siap, cantik!" jawab kasir itu sambil mengambil alih kunci mobil yang Jennie berikan.
Ketika gadis itu menoleh dan pergi dari sana, Satria menyadari suatu hal yang terjadi tempo hari dan membuatnya jengkel. Iya, itu adalah gadis yang sama yang dia temui saat kebetulan mengantar Bella ke lokasi pemotretan dan sialnya gadis itu mengira dirinya adalah seorang supir barunya Bella. Sungguh menyedihkan mengingat wajah Satria tidak seharusnya dikira supir.
Bengkel yang dikunjungi Satria di daerah Jakarta Pusat itu memang terkenal dengan kelengkapan segala macam onderdil dan juga pelayanan yang sangat bagus, bengkel mobil dan motor yang dijadikan satu, jadi tidak heran jika Satria bertemu dengan gadis itu lagi, padahal bawaannya mobil bukan motor gagah seperti dirinya.
Satria bergegas menghampiri kasir itu setelah gadis yang diketahuinya bernama Jennie itu pergi, segera membayar semua tagihan, tapi dia tidak langsung pulang justru dia berniat menyusul gadis tadi. Entah apa yang akan dia lakukan.
"Gua nitip motor disini dulu sebentar, boleh nggak?"
"Lah? Mau kemana, bay? Katanya buru-buru tadi?" tanya kasir itu penasaran. Sudah cukup sering Satria mempercayakan motornya jika terjadi apa-apa ke bengkel ini, tidak heran jika kasir bahkan tukang parkir pun menghafalnya. Mereka semua sudah seperti teman bagi Satria.
"Ada urusan, sebentar doang kok."
Satria tidak menghiraukan wajah bingung mbak-mbak kasir itu lalu meninggalkannya begitu saja.
Langkahnya ia percepat menuju cafe yang baru saja dimasuki gadis bernama Jennie itu.
Jennie terlihat memilih tempat duduk di pojok ruangan dengan suasana yang cukup sepi setelah memesan pesanannya di kasir lalu mengeluarkan buku dan laptop dari dalam tas yang ia bawa.
Mau mengerjakan tugas rupanya. Jelas saja, cafe yang berada tepat di depan bengkel ini dilengkapi dengan fasilitas wifi, suasana yang cozy, dan menu-menu yang kekinian.
Selagi menunggu mobil atau motornya dirawat di bengkel itu, pemiliknya bisa menunggu sambil menikmati fasilitas yang dimiliki cafe itu agar tidak merasa bosan.
Satria menuju kasir dan tanpa basa-basi menanyai pegawai di sana, "Misi mbak, cewek yang disana-" belum juga pertanyaan selesai ia ucapkan sambil melihat ke arah pojok ruangan tersebut yang cukup jauh dengan posisinya sekarang, tempat yang dipilih Jennie untuk menikmati waktu menunggu mobilnya selesai di servis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grape Your Heart | TAENNIE
FanficSatria tidak pernah mempermasalahkan status kesendiriannya sejak berpisah dengan Bela, toh, satu circlenya banyak yang jomblo bahkan lebih parah darinya. Tapi entah kenapa orang-orang di sekitarnya terutama mamanya sangat suka menjodoh-jodohkannya...