iii - dikira supir

856 187 19
                                    

Hari ini cukup membuat Satria lelah dan penat, tugas-tugas kuliah yang wajib dia selesaikan di semester ini demi mengambil skripsi di semester depan, dia selesaikan satu persatu meski belum terselesaikan semuanya tapi rasanya kepalanya sudah mau pecah.

Hanya ber-hibernasi sepanjang hari di rumah yang dia bayangkan sedari tadi di dalam kepalanya.

Tiba-tiba suara ponselnya merusak imajinasinya yang indah itu.

Membaca nama yang tertera di layar ponselnya berhasil membuatnya mengumpat.

"Anjir lupa!"

Satria buru-buru menggeser tombol hijau pada layar dan menempelkan benda persegi panjang itu pada telinganya.

"Iya, tuy. Waalaikum salam. Iya-iya gua inget kok, ini baru kelar kelas, iya gua kesana sekarang."

Kemarin dia terlanjur berjanji akan membantu sepupunya itu untuk mengantarkan calon istrinya melakukan kegiatan rutinnya yaitu pemotretan. Biasanya yang akan direpotkan seperti ini pasti Ghifari, yang status-nya adalah sepupu mantan kekasihnya itu tapi hari ini Ghifari berkilah tidak bisa mengantar karena ada acara, katanya.

Halah! Pasti alasan.




🍇





Sebagai model, Bela memang mempunyai jadwal terbang yang sangat padat. Banyak brand fashion lokal yang menggaetnya sebagai brand ambassador. Walaupun hanya berseliweran di timeline Instagram alias menjadi selebgram tapi jadwal pemotretannya sudah bisa menyaingi model-model kelas atas. Itu juga yang membuat Fatur tidak bisa menjadi tunangan yang selalu siap siaga, karena jadwal mereka yang selalu bertabrakan.

Untung saja hari ini dia membawa mobil, atas perintah mamanya yang baru saja mendengar berita di televisi bahwa hari ini sebagian besar Jakarta akan diguyur hujan. Otomatis Satria hanya menurut. Sejatinya Satria adalah anak yang penurut walaupun tontonannya suka nggak bener.

Satria mulai melajukan mobilnya menuju rumah Bela untuk menjemput gadis itu. Belum juga Satria sampai tepat di depan rumah Bela, dari kejauhan sudah terlihat Bela yang sedang menunggunya dengan gusar. Terlihat jelas di wajahnya, dia sedang gelisah sambil melihat ke arah jam tangannya berkali-kali.

"Bel? Lama ya? Sorry ya..baru selesai kelas tadi." ucap Satria dari dalam mobil tanpa turun dari mobilnya. Ketika mobilnya sudah berhenti tepat di depan Bela.

"Nggak pa-pa, Tria, gue kira lu lupa. Mana nggak dibolehin naik takol sama mas Fatur." Bela ngedumel, karena sifat protectif tunangannya itu.

"Iya, gua tadi emang hampir lupa. Sorry ya, Bel." jawabnya jujur, toh Bela juga tidak akan marah.

"Hampir lupa? Udah punya gebetan baru nih?" Bela tersenyum jahil pada Satria.

"Oh-h nggak kok belum, yaudah ini mau di anter kemana jadinya?" Satria dengan sigap mengalihkan pembicaraan yang membuatnya salah tingkah itu. Mana mungkin dia punya gebetan? Kalau punya, pasti akan menolak permintaan sepupunya untuk mengantar Bela, ya kan?

"Ke Alam Sutera ya, Tria."

"Oke, gua ambil jalan pintas deh biar lu ngga telat."

"Thank you, Tria."

Satria tersenyum dan mengangguk.





🍇





Saking banyaknya mobil yang memenuhi parkiran tempat pemotretan itu, Satria mau tidak mau harus memarkirkan mobilnya agak jauh dari lokasi pemotretan.

Grape Your Heart | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang