Deru suara motor gagah Satria menyeruak di sepanjang jalan. Mengiringi perjalanannya memasuki komplek rumah mewah di daerah Pondok Indah. Di situlah rumahnya berada. Satria adalah anak tunggal dari sepasang orang tua yang serba berkecukupan. Semuanya akan tersedia bahkan jika keinginan itu masih di batin saja.
Tapi itu semua tidak pernah membuat dirinya menjadi angkuh atau sombong, dia terkenal sangat supel di kalangan teman-teman kampusnya, bahkan dia juga tergabung dalam band paling hits-nya kampus Trisakti. Band yang paling banyak di sukai gadis-gadis dari hampir seluruh fakultas Usakti. Siapa sih yang nggak kepincut, orang isinya aja macem Abay, Bimbim, Ijong, sama Ojan. Sekumpulan pemuda pecinta musik yang wajahnya tidak bisa diremehkan. Semuanya punya sesuatu yang bisa menarik hati wanita selain wajah mereka.
Siang itu selesai menjalankan amanat dari sang Nyonya besar, Satria langsung bergegas pulang apalagi setelah ia mendengar bahwa sahabat sehidup sematinya, Bima sudah menunggunya di rumah. Entah ada angin apa, biasanya jika Satria merasa lelah dan sangat ingin tidur, siapapun yang berpotensi untuk mengganggu acara istirahatnya pasti tidak akan dihiraukan sama sekali, tapi hari ini rasanya Satria sangat ingin cepat-cepat bertemu dengan sahabat perbokepannya itu. Oops! Laki-laki normal mana yang tidak pernah menontonnya? Bahkan Satria dan Bima tidak luput dari itu semua.
Sesampainya Satria di depan rumahnya. Dia berharap ada motor N-max andalan Bima terparkir rapi di sana. Tapi apa yang dia dapat, justru mobil berjenis City Car merah yang tidak ia kenal status kepemilikannya.
Seperti biasa, setelah Satria memarkirkan jagoannya lalu melepas helm full facenya, ia langsung bergegas membawanya masuk ke dalam rumah.
Mendapati sang nyonya besar yang seketika berdiri dari duduknya lalu tersenyum ke arah Satria, menyambutnya pun dengan sangat ramah. Zahra, mamanya itu sedang menemui dua orang tamu. Yang satu, wanita yang sekiranya seumuran dengan mamanya itu dan yang kedua, seorang gadis muda yang mungkin seumuran dengannya.
"Nah ini anakku udah pulang, Satria sini nak-" ucap mamanya sambil menghampiri Satria dan mengamit lengan Satria. Dengan senyum sumringah di wajah cantik mama Zahra, ia berjalan menghampiri teman semasa kecilnya dan anaknya yang sedang duduk di sampingnya.
Satria dengan tampang polosnya hanya manut dan berjalan mengikuti mamanya yang akhirnya menghentikan langkahnya di depan teman mama dan anaknya itu.
"Satria, kenalin ini temen sekolah mama sama anaknya, namanya Annisa."
Satria reflek mengangguk dan tersenyum seadanya, lalu bersalaman juga dengan gadis bernama Annisa itu.
"Annisa."
"Satria."
Selesai itu, Satria langsung minta izin pamit untuk membersihkan diri. Karena tubuhnya yang terasa sangat lengket dan bau matahari.
"Ma, Satria masuk dulu ya. Mau mandi."
"Yaudah, tapi nanti kesini lagi habis mandi ya?" Pinta Zahra dengan suara yang sangat lembut, berharap anaknya akan mendengarkan dan mematuhinya.
"Satria ada tugas belum selesai, ma. Dikumpulin besok. Maaf ya ma." bohong Satria. Entah kenapa ia sudah hafal kebiasaan mamanya jika sudah mulai mengenal-ngenalkannya dengan anak gadis dari teman-temannya itu.
Iya, bukan cuma sekali-dua kali saja Satria dikenalkan dengan anak gadis dari teman-teman mamanya. Di awal, mereka akan mengaku tidak punya kekasih tapi setelah jalan, nonton, makan, semuanya akan terungkap. Mereka sudah ada yang punya.
Satria tau betul bagaimana keadaannya sekarang, jomblo. Tapi ia sama sekali bukan tipe orang yang gemar merusak hubungan orang lain. Kecuali gadis itu sendiri yang lebih memilihnya daripada kekasih mereka. Iya, emang sih selama ini gadis-gadis itu pasti akan lebih memilih Satria yang lebih tampan, mapan, dan mempesona itu. Tapi Satria sampai detik inipun belum bisa menjatuhkan hatinya lagi kepada gadis yang menurutnya spesial. Bella yang terakhir. Belum ada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grape Your Heart | TAENNIE
Fiksi PenggemarSatria tidak pernah mempermasalahkan status kesendiriannya sejak berpisah dengan Bela, toh, satu circlenya banyak yang jomblo bahkan lebih parah darinya. Tapi entah kenapa orang-orang di sekitarnya terutama mamanya sangat suka menjodoh-jodohkannya...