Mungkin sekitar lima belas menit yang lalu, Bobby masih seperti orang asing karena tidak tau apapun yang terjadi.
Namun sekarang tidak lagi.
Gadis bernama Kim Jisoo itu memiliki mulut besar. Dalam artian cerewet. Gadis itu bisa berbicara selama seharian penuh tanpa merasa haus sedikitpun. Bobby sih tidak masalah kalau Jisoonya seret atau gimana, tapi yang dia jadiin masalah itu kadar pendengarannya jadi berkurang. Panas kuping dia denger Jisoo ngomong kayak ngerap.
Berbagai topik udah di bahas sama gadis itu. dari mulai topik sehari yang lalu, seminggu yang lalu, bahkan sebulan yang lalu pun gadis itu masih ingat. Trus topik berlanjut sampai gossip tentang artis yang lagi panjat sosial sampai kucing disekolah yang tiba-tiba beranak lima.
Bobby kira gadis itu akan berhenti berbicara ketika mereka memasuki kelas.
Nyatanya tidak.
Dia masih ngoceh.
"Bukannya sok tau atau gimana ya Bob. Lo tau gak sih kalau Pak Garry itu aneh? Masa kemaren gue ciduk dia di ruang olahraga lagi nangis nonton drakor --- Gue juga nangis sih pas nonton Moon Lovers – ah tapi, Pak Garry kan badannya keker, kalo dipukul sama kayu juga kayunya yang bakal patah" oceh Jisoo yang ternyata duduk disebelah Bobby.
Bobby menghela nafas kesal. Baru kali ini dia lebih memilih mantengin materi lewat video yang diputar pada monitor didepannya dari pada mengobrol dengan orang lain. Bobby bahkan belum sempat menjawab, namun gadis itu sudah mengoceh lagi.
"Atau mungkin ternyata Pak Garry itu badan security hati Hello Kitty? Lucu juga ya, gue kira enggak ada orang kayak gitu. Tapi aneh banget gue ngeliatnya, astaga, gara-gara itu gue jadi takut buat keruang olahraga. Bukan takut yang gimana-gimana, takut aja gangguin Pak Garry lagi mendalami filmnya. Tapi ini gue serius. Abis ngeliat Pak Garry kayak gitu, gue langsung demam anjir. Lo inget kan tiga hari lalu gue enggak masuk? Itu tuh! Gara-gara liat Pak Garry nangis"
Bobby hanya berdeham dan mengangguk-angguk mengacuhkan ocehan Jisoo. Ruangan kelas sepi, tidak seperti semasa kelas sebelas dulu. Mungkin karena pada tobat. Fokus murid hanya tertuju pada layar monitor yang menjelaskan materi pelajaran, sebagian ada yang menulis, dan sebagian hanya merekan ulang untuk menontonnya lain kali, karena mereka tertidur. Tidak ada guru yang berjaga dikelas membuat murid lebih bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Tapi sekali lagi, ini kelas dua belas, sudah banyak yang tobat. Bahkan Hanbin yang biang rusuh pun ikut tobat dengan hanya tidur tanoa membuat keributan.
Kelasnya yang sekarang tidak seperti kelasnya yang dulu dikarenakan system acak murid yang membuat sebagian teman sekelasnya memencar ke kelas lain. Hanya ada Hanbin, Jennie, Jinan, Lisa, dan Rose yang merupakan teman sekelasnya dahulu.
"Pas gue enggak masuk lo kok enggak nyariin gue? Temen bukan sih lu?! Ampas banget jadi orang. Harusnya lo bawain gue martabak Bob, kasian orang sakit gabisa pergi beli martabak sendirian. Gue chat juga bukannya dibales malah di read doang, dikira gue wartakota apa anjer. Sok ganteng lu. Masih sukur ada cecan mau ngechat lu" oceh Jisoo seraya menoel-noel bahu Bobby membuat lelaki itu mendengus kesal.
"Bacot" ujarnya dengan suara yang agak naik membuat Jisoo bungkam.
Bobby kira, gadis itu benar-benar akan diam.
Nyatanya tidak.
"Yeh! Malah galakan babu!" celetuk Jisoo memutar bola matanya malas.
Yaallah. Bobby pengen pensiun jadi orang ganteng.
"Lagian nih ya Bob. Lo harusnya bersyukur punya temen kayak gue, lo bisa latihan cara memperlakukan pacar yang baik dan benar semisalnya lo punya pacar, biar gak malu-mal-----"
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEP (Bobsoo)
FanfictionOrang-orang memulai hidupnya ketika mereka membuka mata. Namun, Bobby sebaliknya.