10

506 88 12
                                    

Are you really alive or are you just waiting to die?

Useful Jenkins – Waitin' to Die

***

Lisa tidak tau apa yang terjadi sekarang. Dirinya berada diruangan serba putih dengan tangan yang terikat di tembok. Gadis itu meringis ketika menggerakan tangannya, pergelangan tangannya memar sampai menampilkan warna ungu disana. Dia menoleh keseliling, tidak ada apapun diruangan ini, semuanya berwarna putih, bahkan tidak ada pintu disana. Dia terkurung dalam sebuah ruangan tanpa ada jalan keluar.

"Hey Lisa"

Lisa tersentak karena mendengar suara yang familiar.

"J?"

"You can hear me right?" sahut suara itu lagi membuat Lisa menyapu sekeliling lagi.

Namun nihil, dia benar-benar seorang diri disini. Tapi yang berada difikiran gadis itu adalah fakta bahwa Jennie masih disini.

Jennie masih hidup.

"Jen? Jennie? Lo dimana Jen?!" teriaknya dengan suara serak, lebih terdengar seperti meronta.

"Why are you looking for me? Lo lupa? You kill me with both of your hands"

Jawaban itu membuat Lisa tersadar kalau Jennie benar-benar sudah mati.

Dia membunuhnya dengan kedua tangannya sendiri.

Tawa sumbang mengudara di ruangan putih itu "Seru kan? Gimana rasanya pertama kali ngebunuh?"

Ini bukan Jennie. Jennie tidak pernah berbicara seperti itu kepadanya, Jennie tidak pernah sejahat itu. Mungkin. Mungkin saja ini benar Jennie, ini Jennie setelah Lisa membunuhnya.

Lisa takut, dia merapatkan tubuhnya pada tembok. Seluruh badannya bergetar hebat, keringat dingin bercucuran di keningnya, dia sangat takut. Dia sedang bermimpi, pasi dia sedang bermimpi. Ini mimpi terburuk yang pernah dia alami dalam hidupnya.

"Gue cuma enggak nyangka aja kalau temen gue satu-satunya adalah orang yang ngebelah badan gue jadi dua. Kalo aja lo enggak ninggalin gue pas di aula, mungkin sampe sekarang gue masih hidup. Mungkin gue enggak berakhir jadi monster dan akhirnya lo bun---"

"BERISIK! BERISIK!" teriak Lisa menundukkan kepalanya, dia tidak ingin mendengar apapun.

"Heee? Lo enggak boleh kasar sama korban yang mulutnya udah lo tutup selamanya. Seenggaknya lo harus dengerin semua ocehan gue sekarang. Lo cuma bisa denger suara gue sekarang loh, enggak ada kesempatan kedua"

"BERISIK! LO BUKAN JENNIE, JENNIE ENGGAK PERNAH JADI MONSTER!"

Lisa banyak bergerak menimbulkan pergelangan tangan yang tadinya berwarna ungu berubah menjadi hitam. Tangannya mati rasa, namun dia bisa merasakan telapak tangannya menjadi sangat dingin.

"It's me, J. You gave me that name remember? But Lis, to be honest, I hate that name because you the person who gave that stupid name"

"I never like you. Semua orang nganggep gue itu cuma bayangan lo. Lo pikir gue enggak muak denger komentar orang? 'Jennie siapa? Oh, yang sering berdua Lisa itu ya', 'Hah? Jennie yang mana? Temen Lisa?' 'Oh gue baru tau kalau nama dia Jennie, gue taunya cuma temennya Lisa' I hate that"

"Sorry..." cicitnya dengan gigi yang bergemeletuk takut.

"Hahaha konyol banget gue jelasin panjang lebar, toh lo enggak pernah ngerasain kayak gitu. Semua ini karna sinar lo terlalu terang, gue cuma bisa jadi bayangan"

"I'm Sorry J" gumamnya lagi.

Dan tawa kembali mengudara diruangan kecil itu.

"Kenapa minta maaf? Semua ini memang salah lo, tapi maaf lo enggak bakal bikin gue hidup lagi Lisa. Lagipula, semua orang bakal mati, tapi enggak semuanya hidup juga sih"

SLEEP (Bobsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang