Ini hatiku, ini darahku, aku akan memberikanmu semuanya
Epik High - Bleed
***
Star'20
Lisa : Ada yang masih hidup?
Kira-kira begitu kalimat yang dikirim oleh Hanbin sekitar sepuluh menit yang lalu lewat ponsel Lisa. Mereka berempat duduk mengelilingi ponsel itu, satu-satunya harapan mereka bertahan hidup. Namun sialnya, angka baterai yang terpampang disana lama kelamaan menyusut, saat ini mereka sedang berada diangka 7%. Bersamaan dengan menyusutnya angka itu, menyusut pula rasa percaya diri mereka.
Hanbin sudah berusaha mencari informasi-informasi yang setidaknya berguna di Internet, namun yang ditemukannya malah sekumpulan orang bodoh yang hanya mencari views dan akhirnya mati terbunuh karena menyerahkan dirinya pada monster-monster disana.
Seriusan, berita-berita yang muncul juga hanya sebatas keberadaan monster yang tiba-tiba menyerang. Tidak ada yang membahas bagaimana cara menghabisi monster-monster itu.
"Ini enggak ngebantu sih, cuma mau bilangin aja. Hp gue batrenya bocor, kemungkinan besar bakal mati pas di 3%".
Makasih loh Lisa, seketika semuanya lemes.
"Ada atau enggak adanya informasi, kita harus cabut dari sini" ujar Hanbin membuat seluruh perhatian menuju lelaki itu "Well, gue enggak mau mati tanpa berjuang sedikit pun" lanjutnya.
"Idih dangdut bener" celetuk Bobby mendelik sambil menampilkan wajah ngeselin dan tentunya disusul dengusan kesal dua gadis yang sedari tadi menyimak.
"Bob. Sini deh gue bisikin" ujar Lisa seraya menyuruh Bobby mendekat kepadanya.
Kemudian berbisik.
"Bangsaaattt~~"
Dan diakhiri dengan jitakkan dikepala Bobby membuat Jisoo dan Hanbin terkekeh melihatnya.
"Makanya kalo sarapan tuh makan nasi, jangan kebodohan"
Bobby mendengus sambil mendelik kesal kearah gadis berponi itu, dia menyenderkan badannya ke tembok "Kalo kita pergi, mau cabut kemana? Lo -- kalian tau tempat aman selain disini?" tanyanya.
Mereka semua mendadak terdiam. Kalau dipikir-pikir, semua tempat bisa dibilang tidak aman, bahkan tempat yang sekarang mereka tinggali pun juga tidak aman. Memang, pada akhirnya mereka Cuma punya dua pilihan.
Yang pertama, mati.
Yang kedua, mati secara terhormat.
Dua-duanya enggak bagus, karna ujung-ujungnya mereka mati.
Sejujurnya, Bobby tuh pernah berkhayal kalau dia bakalan berada di situasi kayak gini. Jangan mikir aneh-aneh. Bobby mikir gitu karna semua game yang Bobby mainin, ya, suasananya kayak gini. Entah zombie, monster, virus, wabah, gitu-gitu deh. Tapi sekarang Bobby nyadar kalau pemikirannya itu bego banget. Masalahnya, Bobby itu enggak jago berantem – dia Cuma jago berantem di game, dan Bobby enggak punya senjata buat ngelawan monster-monster itu. Kalau disimpulkan, Bobby Cuma cari mati.
"Rose, Mino, Yuju, June, Xiumin, Irene, Yena. Mereka masih hidup" celetuk Lisa yang matanya terfokus pada layar ponselnya membuat Hanbin langsung mengambil alih ponsel dari tangan gadis itu.
Rose : Gue, June, Yuju, Irene, Yena, Mino, sama Xiu masih hidup.
Lisa : Kalian dimana?
Itu yang ditanyakan Hanbin. Untungnya respon yang diberikan Rose sangat cepat.
Rose : Supermarket sebrang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEP (Bobsoo)
FanfictionOrang-orang memulai hidupnya ketika mereka membuka mata. Namun, Bobby sebaliknya.